0.1 kang min hee

1.1K 60 0
                                    

"Iya ma, mungkin adek pulangnya agak maleman. Soalnya pengen mampir ke kebun binatang,"

Kamu sesekali menatap Minhee yang lagi fokus nyetir mobilnya, "Iya mama sayang~ Iya ini sama Minhee kok. Mama mau nitip apa? Sup iga? Oke."

"Gimana?" Minhee natap kamu lampu merah jalanan menyala.

Kamu nyender sambil natap Minhee balik, "Gimana apanya? Kan kamu denger sendiri mama ngomong apa. Lagian ya, kamu ngapain coba mendadak pengen ke kebun binatang? Maksudnya kenapa gak direncanain lebih awal, jangan mendadak gitu."

Minhee kelewat gemes ngeliat kamu yang lucu akhirnya nyubit pipimu kuat banget, bikin kamu harus mukul-mukul dia supaya dilepas.

"Ih Minhee! Sakit tau! Sana sana!" Kamu dorong-dorong lengan Minhee yang sebenernya sia-sia, soalnya tangan Minhee panjang banget.

Begitu lampu merah nyala, Minhee genggam tanganmu sambil tetep fokus nyetir, "Aku sengaja, pengen bareng kamu lebih lama di hari spesial ini."

Kamu nyebik kesal, "Ya tapi jangan mendadak ke kebun binatang dong. Kita belum prepare apa-apa, kan perjalanannya jauh. Harusnya kamu planning dari semalam, biar-"

"Heh cerewet banget sayangku ini. Udah diem,"

Kamu menyebik kesal.

Selesai dari kebun binatang, awalnya kalian memang berniat untuk pulang setelah makan malam dan membeli titipan sup iga mamamu. Tapi, Minhee malah ingin mengajakmu ke pantai.

Kamu yang sibuk ngeliat item di aplikasi belanja online di hp pun refleks noleh ke dia, "Hah? Sekarang?!"

Minhee mengangguk polos, "Coba liat ke langit deh, banyak bintang-bintang malam ini. Mampir sebentar ya ke pantai."

"Tapi ini jam 8 malam, Hee. 8 MALAM."

"Ya gak papa, malah sejuk kan malam malam gini udaranya.

Kamu memegang kening Minhee, mastiin apa si rebahan ini benar-benar sakit apa gak, "Sejuk darimana sih, Hee? Kamu tuh jangan ngada-ngada, ya. Ke pantai jam segini bikin kamu masuk angin. Kamu mau ngapain, sih?"

Oke, omelanmu gak mempan untuk Minhee. Finalnya ya kalian di tepi pantai malam ini. Memang udaranya dingin banget, tapi karna keindahan langit malam ini begitu mempesona, kamu jadi sempet lupa.

"Cantik banget.." gumammu sambil menatap satu persatu bintang yang bersinar di langit malam itu.

Minhee tadi pergi sebentar untuk ngambil hp nya yang ketinggalan di mobil, makanya kamu sendirian.

Selagi kamu terus mengagumi keindahan langit, kamu gak sadar kalo Minhee udah diem-diem fotoin kamu, "Cantiknya siapa sih ini,"

Kamu noleh dan merengut kesal, "Kok difoto sih, Hee? Jelek~"

"Bintang itu cantik dan gemerlapan, dia narik perhatian semua orang di dunia ini. Semua orang ingin memiliki bintang cantik itu. Tapi kamu, cantik dan gemerlapan, narik perhatian semua orang dan aku yang berhasil memiliki kamu," Minhee mendekatimu yang udah blushing.

"Minhee buaya darat."

"Kok disamain sama buaya, sih?"

"Biarin,"

Minhee membawamu ke pelukan yang dilapisi mantel besarnya, "Cantik kan langitnya?"

Kamu ngangguk di dalam pelukan Minhee.

"Kayak kamu."

"Minhee apaan sih.."

Minhee melepaskan pelukan dan ketawa kecil melihatmu, "Eh pipinya merah tuh.. Udah kayak tomat panggang hahaha.."

Kamu menutup pipimu dengan kedua tanganmu, "Udaranya dingin tau, Hee."

"Kan udah dipeluk tadi, masa masih semerah itu pipinya? Eh eh makin merah tuh,"

Kamu mukul Minhee dan berpaling darinya, "Diem, kamu nyebelin."

Minhee meraih pinggangmu dan menurunkan tanganmu yang masih memegang pipi, "Udah dong jangan malu-malu. Kita udah 4 tahun bareng terus masa kamu masi malu sama aku."

"Makanya gak usah gombal gombal. Dasar raja gombal,"

"Aku gak gombal, sayang."

"Terus apa? Baca mantra?"

Minhee tersenyum kecil menanggapimu, "Gak kerasa ya? Ini udah jadi tahun keempat kita sebagai pasangan. Sampai saat ini aku gak pernah lupa bersyukur karena kamu. Kamu yang ternyata mampu bertahan sama sifat aku yang nyeleneh, random, aneh dan sebagainya. Aku bersyukur bisa mencintai dan dicintai oleh orang yang luar biasa kaya kamu. Masih banyak yang perlu aku syukuri dari kamu. Aku harap hubungan kita gak berhenti di tengah jalan, tapi berhenti saat takdir benar-benar memisahkan. Sayang, aku harap kita kedepannya tetap sama-sama dan sukses bareng. Happy anniversary, babe."

Dia nyium kening kamu lama banget, sampe kamu bisa ngerasain pipimu basah karna tetesan air mata Minhee, "Hee, kamu nangis?"

Minhee menggeleng pelan dan menghapus air matanya sebelum kamu sempat liat, "Kena pasir, sayang. Perih nih mataku,"

Kamu menangkup pipi Minhee dan memerhatikan matanya yang memerah, "Kamu nangis kenapa?"

"Because i love u,"

"Jangan bercanda. Kenapa?"

Minhee sempat berpikir, "Karna orang sesempurna kamu malah dipasangkan sama aku."

Kemudian kamu jitak kepala Minhee keras banget sampe dia kesakitan, "Bicara gak usah ngelantur."

"Sakit loh, sayang."

"Udah ayo pulang. Masuk angin yang ada kalo lama-lama disini. Pokoknya kalo kamu sampe sakit, jangan cari aku. Aku gak mau tau,"

"Sayang, tungguin~"

x1 imagineWhere stories live. Discover now