BAB 4 : Kejujuran Hati

Start from the beginning
                                    

Pelukan mas Ferdi semakin hangat, setelah semua ucapan nya tidak ada yang ku jawab. Dia memilih untuk diam dan menemaniku menangis. Mengusap lembut punggungku yang juga semakin menghangat. Hingga waktu terus bergulir.

***

-Adam POV-

Lazuar Hotel, Sabtu pukul 19.35 WIB

Aku melihatnya lagi. Dengan balutan gaun berwarna abu-abu dan hitam. Lipstik dibibirnya berwarna merah merekah. Terlihat berani dan tangguh. Dia bergerak dengan anggun dan penuh percaya diri. Berjalan dengan kedua kaki jenjang nya. Lalu sesekali tersenyum. Indah sangat indah.

Entahlah,aku sangat bingung mengapa aku bisa terpesona oleh nya. Ada daya tarik yang begitu kuat yang menghantarkan sebuah gelombang padaku. Meskipun jarak kami tidak begitu dekat. Namun rasa itu bisa aku rasakan.

Apakah ini karena hatiku sudah lama tidak tersentuh oleh gelombang itu lagi. Atau memang karena daya tarik dia begitu kuat. Kurasa, daya tarik dirinya lah yang begitu kuat. Meskipun hanya sekilas saja pertemuan kami, namun sinar lembut juga rasa bersahabat begitu kuat terpancar olehnya. Dan itu semua tidak berlebihan dan terlihat sangat tulus.

Untung saja malam ini aku tidak menolak permintaan Ayah. Karena sudah bisa dipastikan acara seperti akan sangat membosankan bagiku. Bertemu dengan relasi Ayah dan juga berbasa-basi dengan mereka. Bisa ku pastikan rasa muak ku akan bertambah. Aku memang tidak bekerja di Mulia Corporation salah satu perusahaan resort dan real estate terkenal yang berada di negara ini. Yang notaben nya adalah milik Ayahku. Aku memilih untuk menjadi karyawan biasa di perusahaan lain untuk melatih diri dan juga menguji sejauh mana kemampuanku. Namun semua relasi Ayah sudah sangat mengenalku. Anak lelaki satu-satunya dari keluarga Mulia yang nantinya akan menjadi penanggung jawab penuh atas perusahaan Mulia Corporation. Tapi sedang apa Maudi disini?

"Maudii." sebuah suara terdengar di telingaku memanggil gadis itu dari nada yang kutahu,suara tersebut adalah laki-laki. Dadaku berdegup kencang seketika.

Mataku terus mengarah ke gadis itu dan terlihat Maudi terlihat mencari seseorang. Seorang lelaki berlari ke arahnya. Memeluknya kemudian memutar-mutar tubuhnya. Entah mengapa melihat mereka seperti itu membuat sesuatu didalam dadaku terasa begitu sakit.

Siapa lelaki itu, mengapa mereka begitu intim?

Terdengar suara pekikan dari bibir Maudi. Maudi memukul-mukul lelaki itu dengan manja. Sontak aku pun menoleh mengalihkan pandanganku dari mereka. Melihat apapun asalkan tidak melihat kejadian yang membuat dadaku terasa tertohok.

Tertohok...benarkah? Nafas lelah ku embuskan sesekali. Ku pejamkan mataku, menetralisirkan degup jantung juga perasaan ku. Ini aneh, sangat aneh. Sepertinya aku sudah gila karena daya tarik gadis itu. Lebih baik aku masuk kedalam ruangan, mencari pemilik pesta lalu segera pulang.

Pemandangan didalam ruangan kental dengan nuansa berwarna putih dan hitam. Terlihat elegan meskipun suasana nya sama seperti pesta-pesta pada umumnya. Lantai dansa, para pemain musik, makanan-makanan, para wanita dengan tampilan seksi dan menggoda dan para lelaki dengan gaya penuh percaya diri. Bagiku semua terlihat palsu, mungkin pendapatku sangat sakartis. Namun bagiku benar adanya. Semua sikap dan penampilan itu semata-mata hanya untuk menjaga imej dimata orang lain.

Segera aku langsung mencari pemilik pesta ini. Menelusuri tengah-tengah pesta seraya menjabat tangan beberapa kolega Ayah yang aku kenal. Mata ku memandang menelusuri sudut-sudut ruangan. Tapi sepertinya,nasib baik tidak menyertaiku, karena tidak berapa lama. Terlihat Pak Alfath sedang memberikan pidatonya diatas panggung.

Seraya menunggu beliau memberikan kata sambutan, aku memutuskan untuk mencari minuman disudut ruangan. Memilih segelas minuman cocktail dan berdiri disudut ruangan.

LIVE WITHOUT YOUWhere stories live. Discover now