BAB 4 : Kejujuran Hati

3.5K 145 0
                                    


Bab 4

Kejujuran Hati

Maudi POV-

Aku menangis sekeras-kerasnya. Rasa sesak tidak dapat kututupi mengingat kejadian bodoh yang ku mulai malam itu. Lagi-lagi, aku melakukan kesalahan. Kesalahan yang ku lakukan seperti dua tahun lalu.

Aku jatuh terberingsut di lantai kamarku. Menangis tersedu-sedu menahan rasa sesak di dadaku. Meskipun sudah terjadi seminggu yang lalu, tetap saja aku tidak bisa mengatasi rasa sakit nya. Tatapan wajah nya yang sangat lembut pada pertemuan awal kami dan di akhiri dengan tatapan mengiba penuh kasihan saat aku terakhir kali melihat wajah nya.

Ya...terakhir kali, karena sejak kejadian memalukan itu saat pagi hari aku langsung melesat menuju rumah perkebunan yang ku kelola dua tahun belakangan ini di Puncak. Dan semua seperti dua tahun yang lalu. Aku akan diam disini, menenangkan hati dan kegundahanku.

Mas Bagas dan Mas Ferdi sudah dua kali mendatangiku. Awalnya mereka sangat kaget dengan kepergianku, dan mereka juga meminta penjelasan karena lelaki itu terus mencariku dan menghubungiku. Beruntung setelah mereka mendengar penjelasanku mereka akhirnya mengerti bahwa aku, adik mereka tidak bisa menjalin hubungan lagi dengan lelaki yang bernama Fairial Piers Shaky. Lelaki yang sejak kecil sangat akrab dengan kami. Lelaki yang sudah seperti saudara bagi kami. Apapun bentuk hubungan itu.

Dan kedua kakakku juga mengerti bahwa aku butuh waktu untuk sendiri sama seperti dua tahun lalu. Mas Bagas amat menyesal dengan keputusan nya mempertemukan aku dengan lelaki itu. Namun aku juga mengerti itu semua bukan kesalahan mas Bagas. Karena lambat laun pasti aku akan bertemu dengan dia. Baik disengaja maupun tidak sengaja.

Tuhan...Mengapa dia sangat berarti bagiku,mengapa dia bisa membuatku menjadi terpuruk seperti ini? Bahkan kami belum memulai hubungan apapun.Ia tidak pernah memberiku cinta. Ia tidak pernah merindukan ku. Tapi mengapa perasaanku bisa se dasyat ini padanya?

Tubuhku semakin meringkuk dilantai, rasa dingin dan gemeletuk gigiku sudah tidak ku perdulikan. Ku pejamkan mataku meskipun suara isakan masih terus lolos dari bibirku. Aku hanya berharap rasa ini cepat hilang. Rasa ini cepat musnah agar aku dapat melanjutkan hidupku kembali.

Ini amat sangat menyiksaku. Ingin aku membenci dirinya karena sudah melukai hatiku. Dengan ucapan nya dengan perlakuan nya. Tapi sanggupkah aku membenci nya?

Entahlah semakin aku merasa sakit semakin sulit aku melupakan nya. Sekali lagi aku tidak berharap dia membalas rasa cintaku. Aku sadar sangat sulit mempercayai nya jika ia membuka hati nya untukku.

Karena aku tahu bagaimana rasa sakit nya saat ia melihat wanita itu bersama adik nya. Karena aku tahu bagaimana terpuruk nya dia saat tidak bisa meraih wanita itu. Aku tahu...bahkan sangat mengerti.

"Maudii!!" suara lelaki terdengar bersamaan dengan suara kencang yang berasal dari pintu kamarku.

"Maudi!" dia menarik tubuhku untuk bangkit dengan kekuatan yang tersisa aku melihat wajahnya. Mas Ferdi.

Aku masih belum bisa mengendalikan tangisku. Isakan-isakan keras masih terdengar ditelingaku. Dengan posesif mas Ferdi meraihku kedalam pelukan nya.

"Dek...sudah sayang. Jangan seperti ini." suara mas Ferdi menenangkan. Dia memang sangat lembut padaku. Dibandingkan mas Bagas,mas Ferdi memang memperlakulan ku lebih hangat dan lebih sabar. Bahkan banyak orang selalu mengira kalau kami adalah sepasang kekasih.

Aku masih menangis. "Dek, sudah..." Kurasakan usapan-usapan lembut pada punggungku yang masih terasa dingin. Mas Ferdi semakin erat memeluk ku.

"Mas harus ngelakuin apa buat kamu dek..." lagi ucapan mas Ferdi begitu lembut. Membuatku semakin menyusupkan tubuhku. Berharap rasa tenang mas Ferdi mengalir ke dalam tubuhku.

LIVE WITHOUT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang