Satu. Zamanmu

3K 283 32
                                    

Seorang gadis berjalan tergesa-gesa karena hari ini ia sudah terlambat

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Seorang gadis berjalan tergesa-gesa karena hari ini ia sudah terlambat. Sambil berusaha mengejar bus kota yang sedang berhenti di halte. Dia berteriak lumayan keras saat bus sudah jalan. Sialan. Pikirnya.

Dia mulai kehilangan harapan. Hari ini adalah hari terakhir dimana ia harus menyerahkan tugas-tugas yang diberikan oleh dosennya. Kenapa juga dirinya harus terlahir sebagai orang pelupa? Ini sangat merepotkan dirinya sendiri.

Dengan peluh yang menetes didahinya, ia duduk dikursi halte. Ia menundukkan kepalanya menatap sepatu yang ia pakai dan memeluk dirinya sendiri. "Hari yang sial," ucapnya.

Sekitar 5 menit ia menundukkan kepalanya, ia melihat sebuah sepatu. Bukan, bukan sepatunya. Tetapi sepatu orang lain. Gadis itu mengangkat kepalanya lalu mengerjapkan matanya.

"Kan benar, ternyata kamu Lauren," ucap lelaki yang ada didepannya sekarang sambil tersenyum.

Gadis itu-Lauren-menghela napasnya lelah. "Kenapa kamu disini, Rio?" tanya Lauren pada lelaki didepannya yang sedang sibuk memainkan kunci mobilnya.

"Justru aku yang seharusnya bertanya sama kamu, kamu lagi apa disini? Kenapa gak berangkat kuliah?" tanya balik Rio pada Lauren.

Lauren mendenguskan napasnya seraya memasukkan telapak tangannya karena suhu udara yang dingin. "Aku telat bangun, padahal hari ini adalah hari terakhir dimana tugas ku dikumpulkan," Lauren berkata dengan nada kesal, sementara Rio terkekeh pelan.

Lauren mendelik kesal mendengar kekehan Rio. Itu seperti sedang meledeknya sekarang. Jujur saja, ia paling tak suka bertemu dengan Rio.

"Bagaimana kalau kita jalan? Seperti dulu," ucap Rio tanpa beban.

Tahan Lauren, tahan. Kamu gak boleh luluh, harus stay cool. Batin Lauren menguatkan dirinya sendiri.

Lauren menggeleng seraya tersenyum kalem dihadapan Rio. "Maaf, aku gak bisa. Aku mau pulang, Ri," ucap Lauren seraya beranjak dari duduknya dan berniat meninggalkan Rio. Tetapi Rio menahan segera menahan pergerakan Lauren. Lauren menatap Rio dengan tatapan jengahnya. "Kenapa lagi?" tanya Lauren.

Rio menghela napas, lalu berkata. "Kenapa kamu seperti menghindar dariku? Aku ada salah sama kamu?"

Lauren menghela napas lalu menggeleng. "Kamu gak salah apa-apa," tapi perasaan aku ke kamu yang masih ada, itu yang salah.

"Terus kenapa menghindar?"

Lauren mengepalkan tangannya kesal lalu mendengus. "Apa kamu bisa, gak ketemu aku untuk esok hari? Aku mau mov-"

"Oke, aku paham. Maaf, soal yang dulu. Maaf, seharusnya aku gak maksa kamu buat tetap jadi teman aku, aku minta maaf." Rio melepas genggamannya pada pergelangan tangan Lauren. "Aku pergi duluan, bye, Lauren. See you, when i see you," ucap Rio sebelum masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan Lauren yang masih diam.

Lintas Waktu [Lee Jeno]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें