Sembilan. Wind

891 134 1
                                    

"Saya kekasih Lauren."

Lauren menatap Jeno dengan tatapan kaget dan tak percaya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Lauren menatap Jeno dengan tatapan kaget dan tak percaya. Ia ingin membantah tetapi lidahnya terlalu kelu untuk ia gerakkan. Jeno tetap memandang Rio tanpa melirik Lauren untuk melihat ekspresi Lauren. Sama seperti Lauren, Rio tentu saja terkejut dengan penuturan Jeno barusan. Selama ini Lauren tak pernah terlihat bersama lelaki manapun selain dirinya yang kala itu masih menjadi salah satu teman Lauren.

Cengkraman tangan Rio ditangan Lauren sedikit mengendur. Pandangan Jeno tetap memandang Rio dengan pandangan yang masih sama, tajam dan datar. Jeno mengambil alih Lauren dengan menariknya dari Rio. Membuat posisi Lauren tepat disampingnya. Jeno sempat melirik Lauren sebentar lalu kembali menatap Rio.

"Saya peringatkan kepada anda, jangan lagi mengganggu kekasih saya," ucap Jeno.

Rio tentu saja tak mudah percaya dengan omongan lelaki yang ada didepannya ini. Ia mendecih lalu berkata, "cih, anda pasti berbohong, kan? Saya tau itu, jadi lebih baik biarkan Lauren pulang dengan saya." Rio sempat ingin meraih tangan Lauren Tetapi kalah cepat dengan Jeno yang langsung menghadang Rio. Membuat Lauren berada dibalik punggung Jeno.

"Anda tak punya hak untuk mengantar kekasih saya. Lagipula—"Jeno memiringkan kepalanya sedikit lalu kembali berkata, "bukannya tadi Lauren sudah menolak ajakan anda? Kenapa anda sangat memaksa sekali?" ucap Jeno. Rio terlihat mengeraskan rahangnya karena manahan emosi yang ada didalam dirinya. Rio mengepalkan tangannya sampai buku jarinya memutih.

Lauren hanya bisa diam dibalik punngung Jeno. Ia menyandarkan dahinya pada punggung Jeno kala pening dikepalanya kembali mendera. Lauren mengeratkan pegangan tangannya pada tangan Jeno. Jeno yang merasakan itu lalu buru-buru berkata pada Rio yang masih ada dihadapannya. "Saya peringatkan sekali lagi, jangan lagi anda mengganggu kekasih saya. Dia merasa terganggu dengan kehadiran anda."

Jeno lalu membalikkan badannya dan dengan cepat menggendong Lauren didepan. Lauren yang tadinya ingin memberontak menjadi tak jadi karena kepalanya terlalu pening dan tubuhnya terasa sangat lemas. Dan akhirnya, ia memilih pasrah dan membiarkan Jeno menggendongnya.

Dari kejauhan, Rio hanya bisa menatap Lauren dan lelaki yang menyebut dirinya sebagai kekasih Lauren. Entah kenapa, ia justru malah menahan amarahnya. Bukankah, seharusnya ia membiarkan Lauren dengan laki-laki lain? Tetapi kenapa rasanya ia tak ikhlas, jika Lauren bersama lelaki lain?

 Bukankah, seharusnya ia membiarkan Lauren dengan laki-laki lain? Tetapi kenapa rasanya ia tak ikhlas, jika Lauren bersama lelaki lain?

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Lintas Waktu [Lee Jeno]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt