Satu. Zamanmu

Mulai dari awal
                                    

Lauren mengepalkan tangannya, disusul dengan air matanya yang mulai mencair dan mengalir dipipi, padahal suhu sekarang sedang dingin. Lauren menghapus segera air matanya yang tumpah itu. Segera beranjak pergi dari tempat itu dengan cepat tanpa memperdulikan dirinya yang menabrak beberapa orang pejalan kaki. Ia sangat membenci ini semua, semua tentang perasaannya yang belum ia hapuskan, dan bodohnya lagi, waktu itu ia tetap menerima Rio sebagai temannya. Bagaimana caranya ia ingin melupakan perasaannya pada Rio, jika setiap hari dia masih bertemu dan diberi perhatian yang sama oleh Rio?

"Aku harap, aku tak lagi bertemu dengannya."

Lauren berjalan dengan lelahnya menuju apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lauren berjalan dengan lelahnya menuju apartemennya. Setelah memasukkan kode apartemennya, ia lalu masuk kedalam. Berjalan menuju sofa lalu melemparkan tubuhnya begitu saja diatas sofa dan menghela napas panjang yang menyiratkan kalau dia sudah sangat lelah dengan ini semua.

Ia tinggal disebuah apartemen sejak ia memilih meninggalkan orang tuanya yang bahkan tak pernah tau perkembangan dan kondisi anaknya ini. Lauren sejak kecil sudah diurus oleh seorang pengasuh di rumahnya dulu. Yang sering mengajak dirinya bermain adalah pengasuhnya, bukan ibu atau ayahnya. Yang mengajarinya berkata; terima kasih, tolong dan maaf, adalah pengasuhnya, bukan orang tuanya. Yang benar-benar peduli padanya hanya pengasuhnya. Berbeda dengan orang tuanya yang sangat sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Pengasuhnya waktu itu pernah berkata, walaupun yang mengurusinya itu adalah pengasuhnya, jangan pernah membenci kedua orang tuanya. Karena sampai kapanpun, yang pertama harus dicintai adalah orang tuanya. Sampai pengasuhnya kala itu memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya, Lauren telah kehilangan sosok orang yang benar-benar peduli dengannya. Lauren tentu saja sedih bahkan sampai menangis keras, ketika mendengar kalau pengasuhnya sudah tidak akan bekerja lagi. Bagi Lauren, pengasuhnya itu sudah seperti sosok ibu dan teman baginya sendiri.

Sebenarnya, ia memiliki kakak laki-laki. Kakaknya sangat sayang padanya, tetapi ia terlalu penurut pada orangtuanya. Kakak laki-lakinya itu pada akhirnya meninggalkannya juga untuk bekerja dicabang perusahaan milik orangtuanya. Sampai pada akhirnya, ia mendengar kabar, jika kakaknya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.

Dan sampai sekarang, ia merasa sangat kesepian. Kala SMA dulu, ia terkenal dengan kecerdasannya, namun ia tak pandai berinteraksi dengan teman-temannya. Bahkan, kala itu, Luaren hampir saja menjadi sasaran bully oleh sekelompok siswi-siswi yang sok berkuasa disana. Klise, seperti cerita-cerita sinertron ataupun drama, ia ditolong oleh seorang lelaki-yang sekarang sudah menjadi mantan kekasihnya itu.

Yah, lelaki itu Rio Devandra. Lelaki tampan dan terkenal baik seantero sekolah, sangat digandrungi banyak gadis-gadis pada saat itu. Bak gadis polos yang baru mengenal cinta, Lauren menaruh hati pada Rio. Kemudian, suatu hari ia merasa menjadi gadis yang paling beruntung karena telah mendapatkan hati Rio. Yap, Rio bilang, dia menyukai Lauren.

Mereka pada akhinya pacaran, sampai sebulan. Tepat dihari jadinya yang ke satu bulan, Rio memutuskannya. Alasannya sangat tak dewasa, Rio hanya menjadikan Lauren sebagai bahan taruhan dengan teman-temannya, kala itu, ia mendapat tantangan untuk memacari Lauren dalam kurun waktu satu bulan, dan setelah itu, ia harus memutuskannya. Lauren terperangah, sangat kaget dan sedih. Ketika dirumah, ia mengurung diri. Ia ingin mengadu, tetapi bingung ingin mengadu kepada siapa. Teman saja ia tak punya.

Dan semesta mempermainkan takdirnya dengan mempertemukan dirinya dengan Rio kembali saat ia masuk ke universitas dikotanya itu. Rio menyapanya, dan dengan terpaksa, Lauren membalas sapaan itu. Rio tak banyak berubah, hanya saja tubuhnya makin tinggi dan bahunya makin melebar. Rio kala itu hanya mengajaknya berbincang sebentar, sampai Rio meminta maaf dan mengajak Lauren untuk berteman. Dengan bodohnya, Lauren mengiyakan ajakan Rio untuk berteman. Tanpa peduli, kalau dirinya sedang berusaha melupakan sedikit perasaanya pada Rio yang masih tersimpan rapih dihatinya itu.

Lauren mengepalkan tangannya guna menahan emosi yang ada didalam dirinya selama ini. Ia sudah lelah menangis. Lagipula, jika ia menangis, memangnya ada orang yang mau peduli dengan keadaannya ini?

 Lagipula, jika ia menangis, memangnya ada orang yang mau peduli dengan keadaannya ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc...

-----------------------------------

hiaaaa kita bertemu lagi...

sebelum itu, mari saya perkenalkan seseorang yang mampu membuat Lauren gamon hingga dua tahun ini.. dia adalah....

Rio Devandra

Rio Devandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lintas Waktu [Lee Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang