Day 4 : Demon Moons

3.8K 325 1
                                    

WARNING! ADA BEBERAPA KATA KASAR DAN SPOILER MANGA CHAP 73-80. Bagi yg belum membaca manganya silakan membaca manganya terlebih dahulu. Terima kasih.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya Zenitsu berhasil menyusup ke tempat target terakhir mereka, rumah Kyougoku. Pemuda yang sedang menyamar menjadi perempuan itu tengah berkeliling di setiap area rumah guna mendapat informasi tentang Hinatsuru, salah satu istri Uzui yang hilang, namun hingga saat ini ia belum mendengar apapun mengenai Hinatsuru.

Sayup-sayup Zenitsu mendengar tangisan gadis kecil, lantas pengguna teknik pernapasan petir tersebut melesat menghampiri suara tangisan itu. Sesampainya di sana ia melihat 1 ruangan kacau balau bagaikan diterjang badai berserta gadis kecil yang juga tak kalah berantakannya dengan ruangan tersebut. Zenitsu berusaha menenangkannya, ketika tiba-tiba saja ia merasakan hawa yang menakutkan.

"Apa yang kamu lakukan di ruangan orang lain?"

DEG!

'Ini bukanlah suara manusia. Ini suara iblis,' batin Zenitsu. Ia sama sekali tak menyadari keberadaan iblis ini, yang bahkan sudah berdiri tepat di belakangnya. Berdasarkan dari suaranya, pemuda pirang ini bisa mengetahui iblis yang ada di belakangnya bukanlah iblis biasa, dia iblis bulan atas. Aura yang dikeluarkannya bahkan membuat wajah Zenitsu memucat dan tak bisa menghentikan dirinya gemetar ketakutan.

Saat Zenitsu memberanikan diri menoleh, ia dapat melihat sosok cantik yang merupakan oiran kebanggaan rumah Kyougoku, Warabihime, tengah menatapnya dengan ekspresi jijik. Tak lagi menghiraukan pemuda yang menyamar jadi perempuan di sana, sang oiran itu langsung menghampiri gadis yang masih menangis tersebut.

"Aku sudah menyuruhmu untuk membersihkan ruangan ini dan sampai sekarang masih belum bersih juga. Sebenarnya apa yang kau lakukan dari tadi, hah?!"

Warabihime lantas menjewer telinga gadis kecil itu hingga berdarah, menghiraukan jerit tangisnya, memohon ampun. Zenitsu yang sedari tadi gemetar ketakutan begitu melihat apa yang dilakukan iblis bulan atas tersebut, tak bisa diam begitu saja. Ia segera mencekal tangan Warabihime, menghentikan sang oiran menarik telinga gadis kecil itu.

"Singkirkan tanganmu darinya."

Udara di sekitar langsung memberat, sebelum Zenitsu bersiap akan apa yang terjadi, ia sudah terlempar jauh ke ruangan di sebelahnya. Tubuhnya tak dapat ia gerakkan, sayup-sayup ia dapat mendengar kepanikan orang-orang di sana. Pandangannya bahkan mulai mengabur.

'Sial, aku harus memperingatkan Tanjirou dan Inosuke. Liat saja nanti, begitu misi ini selesai aku akan segera membalas dewa gila yang sudah membuatku mengalami hal ini,' pikir Zenitsu sebelum akhirnya kehilangan kesadarannya.

⚡⚡⚡

'Sudah berapa lama aku tak sadarkan diri?'

Meskipun saat ini Zenitsu belum bisa membuka matanya, namun ia dapat merasakan kesadarannya berangsur-angsur pulih. Badannya tak dapat ia gerakkan, seperti ada sesuatu yang melekat pada tubuhnya. Lantas pengguna teknik pernapasaan petir tersebut menajamkan pendengarannya untuk mengetahui situasi di sekitarnya.

Ia dapat mendengar teriakan Inosuke yang sedang bertarung dan 2 suara wanita yang tampaknya sedang membantu si babi liar itu.

'Suara siapa itu? Mungkinkah itu suara istri-istrinya dewa gila itu?'

Tak ada waktu bagi Zenitsu untuk berpikir ketika sesuatu yang melekat pada tubuhnya itu menghilang. Zenitsu ingin segera membantu mereka namun saat ini ia sedang tidak membawa pedang nichirinnya.

Di saat itulah ia mendengar para tikus milik Uzui, shinobeast, datang mengantarkan pedang miliknya. Setelah Zenitsu berterima kasih kepada para tikus tersebut, ia langsung masuk medan pertarungan dan menolong Inosuke yang saat itu tengah di kepung oleh iblis selendang.

"Sebaiknya kau tidur saja selamanya, Kawan." Inosuke benar-benar terpukau melihat teknik pertarungan Zenitsu yang hingga kini masih belum membuka matanya.

'Seenaknya saja kau berbicara, Dasar babi!'

Ingin protes, tapi saat ini bukanlah waktu yang tepat. Mereka harus mengalahkan iblis selendang, yang baru ia ketahui bukanlah tubuh asli dari iblis bulan atas tersebut dan menyelamatkan para tawanan.

Di tengah-tengah pertempuran tersebut, Zenitsu dapat mendengar ledakan seperti petir berasal dari atas mereka. Tak lama kemudian atap gua tersebut meledak, menunjukkan sosok seseorang yang tanpa Zenitsu lihat sekalipun, dapat diketahui siapa orang yang baru datang itu.

"Maaf aku terlambat. Mari kita berikan pertunjukkan yang elok," ujar Uzui setelah melawan iblis selendang yang tersisa.

Meski ucapan sang pilar suara itu begitu aneh, namun membuat Zenitsu merasa lega, seperti perasaan memiliki seseorang yang dapat diandalkannya.

"Oi dewa pesta keparat. Selendang belatung itu melarikan diri lewat lubang," teriak Inosuke, merusak momen reuni Uzui dengan para istrinya.

Tentu saja Uzui kesal karnanya, namun ia masih memiliki misi yang harus ia selesaikan. Setelah pamit terhadap istrinya dalam sekejap Uzui berlari, mengejar iblis selendang, meninggal sang istri mengurus para tawanan. Zenitsu dan Inosuke yang tak mau ketinggalan, berusaha mengejar sang pilar tersebut.

'Kali ini aku tidak akan kalah. Kami semua akan mengalahkan iblis bulan atas itu dan pulang dengan selamat,' batin Zenitsu penuh tekad.

UZen WeekWhere stories live. Discover now