Calling putriku

"Iya Bun ? "

"Kamu dimana?kok engga pulang-pulang sih,ibu khawatir "

"Iya Bun bentar lagi pulang kok "

Telponpun dimatikan oleh Anindya.

"Siapa nin " Tanya Clara.

Anindya sudah ikut digeng Kak Clara bersama Renata.

"Bunda aku kak " Jawab Anin menundukan kepalanya.

"Gimana loh mau ikut geng gue kalo lo aja anak mamah banget !" Kata Kak Clara dengan tatapan sinis.

"Udahlah sana keluar aja " Salah satu teman Clara.

"Enggak kak" Jawab Anindya.

"Hay "

Tiba-tiba ada lelaki yang melambaikan tangan pada meja Clara cs.

Clara cs membalas dengan senyuman.

"Boleh gabung ?"

" Boleh kok,Bis "

4 orang laki-laki itu duduk dimeja tersebut.

Penampilannya kek anak geng motor gitu. Sebenernya takut juga kalo kek gini, tapi gimana lagi masa udah 17 tahun aku engga pernah sama sekali nongkrong kek gini.

Pikir Anindya didalam hatinya.

Mereka mengobrol dan bercanda sampai jam 8 malam.

***

Disisi lain Farah dirumah sangat khawatir dengan keadaan putrinya.

Farah menelpon Riko agar dia ikut membantu mencari Anindya.

"Iya Bun ? Gimana? "

"Rik sekarang temenin Bunda cari Anin mau? "

"Iya Bun,aku kerumah Bunda sekarang"

Beberapa menit kemudian Riko sampai di rumah Anindya. Farah dan Riko pun segera mencari Anindya menyelusuri sudut-sudut kota Jakarta.

"Bun udah coba di telpon?"

"Udah tapi engga aktif "

Mereka berhenti disalah satu caffe tempat nongkrong anak muda, karena sebelumnya Renata memberi tau Riko keberadaannya.

"Bun kita tunggu disini kata Renata"

"Enggak ayok kedalam, Bunda takut putri Bunda kenapa-kenapa " Bunda ngotot ingin masuk,namun ditahan oleh Riko.

Di meja makan tersebut Renata menarik Anindya untuk mengobrol.

"Apaan sih Ren " Tanya Anin heran.

"Bunda lo udah didepan tuh,mending lo pulang aja deh "

BUNDA (TAMAT) Where stories live. Discover now