Chapter Seventeen - Interrogation Part

Começar do início
                                    

"Misi penyelamatan?!" Singto menyeringai. "Kau membunuh anak – anak dan para lansia untuk menyelamatkanku atau untuk mencari petunjuk lokasi jatuhnya helicopter?!"

Kane tidak ingin berdebat soal itu, tiba - tiba saja ia teringat dengan cerita Krist soal tato, ia lalu berjalan ke belakang Singto, mencengkram bahunya, menariknya bangun dengan paksa, lalu menekan tubuhnya di atas meja dengan posisi telungkup, kemudian menarik turun celananya hingga ke paha, dan memeriksa bokongnya.

Kane memicingkan matanya bingung, dan termangu sejenak mencoba mencerna gambar apakah itu. Namun belum sempat ia mendapatkan ide, Singto seraya menyundulkan bokongnya ke arah wajah Kane, sehingga pria yang lebih tua otomatis bergerak menghindar.

Setelah itu, ia membalikkan posisi tubuhnya ke arah depan, memindahkan tangannya ke atas kepala dan melakukan salto ke belakang, ke sisi meja lain berlawanan dari Kane. Setelah merasa posisinya aman, ia segera memperbaiki celananya dan memasang posisi defensive.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengagetkanmu!" Kane mencoba menjelaskan. "Aku hanya penasaran tato seperti apa yang dimaksud! Kenapa Nattakan Rojnapaj mengukir tato itu padamu? Apakah ia mengatakan sesuatu?"

Singto memicingkan mata penasaran, dan teringat ucapan Pakor padanya beberapa waktu lalu.

"Helikopter terkutuk itu membawa sesuatu yang lebih berharga daripada emas, sesuatu yang bisa mengguncang kekuasaan dan kedudukan beberapa orang di negara ini!"

"Menurutmu?" Singto mengembalikan pertanyaan pada Kane dengan nada menantang.

Kane membisu sejenak.

"Lupakan itu!" ia menambahkan dan menghela nafas panjang, kemudian mengganti topik. "Tidak peduli kau percaya atau tidak, tapi aku ingin mengatakan bahwa aku tidak pernah menculik putra perdana menteri! Aku mendapat perintah rahasia dari keluarganya untuk menjemputnya dari sekolah dan melindunginya, karena ada rumor yang beredar bahwa ia akan diculik..."

"Kau berharap aku mempercayainya?"

Kane tidak menghubrisnya dan melanjutkan. "Selanjutnya, kami di jemput oleh sebuah mobil keluarga Kasetsin, yang menyebutkan bahwa mereka akan mengantarkan Kongpop pada ayahnya, namun saat dalam perjalanan, tiba – tiba kesadaranku menurun seolah – olah, seseorang telah membiusku, dan selanjutnya ketika sadar kembali, aku sudah berada di sebuah kapal nelayan..."

Singto terkejut mendengar ceritanya karena ia juga mengalami hal yang serupa.

"Jangan berpura – pura, aku melihatmu berdiskusi dengan para penculik saat di kapal!"

"Mereka mencoba menjadikanku kambing hitam!"

"Oh ya?!"

"Lalu kau pikir apakah kakek Krist bisa menyelamatkanmu seorang diri?!"

Ekspresi Singto tampak terkejut. "Apa maksudmu?"

[Flashback]

2005, Mekong River....

Para penculik memerintahkan Perdana Menteri untuk menghentikan penyelidikan kasus meledaknya helikopter CH-29, dan akan melepaskan sandera setelah pejabat militer yang menjadi tersangka di bebaskan.

Kakek Krist menyelinap ke dalam kapal yang sedang mengapung di perairan Sungai Mekong seorang diri dengan cara menyelam, dan betapa kagetnya ia menemukan di bebarapa bagian kerangka kapal telah di pasang bom.

Ia juga terkejut saat menyadari bahwa dirinya masuk ke dalam jebakan, dimana para penculik menggunakan Kane untuk memaksanya ikut dalam misi penyelamatan, dengan tujuan agar ia menunjukkan lokasi jatuhnya helicopter.

Bahasa Indonesia - Last Chapter of My Story - ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora