12.) mata gayung padma

30 9 0
                                        


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Entah datang dari arah mana satu pelesat meluncur menembus punggung. Seperti tembakan lelatu, tapi tak meninggalkan sebuah suara. Kuncup padma tiba-tiba merekah, menjebol kulit punggung. Kendati demikian keriuhan merebak. Tahu-tahu saja Induk Semang Padma itu ambruk di samping penjaja gerabah pada festival kriya keramik musim panas. Semua teriakan pelancong mengudara.

Kegagalan teleportasi membuat guncangan tekanan darah makin tidak keruan. Ia muntah darah diselingi batuk basah. Suara penyeru Noire sebagai teman pemandu wisata di sampingnya yang panik tak memberi titik api indra pendengar. Apalagi keakuratan kognisi.

Meski kemampuan penyembuh mumpuni, luka tembus yang membakar sebagian paru-paru Induk Semang Padma itu tak kunjung menyusut. Malahan, otot hitam tampak mengakar di permukaan sekujur tubuh.

Induk Semang Padma makin mengejang kesakitan sampai-sampai sklera matanya memerah darah.

"Apa yang harus kulakukan? Semua sihir penyembuhku tidak mempan ...." Noire berupaya meraih kepala si teman, membelainya dengan perasaan kalut. Ia menggenggam kuat tangan berlumur darah itu agar tak mencabik-cabik luka tembaknya, saking tersiksanya tubuh itu menerima sensasi terkoyak pada tiap pembuluh darahnya. "Aku mohon bertahanlah. Aku tidak akan membiarkanmu mati begitu saja, tanpa sebab. Bersabarlah."

Kendati demikian, Noire sungguh geram, tidak tinggal diam. Siapa yang berani-beraninya mengirim gayung padma pada teman manusianya dan menjadikan Induk Semang, sungguh pengecut! Padahal baru sehari, akhirnya ia menemukan teman baru dari kawanan manusia.

Mau tidak mau ia harus melakukan ritual yang kemungkinan akan membongkar jati dirinya.

Lima pasang pilar muncul dari sekeluk denyaran magi. Pola abstrak geometris dilukis dari darah Noire. Si teman ia tidurkan di pusat lengkung kelima pilar yang mengelilingi.

Dalam balutan lisan mantra, si teman terus meraung kesakitan. Tarik-tarikan raga terjadi. Celakanya, gayung padma tak kunjung mau dicabut. Akar hitamnya telah mengikat jiwa si teman manusia itu.

Noire mendengkus. Bibirnya makin berkomat-kamit lebih kencang. Cucuran keringat menyimbahi dahi. Sungguh keparat pemilik gayung padma itu. Setelah ini akan ia cari siapa mastermind di balik ini. Ia bersumpah, jiwa dalang berengsek itu harus ditenggelamkan ke lautan kesialan tak berujung.

Berbarengan dengan fajar di ufuk mulai mengintip genit, Noire menuntaskan pengusiran gayung padma. Helai demi helai kuncup padma yang tumbuh di tubuh si teman manusia mulai layu. Perlahan, meluruh ke udara, lenyap tak bersisa.

Pada saat itu pula, Noire menyaksikan sebab-musabab penyerangan gayung padma. Siluet begu muncul di angkasa, moncong bertaringnya seolah berbicara, "Katakan pada kawan kau ini, berhati-hatilah jika kembali ke rumah. Seorang wanita asing mengirimku untuk memusnahkan calon anak sambungnya ini. Agar ia bisa menguasai seluruh warisan dari Ayah kawan kau ini. Terima kasih telah membebaskanku, Noire, sang Memoar Berkabut Titanium."

Tak lama kemudian si teman manusia itu terbatuk, bersongsong kedua mata itu memaparkan iris cokelat jernihnya.

"Selamat pagi," sapa Noire yang membantunya mengangkat kepala si teman manusianya.

"A-Apa yang terjadi? Di mana kita?"



gayung; /ga·yung/ (n) : santet; sihir untuk membunuh jarak jauh

padma (n): lotus; teratai merah jambu




12/11/2019


CAKRA ATMA: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ― ⌠selesai⌡Where stories live. Discover now