TW. 20 UP

2.3K 399 31
                                    

Wooyoung membuka matanya, ketika merasa San telah keluar dari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wooyoung membuka matanya, ketika merasa San telah keluar dari kamarnya. Namun ia sedikit terkejut dengan presensi pria berjahit di pipi.

"J-Jongho?"

Pria itu tersenyum miring, "Halo." Wooyoung baru saja ingin lari, namun pergerakan Vampire itu terlalu cepat. Bahkan tak perlu lima detik, pria berjahit itu kini sudah berada dihadapan Wooyoung.

Bukankah San berkata jika pria ini berbahaya?

"Halo, Wooyoung? Ku pikir kau telah tahu siapa aku." Wooyoung terdiam. Ia menahan untuk tidak berteriak atau terlihat gemetar dihadapan pria yang tak jelas asal-usulnya ini.

"Kenapa diam?" Pria itu mendekat, duduk disamping ranjang pria itu, mencengkram rahang lawannya keras, memaksa Wooyoung untuk terbangun. Cengkramannya keras sekali. Bahkan Wooyoung merasa rahangnya seolah-olah akan patah sekarang.

"Aku ini adik dari pria itu, kau tau siapa maksudku. Jadi, seburuk-buruknya aku padanya, aku tak sampai membunuh, sepertinya." Wooyoung bingung. Apa maksud pria ini sebenarnya?

Siapa dia?

Mengapa San dan ia menjadi musuh bahkan dengan status "adik kandung"?

"Ayo ikut denganku."

Wooyoung menggeleng cepat. Pria itu berusaha melepas cengkraman itu dan berencana berlari setelahnya. "Memang apa yang kau tunggu disini?"

"Choi itu?"

Pria itu melepas cengkramannya. Namun belum sempat bernafas lega, Wooyoung merasakan tarikan kuat pada rambutnya. Seolah-olah ia dipaksa menghadap keatas, menatap manik tak sewarna milik pria berjahit itu.

"Dengar, San hanya ingin membuatmu tetap disini karna ia tidak ingin terlihat kalah dariku, karna ia tak bisa menghalangiku mengambil sesuatu darinya.

Itu semua semata-mata hanyalah pencitraan pasal menang kalah. Bukan pasal perjuangan cinta kalian."

Wooyoung terhenyak. "Kau tahu, jika ia sama sekali tidak pernah menganggap vampire memiliki rasa. Jangan pernah menganggap ia jatuh hati. Kau salah besar."

Air matanya perlahan mengalir. Entah hati maupun fisik sama-sama sakit. Pria ini benar. San tidak mencintainya. Apapun yang ia lakukan semata-mata agar tak terlihat kalah melawan adiknya.

San hanya ingin menyelamatkan reputasinya.

Sebab Vampire hidup tanpa cinta.

"Anggap saja semua ini ku lakukan untuk membantunya membuang 'sampah'." Jongho melepas rambut Wooyoung. Meski ia tidak melihatnya, pria itu tahu, banyak helaian rambutnya yang menghiasi sisi jari pria berjahit itu.

"Dan apa kau mau membantuku?"

"M-membantu mu?"

Jongho mengangguk. "Dengan pergi dari sini bersamaku. Oke?"

Setelah itu Wooyoung tidak tahu lagi. Pergerakan cepat lawannya segera membuatnya terbanting ke bawah. Terlempar dari lantai atas kastil itu, hingga turun ke luar melalui jendela raksasa tanpa kaca ataupun pembatas.

Brak!

Gelap. Tulangnya terasa sakit. Nyeri sekali.

Tbc
07102019

Mon map ngaret iya :" diriku mulai sibuk. Padahal janji mau up kemaren tapi tidak diizinkan takdir :D mon map kali lagi :'

[Revisi] Twilight || Woosan°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang