TW.13 TROUGH

2.7K 458 22
                                    


(T)ROUGH

San mendengus kasar. Lagi-lagi tamparan pria jangkung itu mengenai pipinya. Entahlah sudah untuk yang keberapa kalinya, meski tidak sedikit pun sakit dirasakannya, namun tamparannya sungguh mengesalkan. "Apa kau pikir Yeosang tidak akan sakit hati?!"

"Kali ini dengar, aku sudah memberi tahunya dan sama sekali ia tidak marah ataupun menampakkan mimik kesalnya asal kau tahu!"

Yunho mendecih. Pria ini terlalu bodoh atau tidak mau berpikir? Jelas-jelas Yeosang menyembunyikannya. Jika saja ia dianugerahi lagi beberapa persen akal sehat untuk berpikir lebih jernih.

"Jikapun ia menipuku, maka itu salahnya. Apa aku memaksanya berbohong? Apa aku akan balik memarahinya ketika ia marah?"

Pria itu berbalik, bersiap pergi dari hapadan pria jangkuk yang berstatus sebagai kakaknya saat ini.

"Dan lagi, harusnya ia sadar diri. Harusnya ia tidak usah berpikir jika ia terlalu berkorban untukku. Karna ia hanyalah makhluk yang tidak berguna, yang pengorbanannya tak ku anggap, juga tak kubutuhkan sama sekali."

Hari ini tepat tiga minggu Wooyoung berada di kastil ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini tepat tiga minggu Wooyoung berada di kastil ini. Namun entahlah, San sudah meminumnya lebih dari puluhan kali sepertinya. Pria blonde itu sungguh sering meminumnya ketika ia baru saja bermain bersama Yunho atau berbicara tentang Yeosang.

Sebenarnya, ia merasa kasihan pada Yeosang. Meski mereka tidak pernah berbincang ataupun berhadapan, namun Wooyoung sering mendengar tentang pria itu dari perkataan pria jangkung bermarga Jung itu.

Ditaruhnya segelas kosong, yang tadinya berisi susu yang kini telah tandas. Semuanya terasa lebih baik. Meski kemarin San baru saja 'menghukumnya', namun kali ini ia sudah lebih terbiasa dengan itu. Meski belakangan ia akui, pria itu mulai kekurangan darah. Bahkan pria itu sering kedapatan pingsan atau pusing yang berkelebihan.

Pria itu sudah terlihat pucat. Tubuhnya makin kurus. Namun sekali lagi tidak apa, karna ia paham betul bagaimana cinta.

Cinta bukan hanya pasal rasa, namun pasal tulus, dan rela berkorban. Semuanya tak apa. Asalkan apapun yang San lakukan padanya membuatnya senang, meski Wooyoung harus menahan sakit.

Tak apa.

Di usapnya perlahan dua bolong merah pada lehernya. Masih sakit sebenarnya, namun seperti tadi ; ia sudah terbiasa dengan itu.

Dirasakannya satu tangan mengusap kepalanya. Tanpa ia lihat pun ia tahu, bahwa tangan itu milik Yunho. Memang siapa lagi? San? Tidak mungkin.

"Hyung? Jangan kemari! Baru kemarin pria itu melakukannya padaku!" Wooyoung terbangun, berusaha mendorong pria jangkung itu. Tentu saja ia takut! Bagaimana jika San melihat mereka bersama lagi?

Wooyoung sudah sangat hafal, ketika pria itu marah maka yang terucap adalah "sudah berapa kali ku katakan untuk tidak membuatku jengkel?"

Yunho terkekeh, mengambil kedua tangan Wooyoung, menarik tubuh kecil itu ke dalam dekapannga. "Ssshh... San masih bersama Yeosang. Tenang saja." Wooyoung menghela nafas lega. Pria itu menampik pikiran buruknya ketika Yunho mengucapkan kalimat multitafsir tadi.

Dipeluknya erat pria jangkung itu. "Hyung?" Wooyoung melepas pelukan mereka, lantas menarik tengkuk pria tinggi itu.

"I miss you." Pria kecil itu berucap, , sebelum benar-benar menempelkan kedua belah bibir mereka, menariknya kedalam ciuman dalam .

Tbc
03 10 2019

A/n : entah aku sudah membolongi beberapa hari dengan tidak update :') niatnya sabtu, nemenin malming, tapi ga ada waktu. Begitu terus hingga kini :') mon map iya :D

Bedewe konflik sudah dekat :') bisa jadi chap depan bisa jadi enggak :')

[Revisi] Twilight || Woosan°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang