1. Kembang Desa

135 3 0
                                    


.

Di kampung Gantara, hidup lah sepasang suami istri, babeh Zaelani, dan nyak Katleni, yang kini tengah di karuniai seorang putri, cantik seperti bidadari ia Chaitlin Katalya

Kini talya sudah beranjak menjadi gadis remaja, ia sekarang masih SMA dan akan masuk KULIAH, tinggal menunggu surat kelulusan nya saja

Talya dan sahabat nya Manila Oktavianus, kelas XII IPS 1, berlari menuju mading setelah upacara perpisahan kelas XII di lapangan, dengan pidato dari pa Hendra Gunawan, selaku kepala sekolah, dan Ikhsan Wijaya, selaku ketua osis

Kelas XII di setiap orang yang beruntung ia akan mendapat kan beasiswa untuk 5 orang, dan nama talya tercetak teratas, ia menerima beasiswa sekolah di jakarta, senyum bahagia serta bangga nya talya kini tercetak begitu jelas, ia bahkan tak bisa berkata² saking bahagia nya

"Selamet tal" okta mengulurkan tangannya memberi selamat atas beasiswa yang di dapat talya

"Hatur nuhun ta" talya menerima uluran tangan okta dan memeluk nya

"Janji, jangan lupain gue" kata okta di sela-sela pelukannya dengan talya

"Janji"

Setelah melow-melowan, okta dan talya kembali ke kelas, dimana di sana ada genk nya, Bagas Ambar, Riko Dewan, Deni Karlen, Anjas Raihan, Dewo Glen, & Dewi pertiwi kini tengah duduk melingkar di meja menunggu talya dan okta

Talya dan okta datang, dengan menyembunyikan ke dua tangan nya di belakang tubuh mereka, talya menggenggam bubuk berwarna dan melemparkan kepada mereka, sedang okta membawa beberapa pilok di tangan nya

"Yeay lulussss" teriak talya ketika sudah melempar bubuk berwarna kepada teman-teman nya

"Neng geulis teh, di tunggu-tunggu abis dari mana atuh?" Tanya dewo

"Mading"

"Payah, talya curang, masa dia doang yang dapet beasiswa" keluh okta

"Hah? Serius?" Kali ini teman-teman nya yang terkejut

"Jadi, kita ga 1 campus nih tal?" Tanya Bagas

"Iya, maaf yah"

"Yah, padahal lo bilang bakal satu campus sama kita" sindir anjas

"Gue bener-bener minta maaf, di luar prediksi gue banget sumpah"

"Udah jangan sedih-sedih mending kita rayain kelulusan kita, gimana?" Usul riko

Talya dan teman-teman nya sudah bersiap untuk merayakan perpisahan mereka, pilok serta bubuk berwarna sudah berada di genggaman tangan mereka masing²

Semua baju mereka sudah tercoret pilok dan warna dari bubuk, tak lupa deni juga membawa smoke boom, dan dewi sudah siap dengan kamera nya untuk mengabadikan moment

Setelah bersenang-senang mereka semua kembali ke rumah masing-masing.

"Nyak, babehhhhh, talya pulanggggg" teriak talya di depan rumah nya

"Bisa ngga sih lu kalo dateng ga usah teriak-teriak" nyak len keluar dengan menenteng kipas di tangan nya

"Nyak, talya dapet beasiswa" ucap talya dan duduk di kursi tamu depan di susul dengan nyak nya

"Beasiswa di mana?" Tanya nyak nya mulai khawatir

"Jakarta, High Campus Hius"

"Ngga perlu lah, jakarta banyak orang jahat nya tal, kuliah di sini aja"

"Nyak, talya bisa jaga diri, ini kan cita-cita talya bisa sekolah di jakarta" rayu talya

"Taran deh, nyak ngomong sama babeh lu"

"Ah enyak, makasih" talya langsung memeluk nyak nya

"Yawdah sono lu mandi, terus makan dah, nyak mau arisan di rumah bu RT"

"Siap nyak"

Sesuai perintah, talya segera mandi dan makan lalu masuk ke kamar nya, rebahan.

Pukul 7, nyak dan babeh sudah berada di meja makan, dan talya pun datang

"Bagaimana sekolah nya tal?" Tanya babeh di sela-sela makannya

"Lancar beh, oh iya beh talya dapet beasiswa kuliah ke jakarta, babeh ngijinin kan?" Tanya talya hati-hati

"Tentu, apapun itu menyangkut pendidikan babeh setuju, asal dengan satu syarat, janji sama babeh supaya lu jaga diri baik-baik di sana, jangan macem-macem"

"Pasti beh, pasti. Talya pasti akan jaga diri"

"Babeh dan nyak bangga sama lu" ucap nyak len dengan penuh semangat

Setelah perjuangannya akhir nya ia mendapat nya, pasti teman-teman nya kecewa karna tidak satu kampus dengan mereka, tapi tidak apa-apa lah, toh ke ibu kota adalah cita-cita nya

Tok,,,tok,,,tok

"Masuk" ucap babeh, dan masuk lah dua orang laki-laki nya

"Malam zae" sapa pa Marzuki, teman babeh dan salah satu juragan di kampung di Gantara

"Malam, tumbenan lu ki main ke rumah" zae berbasa-basi

"Ah, ada hal penting yang harus di bicarakan" jelas marzuki mengenai kedatangannya ke rumah zaelani

"Ayo mari silakan duduk, nyak bikin minum"

"Gue ga mau berbasa-basi zae, gue ingin melamarkan anak gue dengan putri lu talya"

"Ah, lamar yah, gue panggilin putri gue dulu yah"

Babeh zae masuk ke kamar putri nya yang sedang fokus belajar di meja belajar nya dengan dekorasi serba minion kesukaan nya

"Rajin nya anak babeh" puji zae sambil mengelus rambut hitam legam yang panjang milik putri nya

"Ada rega Sanjaya, datang bersama ayah nya pengen ngelamar elu"

"Iya beh"

Talya keluar bersama babeh nya, tepat di sana sudah ana enyak nya, pa marzuki dan rega, anak nya

"Bagaimana zae?" Tanya marzuki

"Gue terserah talya"

"Bagaimana nak talya?" Tanya pa marzuki lagi

"Mohon maaf pa, saya tidak bisa menerima lamaran dari pa marzuki, saya ingin menempuh pendidikan kuliah saya terlebih dahulu" tolak talya dengan halus

"Hanya lamaran tal, belum menikah, hanya mengikat" jelas rega

"Tetap aja reg, gue ngga mau" tolak talya lagi

"Yah, rega pengen nya talya yang jadi istri rega" rega mulai meronta dan menangis

Lihat lah bahkan untuk ukuran cowo seperti itu, rega tidak pantas di panggil cowo dan sebagai suami, tampang sih lumayan, tapi untuk sikap seperti itu membuat talya tidak nyaman

"Maaf pa, talya dengan berat hati menolak lamaran bapa, permisi"

Talya langsung kembali ke kamar nya, di sana masih tersisa babeh, enyak, pa marzuki dan rega, talya masih mendengar jelas bahwa rega masih menangis, kekanak-kanakan sekali - batin talya

Dan dalam hitungan detik saja mata indah nya sudah terlelap dengan sempurna dengan memeluk boneka minion kesayangannya

.
.

My Angel📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang