BAB 3 (Tempat Asing)

259 9 0
                                    

(Xanthos Fredell Maximilan)

Menatap wajah tidur istrinya yang begitu damai dan max mencium kening istri tercintanya, kemarin sore dia terpaksa harus memberikan obat tidur agar dia bisa membawa istrinya ke istana miliknya. Awalnya dia berniat membagunkan istrinya dari tidur, tapi setelah melihat wajah damai istrinya dia memutuskan untuk membiarkan istinya tidur.

"Sayang, jangan lupa mimpi diriku ya!", katanya sambil mengecup bibir tpis istrinya.

Tidak lama kemudian max turun dari ranjang miliknya dengan perlahan agar tidak menggangu tidur nyenyak milik istrinya. Sebenarnya dia masih ingin ada disamping altanya, tapi karna ada rapat sialan yang sangat penting max memutuskan akan berangkat kantor pagi ini. Di bukanya pintu kamar hingga ada suara yang menggangu dia.

"Maaf yang mulia, haruskah saya menyiapkan tempat pemandian sekarang", kata pelayan tersebut sambil menunduk sopan.

"Tidak perlu aku akan mandi dikamar mandi biasanya", katanya dengan wajah datar.

"Baik tuan", kata pelayan tersebut.

Setelah max selesai mengunakan setelan jasnya dia memutuskan untuk  melihat istrinya terlebih dahulu sebelum berangkat. Dia ingin melihat apakah istrinya sudah terbangun atau masih tertidur dengan nyaman. Hingga dia melihat istrinya duduk di tepi ranjang sambil memperlihatkan wajah kebinggungan miliknya. Max memutuskan untuk mendekati istrinya.

"Sayang kenapa kamu sudah bangun hmm?", katanya sambil mengelus  pucuk kepala istrinya dengan sayang.

Melihat istrinya seketika kaget karna kehadiran max hingga max melihat istrinya menghindar dari dirinya. Seketika itu dia tertawa karna melihat wajah ekpresi kaget istrinya yang begitu imut dimatanya. Bagaimana tidak imut, istrinya menatapnya dengan mata besar indahnya yang melotot ke arahnya.

"Maaf tuan saya ada dimana? Dan kenapa saya bisa ada disini? Tolong jangan dekat-dekat dengan saya karna saya bisa saja melaporkan anda kepolisi", kata istrinya sambil melotot ke arah max.

"Sayang kamu sedang berada di tempat mu, istana ku juga istanamu sayang. Karna kamu istriku seharusnya istriku berada disini bukan? Kenapa aku tidak boleh dekat dengan istriku ini, hmm?", kata max sambil menaikan alis sebelah dan tertawa kecil.

(Aviana Eloise)

Via membuka matanya karna dia merasa sakit kepala, dilihatnya langit-langit kamar yang terasa asing bagi dirinya. Disingkapkan selimut yang membungkus badannya, dan menurunkan kakinya ke lantai. Dan dipandangin seluruh kamar ini hingga dia ingat bahwa saat ini dia diculik oleh pria aneh itu.

"Kenapa aku bisa ada disini? Dasar pria keparat akan kulaporkan dia ke polisi ketika aku sudah keluar dari tempat aneh ini", katanya sambil menahan emosi yang mengebu-gebu.

Hingga tiba-tiba dia mendengar suara pintu kamar terbuka, dia tidak mempedulikan siapa yang masuk ke kamar ini tapi via memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa keluar dari tempat asing ini. Merasakan ada yang mengelus pucuk kepalaku dengan lembut, ternyata yang mengelus pucuk kepalanya adalah pria aneh yang menculiknya kemarin sore.

"Sayang kenapa kamu sudah bangun?", kata pria brengsek itu sambil mengelus pucuk kepala via hingga membuat via kaget setengah mati.

Via menepis tangan pria itu dari pucuk kepalanya, dan dia menghindar dari pria itu agar pria brengsek itu  tidak melakukan sesuatu yang buruk terhadapnta. Setelah itu via menatap wajah pria itu  dengan garang, hingga dia melihat pria itu tertawa.

Apa yang ditertawakan pria aneh tersebut? Apa wajah ku terlihat lucu?, batin via.

"Maaf tuan saya ada dimana? Dan jangan dekat-dekat dengan saya karna saya bisa saja melaporkan anda kepolisi", kata kata ku sambil melotot.

"Sayang kamu sedang berada di istana ku, istana ku juga istanamu sayang. Kenapa aku tidak boleh dekat dengan istriku, hum?", kata nya sambil menaikan alis sebelah.

Kenapa dia memanggil ku sayang? Dan kenapa juga ini istana ku? Bahkan aku tidak kenal sama sekali dengan pria aneh itu.

"Maaf ya tuan bisa kan saya keluar dari tempat ini, dan saya juga tidak menggenal anda. Bahkan anda sendiri tidak tau nama saya", kata ku sambil menahan emosi.

"Sudah lah sayang nanti saja kita berdebat, aku akan pergi sebentar dulu. Jangan mencoba untuk melarikan diri sayang, karna aku bisa saja membuat mu tidak bisa berjalan keesok harinya", kata nya sambil bersmrik mengerikan.

Apa katanya? Membuat ku tidak bida berjalan? Apa artinya dia akan mematahkan kaki ku hum?

Saat aku ingin protes, pintu itu ditutup dengan kencang hingga membuat ku kaget. Setelah dia pergi dari kamar ini kuputuskan untuk mencoba membuka pintu kamar tersebut, tapi ternyata pintu tersebut dikunci dari luar.

"Tolong...... siapa pun bisa bantu aku keluar dari tempat aneh ini?, kata ku sambil mengedor pintu tersebut.

"Maaf yang mulia, kami tidak diperbolekan membuka pintu tersebut sampai raja kembali", suara wanita yang menjawab dari luar.

Aku tidak semudah itu putus asa hingga aku mencoba mencari cara lain agar dibukakan pintu itu.

"Tapi aku sesak ingin buang air kecil bisa kah kalian membiarkan ku keluar untuk ke kamar mandi?" , kataku sambil memohon. Tidak ada yang menjawab ku sama sekali, bagaimana bisa mereka menurutin perintah pria aneh itu. Padahal dia yang menculikku seharusnya mereka menelepon polisi bahwasannya ada seorang gadis kecil yang diculik.

Aku mondar mandir di depan pintu memikirkan bagaimana aku bisa keluar dari tempat aneh ini, hingga aku meendengar pintu terbuka menampilkan pria mesum itu. Ingin sekali ku cakar wajah tampan pria itu. Eh, larat kenapa aku memikirkan wajahnya?

"Ada apa kamu kemari?", tanya ku dengan ketus.

Kulihat dia berjalan ke arah ku dan mencium ku secara brutal. Haish ada apa dengan dia kenapa dia mencium ku lagi ha?

"Sayang bibir mu benar-benar manis jadi membuat candu ku", katanya sambil tersenyum.

"Dasar pria mesum" ku berteriak di depan wajah nya.

(Xanthos Fredell Maximilan)

Melihat dia berteriak di depan wajah nya membuat ku gemas.

"Sayang tolong jangan berteriak, apa kamu tidak malu dilihat oleh para pegawal ku. Hmm" kata ku sambil tertawa.

Dia memutar bola mata nya dengan malas. "Aku tidak peduli jika pengawal mu melihat ku seperti ini, seharus nya kamu yang malu mencium seorang gadis didepan pengawal mu dasar mesum" geram nya.

"Hmmm, baik lah baik lah jika kamu ingin di lihat seperti itu, tapi sayang aku tidak malu mencium mu di depan mereka. Atau kamu mu mau kita berciuman jika mereka tidak melihat kita" kata ku sambil tertawa.

"Dasar bajingan mesum" teriak dia. Dan aku semakin tertawa melihat wajah nya yang kesal.

Part ini sebenarnya udah berulang kali di rombak, karna saya sendiri kurang puas sama cerita di part ini.

Sekali lagi saya hanya minta divote dan dikomen cerita ini. Karna vote dan komen membuat saya semakin semangat untuk melanjutkan cerita ini. 

Dan mungkin saya akan lama lagi melanjutkan cerita ini karna tugas saya menumpuk dan laporan kp saya yang belum selesai sampai sekarang.

BONUS

SALAM MANIS DARI ISTRINYA SUGA😆😆😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SALAM MANIS DARI ISTRINYA SUGA😆😆😆

POSSESSIVE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang