#3 Bertemu

56 5 0
                                    

******
Malam gelap di hutan terlarang itu.

Pohon-pohon yang ketika pagi terlihat indah menjulang ke langit jangan harap jika malam akan telihat indah juga.

Mereka terlihat hidup dan mengerikan seakan ingin melahapmu habis-habis, memakan semua organ tubuhmu hingga ubun kepalamu dan membunuhmu dengan akarnya yang runcing hingga yang tersisa hanya tulang-belulang yang keras dan tak bisa di lumat.

Suasana mencekam dan suara hewan buas memburu dan memakan mangsanya terdengar hingga seluruh penjuru hutan itu.

Suaranya terdengar membabi buta menghabisi mangsanya.

Malam itu juga terdengar lolongan serigala yang memanggil kawanannya.

Untuk besiap-siap berpesta.

Menurutku lolongannya aneh, tidak seperti lolongan malam-malam kemarin.

Tetapi lolongannya sama sekali tidak membuatku takut.

Menurutku suara serigala itu seperti nyanyian yang menjadi pengantar tidur.

Tapi entah kenapa malam itu aku tidak bisa tidur.

"Nyi Kanti pasti sudah tidur," pikirku.

Aku berusaha untuk menutup mata tapi matanya terbuka dengan sendiri.

Aku mencoba menutup mataku dengan jemari tanganku tapi tetap terbuka kembali.

Hingga akhirnya aku keluar dari gubuk itu sendiri, bermaksud ingin jalan sekitar gubuk menghirup udara malam dan kembali lagi ke gubug dengan perasaan kantuk.

Aku berjalan keluar ke depan gubuk.
Mengikuti arah angin.

Entah kenapa ketika aku berbalik aku telah jauh dari gubuk itu.

Tidak ada penerangan sama sekali.
Hanya warna hitam yang aku lihat.

"Rasanya tadi bulannya penuh, tapi kenapa sekarang bulannya telah tertutup awan gelap," batinku.

Aku mencoba meraba-raba tanah tempatku berpijak siapa tau aku bsa beruntung dan kembali cepat menuju gubuk itu.

Tapi usahaku sia-sia, aku hanya berputar di sekitar hutan tanpa melihat adanya cahaya.

Suara langkah kaki terdengar di sekitar tempatku berdiri.

Semakin lama semakin terdengar.

"Siapa gerangan malam-malam begini yang datang ke hutan terlarang selain aku dan Nyi Kanti?," pikirku

Aku merasa di ikuti oleh sosok itu.

Semakin aku mempercepat langkah, semakin jelas pula suara langkah itu mengikutiku.

Semakin aku berlari, semakin dekat juga sosok itu denganku.

Akupun berlari dengan sekuat tenaga, ia tetap bisa mengejarku.

Kisah Anak-Anak Keturunan IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang