2. SURAT

6 2 0
                                    

" Wuah.. keren anak mama! Tadi mama liat siaran langsungnya di TV, kamu keren banget nak!" sambut Rina sepulang Echa dan Alisya ke rumah. Echa memeluk Rina." Makasih ma... Echa juga ga bisa kayak gini kalo gaada dukungan dari mama.." kata Echa. Rina tersenyum haru. Alisya turut tersenyum melihat adik dan mamanya." Oh iya Cha, tadi ada yang ngirim kamu surat. Suratnya mama taruh di meja rias kamu." Kata Rina. Echa mengerutkan kening." Surat dari siapa ma?" tanya Echa. Rina mengangkat bahunya. Pertanda ia tak tahu. Echa menghela nafas." Yaudah, kalo gitu, Echa ke kamara dulu ya ma. Echa capek." Kata Echa. Rina mengangguk. Membelai wajah putri bungsunya, dan membiarkannya berjalan ke kamarnya.

Mungkin putri bungsunya memang sedang lelah.


Echa masuk ke kamarnya. Mamanya benar. Ada surat untuknya. Ia membulak-balikkan surat itu. Tak tertera nama pengirim disitu. Hanya nama penerima. Ah.. tidak. Sebenarnya ada sesuatu yang jangal di surat tersebut.

Adanya huruf F diujung suratnya.

Jantung Echa berdebar kencang. Wajahnya berkeringat. Tidak. Dia tidak ingin terhubung dengan orang ini lagi. Sudah cukup dia harus melihat wajah orang itu hari ini. Tapi, rasa penasarannya mengalahkan akal sehatnya. Dibukanya surat tersebut.

Aku Rindu.

Dua kata yang mampu membuat Echa berdiri mematung di tempatnya. Lututnya melemas. Echa terjatuh di lantai dalam posisi terduduk. Matanya menatap lurus kedepan. Pandangannya kosong.

Kenapa?

Kenapa orang ini harus kembali lagi saat Echa sudah berhasil melupakan semua kenangan bersamanya?

Saat Echa sudah merelakan semuanya? Sudah menghilangkan semua perasaan di hatinya?

Sekarang, Echa mengambil sebuah keputusan yang cukup gila.

Ia akan mencari orang ini.

Memintanya untuk benar-benar pergi dari hidupnya.

Tanpa memerlukan penjelasan apapun dari mulut sialan itu.

***

" Ma! Echa berangkat!!" teriak Echa dengan mulut masih menggigit roti. Ia mengikat tali sepatunya dengan terburu-buru. Setelah sepatunya terikat dengan benar, ia berlari menuju sekolahnya yang terletak tak jauh dari rumahnya.

" DOR! " suara yang amat Echa kenal menghancurkan mood nya pagi ini." Masih pagi ini. Jangan bikin mood gue hancur." Tegas Echa. Si pelaku nyengir tak berdosa." Yah.. Neng Echa ngambek nih guys!" kata si pelaku. Sebuah tindakan yang fatal, karena dia mencoba mengganggu Echa si  ' Singa yang sedang tidur '. Echa yang sudah tersulut emosi memilih berjalan lebih cepat agar bisa segera sampai di kelasnya." Pasha! Lo bisa diem ga sih?! Minggir lo! Gue mau masuk kelas!" bentak Echa saat Pasha menghalangi jalan masuknya. Yang dibentak pura-pura tuli. Justru asyik bersiul didepan Echa. Echa yang sudah muak dengan kelakuan makhluk bumi saat ini langsung mendorong Pasha hingga terjatuh. Echa sama sekali tidak peduli apa yang terjadi pada Pasha. Pasha yang tak terima diperlakukan seperti itu, mendekati meja Echa." Heh! Lo kenap-" ucapan Pasha terhenti saat salah seorang teman laki-laki Echa mendekatinya." Eh.. anu.. Echa. K.. kamu kemarin keren banget.. Ini, aku mau ngasih hadiah buat kamu. Sebagai ucapan selamat." kata orang tersebut. Raut wajah Echa berubah menghangat." Oh.. gitu. Makasih ya..." kata Echa. Pasha cukup terkejut dengan reaksi Echa yang berbeda 360 derajat dibanding kepadanya tadi.

Baiklah, Pasha akan menanyakan hal ini.
Tentang mengapa Echa bersikap selayaknya dewi dan malaikat terhadap lelaki lain, dan bersikap seperti seorang iblis dan dewi kematian kepadanya.

" Cha, lo keseurupan Cha? Kesurupan setan baik gitu?" kata Pasha. Tangannya bergerak menyentuh kening Echa, namun langsung Echa tepis dengan kasar." Apa sih lo?! Kesurupan kesurupan, ngawur!" bentak Echa." We.. Santuy dong.

Y. O. U. N. I. V. E. R. S. : Ketika Duniamu Dan Duniaku BersatuWhere stories live. Discover now