4

491 77 0
                                    

Sehabis pulang dari rumah tetangga setelah mengantarkan makanan, (Name) tampak tersenyum riang. Ia tidak menyangka jika ia pulang di beri sekantong permen. Padahal hari Hallowe'en belum mulai tapi ia sudah mendapatkan banyak permen. Senangnya~

Belum lagi ketika ia mengunjungi salah satu tetangga. Ia melihat seorang pria tampan dan tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Pria itu sangat tampan dengan rambut acak-acakan sehabis bangun tidur, hidung mancung, bibir tipis, dan mata sipit membuat wajah (Name) terus saja merona ketika mengingat pria itu.

"Ah~ benar-benar keberuntunganku bisa bertemu dengan pria tampan. Semoga saja aku berjodoh dengannya ~" harap (Name) setelah sampai di rumah. Ia juga mulai berpikir saat malam Hallowe'en nanti ia akan mengajak pria yang belum ia ketahui namanya itu untuk makan malam bersamanya dan sebelum itu ia harus memikirkan alasannya agar pria itu mau nanti.

"Eh?"

(Name) mengerutkan dahinya bingung kala ia mendapatkan sebuah bunga mawar merah di atas labu yang sudah di hias. Padahal ia belum menghias labu-nya sendiri jadi labu siapa ini? Bahkan di atas labu itu tidak hanya ada bunga mawar merah saja melainkan ada surat.

"Apa ini untukku?" gumam (Name) lalu membuka amplop surat berwarna merah itu dan mulai membaca isinya.

'Aku akan menjemput ketika waktu nya sudah tiba, (Name). Maka bersiap-siaplah mulai sekarang.'

(Name) tampak mengerutkan dahinya bingung. Pasalnya tidak ada nama pengirimnya. Mungkin salah alamat? Tapi jika salah alamat kenapa ada namanya? Mungkinkah orangnya lupa membuat namanya sendiri? Tapi jika begitu bagaimana cara dia masuk? Kan rumahnya terkunci.

Memikirkan berbagai kemungkinan dari mana asal labu, bunga, dan surat itu membuat (Name) jadi sakit kepala sendiri dan pada akhirnya (Name) mengabaikan.

"Lupakan saja. Lebih baik Aku menghias labu dan setelah itu bersiap-siap untuk pergi ke rumah pria itu ~" (Name) yang masih memegang surat itu mulai merasakan aneh ketika tiba-tiba saja tulisan di dalam surat itu menghilang dan bergantikan yang baru.

'Jangan coba-coba melirik ataupun memikirkan pria lain selain aku atau kau akan mendapatkan akibatnya, (Name)~.'

Refleks surat itu (Name) lempar setelah membaca isi surat itu. Tatapannya terlihat ketakutan dengan jantung yang berdebar cepat sebelum tergantikan dengan tatapan marah yang penuh kekesalan.

"Hei! Memangnya siapa kau yang main memerintahku? Main perintah saja, labu, bunga, dan surat langsung main kirim tanpa nama. Apalagi di kirim langsung ke dalam rumah. Tidak tahukah kau apa itu artinya privasi? Dan lagi, itu adalah hak-ku untuk memikirkan dan melirik pria lain. Kau tidak punya hak untuk memerintahku apalagi Aku juga tidak mengenal dirimu. Jadi jangan harap bahwa Aku menuruti perintahmu, ya!"

(Name) mengeluarkan kekesalan dan ia limpahkan pada udara di sekitarnya. Memangnya pada siapa lagi ia harus berteriak kesal? Untung ia berteriak di dalam rumah, coba di di luar, ia pasti nya sudah sangat malu.

Mencoba menenangkan dirinya sendiri, (Name) memilih pergi ke kamarnya dan tidur. Ia terlalu kesal akibat surat yang isinya main perintah dirinya saja.

Dan tanpa (Name) sadari, lagi-lagi orang itu kembali memperhatikan (Name) dengan intens.

"Dasar kucing nakal. Kau akan aku hukum, (Name)~"

Orange Magic || Akashi SeijuroWhere stories live. Discover now