part 1

15K 272 13
                                    

Dreet dreet

Telepon berbunyi. Dan itu sangat menganggu pendengaran Sherin, emang gak bisa ya berenti sendiri. Walau matanya terpejam tangannya terjulur mengambil ponsel yang bergetar di atas nakas.

"APAAN SIH," Teriak Sherin emosi, tak suka saja tidurnya di ganggu. Karena emang dia baru aja tidur jam lima sekarang baru jam delapan.

"Rin pulang ke indo sekarang" Kata Papanya tegas.

Sherin melengos malas Papanya ini sukanya nyuruh nyuruh tapi gitu gak jelas. Belum aja Sherin tendang kalo berani sih, soalnya Sherin gini gini takut sama Papa.

"Males," Katanya singkat.

"Bantu Papa nyelidikin penggelapan dana," Pintanya memohon.

Papanya menghela nafas pelan, bersiap kalau di tolak lagi.

"Oke."

Tut tut

Panggilan terputus. Sherin mengambil kopernya lalu meletakkannya di atas kasur. Sherin tak

Setelah Prepare Sherin pamit kepada opa dan oma-nya. Berat memang ia sudah nyaman dengan keadaan di Swiss apalagi tunangannya yang bawel itu. Saat sudah sampai Bandara, Sherin di sambut Pramugari muda yang cantik.

"Hallo nona ada yang perlu saya bantu," Sapa Pramugari tersebut dengan bahasa Inggris.

"Tidak, bangunkan saja saya jika waktu makan tiba" Ucap Sherin juga dengan bahasa inggris.

Perjalan Swiss-Indonesia membutuhkan waktu 25 jam, atau lebih tepatnya 1 hari. Lama memang berada di pesawat dan yang pastinya membosankan. Untung saja Sherin sudah antisipasi membawa novel yang kemarin di bacanya.

"Miss, sudah sampai," Beri tahu pramugari yang tadi Sherin suruh

"Iya" Jawabnya.

Saat keluar dari Pesawat Pribadi itu, Sherin berjalan memutari Bandara untuk mencari abangnya. Ia menggerutu karena tak kunjung menemukan abangnya. Bahkan ia tak memperhatikan banyak orang yang tampak memuji atau pun menghina.

Setelah menemukan abangnya, Sherin mendecak, soalnya abangnya tak ada niatan mencarinya malah duduk dengan santai sekaligus tebar pesona pada pengunjung bandara.

"ABANG," Teriak Sherin dan segera berlari kecil menuju tempat Abangnya duduk.

"Eh Sherin. Ayo dek ntar kelamaan banyak yang suka sama gue," Ajak Shero dengan menyisipkan kata kata ter-pedenya. Shero tak lupa mengedipkan matanya sebelah menyapa turis yang baru sampai.

"Ck, Lo pede amat," Decak Sherin kesal.

Saat diperjalanan sherina selalu berceloteh ria. Menceritakan kisah kisah lucu. Bahkan bernyanyi nyanyi dan membuat tiktok di mobil, membuat Shero geleng geleng melihat saudara kembarnya. Walau sebenarnya Shero tak urung memaksa ikut joget tiktok bersama kembarannya itu.

"Sampe Rin," Ucap Shero memberi tahu, setelah memasuki gerbang mansionnya.

"Gue gak buta kali bang, lo kira gue gak liat" Jawab Sherin mendelik sinis.

Shero mengangkat bahunya acuh tak peduli, "Siapa tau Lo lupa alamat mansion gitu" Ucap Shero tak masuk akal.

Saat di pintu mansion mereka menatap mata satu sama lain seakan mereka bisa berbicara dengan batin, mentang mentang kembar. Senyum di bibir mereka terbit, bukan senyum bahagia tapi senyum jahil.

"1..2..3.."

"HALLO EPRIBADEH GUYS KITA PULANG DENGAN MEMBAWA KEBAHAGIAN MANA RED CARPET NYA NIH," Teriak Shero dan Sherin lalu mereka tertawa terbahak bahak.

Nawasena (Repost)Onde histórias criam vida. Descubra agora