Riuh Runtuh

57 1 0
                                    

Melihat malam, siap menelan siang yang panjang, sebuah ingatan melayang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat malam, siap menelan siang yang panjang, sebuah ingatan melayang. Mencari tuan, yang hilang. 

"Sudah kali keberapa puan dipecundangi keadaan?" 

kemarin, ada pawana yang membawa kabar dari bumantara. 

Tersenyum puan, menengadah meminta belas kasih Tuhan.

Tak ada hujan, ataupun kejutan

Hanya mendung, dan bingung. 

Puan ternyata tidak menangis. Hening, ia biarkan riuh mayapada.

Sebenarnya apa yang ia minta pada Tuhan? 

Dia berbalik, menyibak helaian surai di wajahnya. Berkata ia,

"Ketentuan berputar semestinya. Suratan tak benar-benar mematahkan perasaan. Kau boleh berharap hujan turun untuk menghidupkan semuanya. Namun, jangan biarkan semuanya mati hanya karena hujan tak bersua dengan harapan." 

Tunggu, jadi apa doamu? 

"Semoga semesta menenangkan dengan cara-Nya"   

  01/02/20

  



Membaca Mengikat CeritaWhere stories live. Discover now