Ahad, 22 September 2019
Dear, Allah..
Di bulan keempat ini, aku mulai terbiasa tanpanya. Air mata yang jatuh juga tak lagi banyak. Mungkin, perubahanku memang belum banyak. Tapi aku selalu berusaha untuk itu.
Melupakan Abang belum sepenuhnya bisa aku lakukan. Ya, aku sudah rela tak mendengar kabarnya tiap hari. Aku juga telah rela melepasnya untuk selamanya. Tapi untuk melupakan sosoknya, entahlah. Karena ternyata, melupakan jauh lebih sulit dari pada merelakan.
Ya Allah,
Mendengar nama Abang disebut sekarang ini, tak akan membawa getaran dalam hatiku. Namun untuk bertemu dengannya secara langsung, aku belum sanggup. Aku takut, pertahananku akan berakhir sia-sia lagi. Aku takut, emosiku akan meluap lagi. Mungkin memang sebaiknya seperti ini, hingga hatiku benar-benar baik-baik saja.Sosial medianya juga sudah tak pernah ku lihat, untuk mengetahui kapan terakhir Abang online. Atau mungkin, status apa yang baru saja dia posting. Hati ini memang ku paksa untuk menyerah. Membiarkannya terluka menahan rindu. Lama kelamaan pasti akan terbiasa juga.
Dan di bulan ini, hatiku sudah mulai mau diajak bersahabat dengan sakitnya. Semoga terus akan seperti ini ya Allah. Hingga akhirnya Kau pertemukan kami dalam situasi yang juga akan baik-baik saja.
Semoga...
YOU ARE READING
Dear, ALLAH
ChickLitAllah Maha Baik. Dia akan menjawab permintaan hambaNya dengan 3 cara, yaitu : 1. YA, Aku beri sekarang. 2. NANTI, Aku ingin lihat usahamu dulu. 3. TIDAK, Aku punya pilihan yang lebih baik. *** Aku Lynn, gadis biasa yang mempunyai kisah cinta tak bia...