DUA BULAN

107 3 0
                                    

Senin, 22 Juli 2019


Dear, Allah..

Dua bulan sudah, dan masih ada wajahnya tergambar jelas di benakku. Apakah aku yang tidak terlalu berusaha untuk melupakannya? Ataukah sebenarnya aku masih mengharapkannya?

Jujur, aku takut. Aku takut tak bisa menghapus namanya dari hatiku. Aku takut, pada akhirnya selalu mengingatnya tanpa berusaha berhenti memikirkannya.

Dua bulan, entah waktu yang singkat atau lama untuk berusaha move on. Tapi ini sulit ya Rabb. Air mataku masih juga keluar sampai saat ini. Ada saat-saat tertentu ketika berusaha mengenyahkan kenangan bersamanya butuh perjuangan yang luar biasa sakit.

Aku tahu, ini sudah tak boleh lagi diteruskan. Aku tahu, hubungan ini hanya akan menyesatkan kami. Menghancurkan kami hingga serpihan tak terlihat jika kami paksakan. Tapi melupakannya membuatku seolah mati langkah.

Siang ini tadi, tak sengaja aku buka kembali video di ponselku. Tak sadar jika masih ada video kirimannya yang tersimpan. Video Abang ketika bermain game favoritnya. Memang, hanya suara dan jarinya saja yang terlihat. Tapi demi Engkau, ya Allah, hati ini kembali sakit. Air mata ini kembali mengalir, walau sudah berusaha aku tahan.

Lagi, aku merindukannya..

***

Jujur, aku lelah dengan semua ini. Berpura-pura kuat justru ketika aku berada di titik terlemah. Berpura-pura tegar ketika aku merasa tak sanggup lagi merasakan semuanya. Berpura-pura semua baik-baik saja ketika aku ingin teriak, hei, aku sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Ya Allah..
Bagaimana lagi aku harus berusaha bangkit? Sedang dia sibuk menggodaku dengan memori yang begitu mengesankan. Perhatiannya, marahnya, emosinya, cemburunya, bahkan masih aku ingat dengan jelas.

Hubungan kami sebenarnya tak lama. Hanya lima setengah bulan. Tapi bersamanya, bagiku adalah hal yang luar biasa.

Tidak! Aku tidak bermaksud mengulanginya lagi ya Rabb. Aku paham, sangat paham, jika ini tak boleh kami teruskan. Tapi tolong bantu aku, tolong permudah aku melalui semuanya.

Bantu aku melupakannya. Bantu aku membencinya. Tolong..

Dear, ALLAHOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz