- Dua -

107 20 1
                                    

Malam itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam itu.

Seseorang mengetuk kaca mobilku yang tertutup, dengan segera ku usap air mata yang masih membekas di pipiku, ku lihat dari balik kaca siapa itu.

"Yoonji, ada apa?" Tanyaku setelah menurunkan kaca mobilku, ia terlihat sedikit tersentak kemudian menoleh ke arah belakang mobilku, aku mengikuti arah pandangannya.

Ternyata ada seorang wanita paruh baya yang kesulitan mengeluarkan sepedanya karena mobilku. Akhirnya ku pindahkan mobilku sedikit ke depan.

Setelahnya entah mengapa aku berakhir disini, di kursi kayu pinggir jalan dengan Yoonji duduk di sebelahku. Ia menyodorkan kaleng soda yang ku yakini baru ia beli di supermarket sebrang kami.

"Terima kasih" Gumam ku seraya meraihnya.

"Kau menangis?" Ucapannya berhasil menghentikan ku ketika akan membuka kaleng soda, aku berdehem sembari tersenyum masam "Tidak, aku hanya kelelahan" Elak ku sembari membuka dan meneguk soda itu.

"Kelelahan bisa membuatmu menangis?" Mati langkah, sepertinya raut ku sudah terlalu jelas untuk kembali mengelak, akhirnya aku tertawa hambar dan mengiyakan bahwa aku baru saja menangis.

Selanjutnya ia tak menanyakan apa alasannya atau apa hal yang menganggu ku, ia hanya duduk di sana menjadi teman dikala hembusan nafasku tengah berat dan disaat bibirku terlalu lelah menangis.

Hingga malam mulai larut dan aku mengantarnya pulang ke rumah tua diujung jalan itu.

"Terima kasih, lain kali aku akan mentraktirmu soda" Ucapku sebelum berlalu ditelan kegelapan malam.

"Kenapa kau baru pulang?" Suara Katniss terdengar ketika aku melepas sepatuku didepan pintu.

Aku memasuki ruang tengah dan menaruh tasku di sofa cokelat, "Berbincang sebentar dengan teman" Ucapku, ia menghampiriku sembari membantuku melepas jas dan dasi yang terasa mencekik leherku.

"Siapa?" Tanyanya, "Yoonji" Jawabku, ia terdiam sejenak dan mengangkat kedua alisnya, sembari menatapku.

"Katniss" Gumam ku, ia menghela nafas dan mengangguk kecil sembari menepis dugaan-dugaan buruknya padaku.

Katniss menaruh jas dan dasiku di sandaran sofa sebelum berjalan kembali ke arah dapur dan menyalakan kompor untuk memanaskan makan malam, "Jangan terlalu dekat dengannya, kau tau orang lain mungkin tak bisa se positive thinking aku"

Aku menghela nafas kasar sembari tersenyum miris. "Benar, orang lain mungkin tidak akan se positive thinking itu" Gumam ku sebelum menaiki tangga ke arah kamar.

Hari-hari berlalu, dan minggu-minggu kembali berlalu. Hingga pagi itu aku terlalu lelah hanya untuk mengangkat cangkir kopi dan meneguknya.

"Cepat jim, kau akan terlambat kerja" Seru Katniss sembari mencuci piring kotor yang sebelumnya ku pakai untuk sarapan.

Aku terdiam, bola mataku tak henti menjamahi vas bunga dimeja makan, tak henti menatap permukaan bening itu, "Apa kurangku, Kat?"

Katniss terhenti sejenak ketika ia hendak menaruh piring basah di rak, "Apa maksudmu?"

Aku berdehem dan meneguk kopi yang terasa dingin, " Tidak, hanya saja, ah lupakan" Aku beranjak dari kursi dan meraih tas ku di meja makan, lalu melenggang ke arah pintu rumah.

"Aku berangkat"

Lagi-lagi mobilku terhenti tepat setelah 4 menit melaju.

Demi Tuhan aku lelah, apa salahku? Apa kurangku? Setiap hari hanya itu yang kupikirkan, disaat boots hitam itu selalu dengan nyaman bertengger di rak sepatu rumah.

Aku sungguh lelah dan dengan segera aku merogoh jas dan meraih ponselku, lalu menekan tombol panggilan, setelah beberapa saat suaranya terdengar nyaring di telingaku.

"Taehyung" Gumam ku, sembari meremas kemudi mobil di hadapanku, aku menunduk tak kala ia mulai bersuara di ujung panggilan "Jim kau terdengar lelah, ada apa?"

Aku runtuh, air mataku kembali memaksa keluar dari kelopak mata yang sudah kupejamkan dengan erat, "Jim, kau baik-baik saja? Istirahatlah"

Kutekan ponselku ke telinga agar sebisa mungkin tidak membiarkan rintihan lolos dari bibirku, "Aku rindu Busan"

Terdengar diujung sana Taehyung menghela nafas panjang, "Kembalilah untuk sekedar beristirahat Jim, dan apa kau tidak merindukanku juga?" Ia berkata dengan nada kesal.

Aku terkekeh kecil, "Kau yang tidak merindukanku, aku pikir kita dekat tapi kau tidak menemui ku"

Ia tertawa hambar, dan mulai menjelaskan dengan panjang lebar tentang luasnya jarak yang membentang antara Busan dan Forks.

Aku tertawa renyah sembari mengeratkan genggamanku pada ponsel, "Aku kecewa padamu" Ucapku setelah ia selesai menjelaskan.

"Sungguh" Lanjutku, ia terdiam sejenak sebelum mulai merintih "Ah! Tannie jangan menggigitku!"

Aku tersenyum kecil, mendengar si bodoh itu meringis dan mengomel pada mahluk berkaki empat yang menggemaskan, ah benar aku juga rindu Yeontan.

Setelahnya ku akhiri panggilan dengan Taehyung, sejenak pikiranku kembali kosong menatap jalanan yang juga kosong, mungkin karena ini bukanlah jalan utama sehingga di pagi buta ini tak banyak kendaraan berlalu lalang.

Kulirik jam tanganku, pukul 8 pagi lewat, dengan segera intensiku kembali berfokus pada benda kecil berwarna hitam itu dan kutekan tombol panggilan.

Suara panggilan terus berdengung selama hampir 3 menit, hingga seseorang mulai menyahut.

"Katniss bisa bicara sebentar?" Gumam ku sembari menyenderkan kepalaku pada sandaran kursi mobil, kupejamkan mataku sejenak.

Ia terdiam sebelum menjawab ku "Tunggu, kau akan pulang sekarang?" Ia merespon dengan nada yang sedikit tinggi.

"Tidak, tidak bukan itu maksudku—" Ucapanku terpotong tak kala aku menyadari sesuatu yang janggal, "Katniss, kau terdengar panik"

Ia kembali terdiam selama hampir 4 menit, ku tekan ponselku ke telinga mencoba mendengar samar-samar suara berisik yang terdengar, "Katniss?"

"Ya Jim? Maaf aku sedang—"

"Tidak perlu" Sahutku sebelum Katniss menyelesaikan kalimatnya, ia tertegun, aku menghela nafas panjang sebelum kembali berucap,

"Tidak perlu mengusir Taehyung"

Ku akhiri panggilan.

***

H O M E [PJM]Where stories live. Discover now