Rasa cemburu

9 5 0
                                    

              5. Hari-hari manis kian berlalu, sekarang saatnya Bradge latihan bola basket sebagaimana seperti biasanya, latihan bola basket di setiap hari sabtu. Ia berlatih keras, berlatih dengan semangat, karena dari berita yang di dengarnya. Kalau tim bola basket sekolahnya akan bertanding dengan tim bola basket sekolah lain. Pasalnya dia ingin fokus mempersiapkan diri untuk bertanding nanti. Para atlet berkumpul di lapangan basket.

"Saya rasa kalian sudah mendengar kalau bahwasannya diadakan perlombaan bola basket tingkat Sma. Apakah benar kalian sudah mendengar kabar soal ini?", pak Gana angkat bicara "Iya pak, kami sudah mendengar", jawab sahutan para atlet.
                 "Baik, kalau begitu seluruh tim basket putra ikut bertanding tingkat Sma ini. Tanpa pengecualian", terang pak Gana kembali "Baik pak"

Kebetulan lomba yang diadakan mendadak yaitu hari minggu, tanggal 13 oktober. Jadi, para atlet hari ini pulang sedikit malam, untuk latihan keras.
                  Pak Gana menerangkan kembali, lomba diadakan besok hari. Jadi, hari ini harus latihan semaksimal mungkin. Tentu saja pasti pulangnya malam. Tidak cukup sedikit waktu untuk latihan.
Mulailah para atlet berlatih.
           Berlatih dengan giat, berlatih dengan semangat yang membara dijiwa. Hingga, matahari tak bersinar lagi, tak mengeluarkan cahayanya lagi. Hingga awan mulai menggelap, matahari mulai tertutup oleh awan yang sirna.

Para atlet terus berlatih untuk saling mengejar bola satu sama lain, saling merebut bola, saling berlomba memasukkan bola ke dalam ring, saling mendribble bola secara bergantian, serta sedang menyusun taktik bagaimana caranya agar bisa menang.
            Sementara, para atlet putri, sibuk menyiapkan yel-yel untuk mensupport atlet putra lomba nanti. Mereka sibuk bertepuk tangan, dance, teriak-teriak bergemuruh, dll.
             Serasanya pukul 19.00 WIB ini sudah pantas untuk para Atlet pulang. Jadi, para atlet pun segera pulang atas perintah dari pak Gana. Namun, disamping Bradge memerhatikan Arnadan, ia juga memerhatikan Tara. Tara pulang sendirian, ia tidak seperti Arnadan mengendarai mobil. Tumbuhlah rasa kasihan Bradge padanya karena sudah malam-malam begini harus pulang sendirian.
"Ehh Tar. Lo sendiri aja?", sapa Bradge dari dalam mobilnya
"Iya nih Brad", Sahut Tara "Gimana kalau gue antar lo pulang?", Bradge mengajukan penawaran pada Tara
               Karena pikir Tara sudah malam begini, jalan juga pasti sepi, ia pun menerima tawaran Bradge, "Hmm.. Yaudah gue mau kok"

"Yaudah ayok naik"

Tara segera naik ke dalam mobil Bradge. Diam-diam Arnadan memantau Bradge dari dalam mobilnya tentu jarak mobilnya agak jauh dari jarak mobil Bradge. Mulai muncul rasa cemburu atas Bradge. Segala pikiran negatif mulai terlintas di benaknya. Saat Bradge berada di tengah-tengah perjalanan, terdengar suara nada dering hp Bradge. Bradge baru saja hendak hampir mengangkatnya tapi, hp Bradge sudah keburu kehabisan batrai "Ahh lowbet. Padahalkan Arnadan telepon gue itu", gumamnya di dalam hati
             Arnadan sibuk menelpon Bradge berulang-ulang kali, tanpa diketahuinya kalau hp Bradge lowbet. Arnadan bersandar di mobilnya dan menutup kedua matanya. Hmmm lu bilang lu sayang sama gue, buktinya lu malah enak-enakan berdua sama cewek lain. Gue telepon lu berulang-ulang kali tapi, yaa nggak ada respon, perkataan itu terucap di hati Arnadan.
             Day morning.....
Para atlet basket berkumpul di lapangan sekolah karena hendak pergi berlomba pagi ini, mereka akan pergi sekitar 15 menit lagi. Karena menunggu bus yang telah mereka pesan dari jauh hari. namun, Bradge khusus membawa mobilnya sendiri bukan lain tujuannya untuk berdua bersama Arnadan.
        
"Nad.. lo mau kemana?", ucap Bradge
"Ya mau naik ke buslah", jawab Arnadan "Gue udah bawa mobil ini, udah bareng gue aja", ajak Bradge
              Mungkin Arnadan masih terngiang di ingatannya kejadian tadi malam, "Tumben ngajak gue, gak bareng Tara lu?", pertanyaan Arnadan kali ini sangatlah membuat Bradge bingung

"Lo kenapa sih Nad?? Udah ayok naik" ajak Bradge kembali
            Arnadan tak begitu merespon perkataan Bradge lagi, ia langsung mengalihkan tatapannya dari Bradge dan pergi menuju bus

"Nad...", Bradge menarik lembut tangan Arnadan, Arnadan membalik kembali ke Bradge, "Brad.. udahlah.. gue maunya naik bus. Lo ajak aja Tara kalau memang lo gak mau sendir!!!i", nada tinggi digunakan oleh Arnadan
           Daripada suasana semakin memburuk Bradge membiarkan Arnadan pergi menggunakan bus. Bus Arnadan berangkat lebih dulu dari mobil Bradge. Ketika bus Arnadan lewat di depannya, Bradge masih memandang Arnadan heran dari luar bus. Ini gak biasanya Arnadan bersikap seperti ini. Bradge berpikir keras apa yang membuat tingkah Arnadan seperti ini, kali ini ketusnya bukan seperti sikap ketusnya yang biasa.
          

Le sens de l'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang