-Nine's Feelings-

330 47 10
                                    

Please Vote dan Comment nya ✋🙏

"Plan!! Plan!! Kau tidak apa!?"
Nine-sahabat Plan,berteriak saat mendekati sebuah meja di taman fakultas tata boga tempat Plan duduk di kursinya dengan sebuah buku yang sedang ia baca.
Nine baru saja selesai kelas pertamanya,begitu juga Plan.
Kelas mereka berbeda pagi ini.

Nafas Nine terlihat tersengal,ia tiba-tiba memeluk Plan dan membuat Plan sedikit terkejut akannya.

"Katanya kau kecelakaan tak jauh dari fakultas teknik?"tanya Nine panik dan pelukannya makin erat,membuat Plan kesusahan bernafas."aku mengkhawatirkanmu! Kau tidak kenapa-kenapa kan ?" Sambung Nine lagi.

Plan memukul-mukul bahu Nine minta dilepaskan." Aku tidak apa Nine,tapi kalau kau memelukku erat begini maka aku akan kenapa-kenapa."mendengar itu,Nine tersenyum canggung dan melepaskan pelukannya.

"Maaf.." Ujar Nine masih sambil tersenyum.

"Tapi kau benar-benar tak apa kan ?" Kini Nine menyentuh ke dua sisi bahu Plan,dan memutarnya ke kanan- ke kiri.

Plan mendengus jengah,membenarkan letak kacamatanya lalu menepuk tempat kosong di sebelahnya." Duduklah dulu,aku oke."

"Ceritakan padaku!" Mutlak Nine tanpa bisa di bantah.
Plan menarik nafasnya,lalu menceritakan kejadian tersialnya hari ini.

Nine sedikit terjengkit saat mendengar nama Joong disebut Plan,ada perasaan aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya saat mendengar nama itu.
"Lalu bagaimana dengan Jack? Apa masih bisa diperbaiki?"tanya Nine.

"Paman Tuk bilang,Jack masih bisa diperbaiki,hanya saja butuh waktu cukup lama. Karna Paman Tuk harus membeli beberapa perangkat yang rusak total terlebih dahulu." Jawab Plan,terlihat raut sedih di wajahnya saat menceritakan tentang sepeda kesayangannya.

"Kenapa tidak membeli yang baru saja sih? Aku bisa membelikanmu sepeda baru jika kau mau." Terlihat perubahan raut wajah Plan saat Nine mengatakan itu.

Plan menatap Nine dengan tajam,dan Nine mengerti apa maksudnya," baiklah-baiklah.. jangan marah,aku hanya asal bicara. Kita tunggu Jaks sampai sembuh oke."Kata Nine sambil menepuk-nepuk bahu Plan menenangkan.

Nine sangat paham,kalau sahabatnya ini tidak mau bergantung pada siapapun.
Nine adalah anak dari pengusaha kaya raya,namun Plan sama sekali tak pernah menerima pemberian dalam bentuk apapun yang ingin Nine beri,dan Nine mengerti jadi dia tidak pernah memaksanya.
Tapi lain hal nya jika menyangkut makanan,maka Plan tidak akan menolak apalagi mendengar kata 'makanan gratis'.

"Kau bisa pergi bersamaku saat berangkat ke kampus,aku akan menyusulmu di toko Pho. Kali ini aku tidak mau ditolak." Sambung Nine lagi,Plan hanya bisa mendengus dan mengangguk pasrah karnanya.
Dia juga bingung harus bagaimana pergi ke kampus kalau tidak bersama Nine,dia tidak mau merepotkan Phonya untuk mengantarnya ke kampus sedangkan Pho harus menjaga toko dan membuat roti.
Sebelumnya Joong juga sudah menawarkan diri untuk mengantar jemput Plan dengan senang hati jika ingin pergi ke kampus,tapi Plan menolak,dia tidak enak hati pada Nine jika terus-terusan dekat dengan Joong.

"Lapar.." rengek Plan tiba-tiba,karna memang jam sudah menuju tengah hari.

"Ayo ke kantin kalau begitu."Nine sudah akan bangkit sambil menggandeng lengan Plan,namun Plan menghentikannya dan Nine kembali duduk.

"Tidak bisa. Kau lupa? Aku harus ke kantin fakultas inter untuk menyelesaikan masalahku dengan si sombong itu,aku tidak mau di cap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab." Plan meremas rambutnya dengan kasar,dia sangat malas sebenarnya.

"Ya sudah kalau begitu,aku temani ."

Plan mengangguk,"emm terima kasih,tapi kita harus menunggu Joong dulu. Karna dia juga akan mengantarku."jawabnya.

"Begitu. Baiklah."

'Bertemu Joong. Aku harus apa? Yang penting jangan sampai salah tingkah.' Racau Nine dalam hati,diam-diam dia meremat kedua belah telapak tangan dan jemarinya di bawah meja.

Berselang beberapa menit,Joong datang menghampiri mereka sambil berlari di lorong-lorong penghubung.

Menopang tubuhnya dengan kedua tangan yang bertumpu pada lututnya,nafas Joong tersengal,dengan tubuh berkeringat.

"Kau sampai." Nine berbasa-basi.

"Aku lelah." Jawab Joong masih dengan nafas yang naik turun.

"Kenapa berlari?" Nine kembali bertanya,padahal itu hanya siasat untuk menutupi kegugupan dan keterpesonaannya akan penampilan Joong saat ini.
Kaos hitam polos dengan seragam yang kancingnya sengaja dibuka seluruhnya,keringat yang membasahi kening dan lehernya,membuat Joong terlihat errr.. sexy .. di mata Nine.
Kalau boleh jujur,jantungnya sedang maraton sekarang.

"Tentu supaya lebih cepat bertemu dengan P'planku.."

Sakit!

Itu yang dirasakan Nine saat mendengar jawaban Joong,sementara Plan hanya membuang wajahnya jengah.

Joong berjalan memutar mendekati Plan dari arah kiri sementara Nine di kanan.

"P'Plan..aku lelah.." Rengek Joong sambil memeluk lengan kiri Plan.

Nine sudah biasa melihat tingkah Joong yang seperti ini pada Plan,dan dia juga tahu kalau Joong menyukai sahabatnya. Tapi entah mengapa,dia selalu kesal dan sakit saat melihat Joong yang terang-terangan mendekati Plan seperti itu.

"Hentikan atau buku tebal ini akan melayang ke kepala kosongmu!"

Tak menunggu dua kali peringatan Plan,Joong langsung melepaskan pelukannya dari lengan Plan ,lalu berdiri.

"Ayo ke kantin fakultas inter. Aku tidak mau mengulur waktu." Ucap Plan setelahnya,dan bersiap beranjak dari taman.

"P'Planku,kau tidak mau makan dulu di kantin?" Joong bertanya dengan tatapan lurus ke wajah bulat dengan kaca mata tebal itu.

"Nanti saja,setelah selesai dengan si sombong itu."

"Baiklah kalau begitu,ayo. " Joong sudah akan berjalan beriringan dengan Plan,sebelum melihat Nine yang juga akan beranjak."Kau juga ikut P'Nine?"tanya Joong.

"Kenapa? Tidak boleh?" Nine bertanya sedikit ketus.

"Mengganggu! Aku kan ingin berjalan berdua dengan P'Plan menuju pelaminan. Seharusnya kau membawa keranjang bunga di tanganmu,dan menaburkan bunganya di sepanjang jalan yang kami lewati. ..." Joong terlalu santai menjawab,sampai dia tak menyadari berubahnya raut wajah Nine yang terlihat mendung.

Satu geplakan melayang ke kepala belakangnya. Dan itu dari Plan yang menjeling tak suka.

"Cheesy tapi basi" Nine mencela,dan berjalan menarik Plan untuk mendahului Joong ke kantin Fakultas inter.

Walaupun sakit,Nine mencoba untuk tetap menutupinya dan bertingkah seperti biasa.
Plan menatap Nine nanar,tanpa berani bertanya ataupun membujuk.





To be continued.

Follow Jojo 🐝🐝

RAK SAMSEA(MeanPlan-Joongnine)Where stories live. Discover now