Strawberry - 17

3.6K 357 41
                                    

Taehyung POV


Seminggu lagi kami akan menjadi tuan rumah pertandingan Basket antar High School. Tim basket berlatih setiap hari membuatku jarang dapat menghabiskan waktu bersama Jungkook. Baru seperti ini saja aku sudah menderita karena merindu. Bagaimana jika besok ketika aku sudah lulus?

Oleh karena itu, disinilah aku berada. Di deretan bangku dalam aula besar. Menonton pacarku sambil menggambar. Tentu saja menggambar dirinya.

Jeon Jungkook adalah eksistensi paling indah di muka bumi. Menggambarnya memberikan kebahagiaan tersendiri bagiku. Sekarang aku sudah memiliki satu buku sketsa yang penuh dengan gambarnya.

Jungkook pernah bertanya, kenapa tidak memotret dia saja jika kangen. Aku cuma menjawab dengan menunjukkan galeri ponselku yang berisi puluhan foto nya dari berbagai sudut. Menyebabkan wajahnya merona manis sekali.

Sebagai ketua himpunan siswa, aku turut sibuk mempersiapkan pertandingan basket hari ini atau itu hanya alibi ku saja supaya bisa dekat-dekat dengan kesayanganku.

.

Disinilah aku, bersama Hoseok disalah satu kursi penonton di hari pertandingan. Tim sekolah baru saja memasuki lapangan, aku melihat Jungkook mengedarkan pandangannya menyapu tribun penonton dan ketika bersibobrok dengan mataku ia menepuk dada dan memberikan jari bersimbol love ke arahku.

Sudah kubilang kan, dia manis sekali.



Babak satu sebentar lagi selesai. Jungkook semakin bagus dalam basket, dia bintang lapangan hari ini. Dari tadi aku begitu fokus memperhatikannya hingga terdengar di telingaku suara gadis-gadis yang mengobrol di depan ku.

"Joen nomor sembilan itu lihat deh. Bisep nya bagus sekali."

"Wajahnya juga sangat tampan."

"Sudah punya pacar belum ya?"

Mereka supporter dari sekolah lawan. Baru saja aku hendak membuka suara mengklaim bahwa si manis itu milikku aku mendengar pekikan dari sampingku.

"Jungkook! Jungkook! aaa Jungkooooook!!"

Aku langsung melihat ke lapangan ternyata manisku baru saja menyelesaikan dunk dengan sempurna.

Sejurus kemudian seluruh penonton di sekelilingku membicarakan tentang dirinya.

"Jungkook keren sekali Tae. MVP hari ini.

Tae.. kamu diem aja dari tadi" Hosoek bertanya sambil mendorongku ke samping dengan bahunya.

Aku tidak menanggapinya. Sedari tadi diam berusaha menulikan kupingku dari obrolan di sekeliling yang ribut membicarakan kesayanganku.

Bahkan siswa dari sekolahku pun tidak ketinggalan membicarakan Jungkook. Ya walaupun seluruh penjuru sekolah sudah mengetahui hubungan kita, namun tidak menghalangi jumlah fans Jungkook semakin banyak.

Terdengar peluit mendakan break pertama. Jungkook berlari bersama teman-temannya ke arah bangku tim sekolah. Ia menerima botol minum dan handuk dari Seulgi.

"Hai kau lihat itu, apa mereka berpacaran?"

"Pasti iya, cewe itu hanya perhatian ke nomor sembilan. Mana cantik banget pula."

Aku tak tahan mendengarnya. Aku berpamitan ke Hoseok hendak ke toilet. Di lorong memuju toilet, aku melewati tiga gadis yang tidak aku kenal sedang mengobrol, sempat tertangkap pembicaraan mereka.

"Kata temanku disini, dia belum punya cewe."

"Ya sudah, kau nyatakan saja cintamu pada Jungkook."

Lagi?
Tentang Jungkook lagi?! Di sekolah ini hanya ada satu Jungkook. Dulu ada Jongkook Sanbaenim namun sudah lulus dua tahun lalu.

Aaargh hati ku panas. Perasaan resah memborbardir di dada. Apa ini yang namanya cemburu?

Selesai dengan urusanku  aku kembali ke kursiku. Babak kedua baru saja dimulai.

Keadaan makin membuatku dongkol. Aku benar-benar harus bersabar menekan emosiku hingga akhir pertandingan. Mendengarkan yang tidak ingin kudengar, saat penonton disekelilingku menyerukan nama si manis tiada henti.

Seperti yang sudah kuduga, pertandingan dapat dimenangkan sekolah kami. Cherleader bersorak begitu kencang menyambut kemenangan kami. Aku melihat Jungkook berlari kearah ku. Ah jadi teringat dulu saat pertandingan pertama.

Aku mendatanginya di bibir tribun, mata Jungkook begitu bercahaya, aku menundukkan wajah mencium keningnya dan mengucapkan selamat.

Jungkook yang sekarang bukanlah Jungkook yang dulu lagi, yang akan lari bersembunyi dari afeksi di depan umum. Jungkook justru mengadahkan kepalanya dan mencium pipiku singkat sebelum kembali timnya.

Terdengar pekik tertahan dari penonton, mereka ramai membicarakan hal barusan. Kita memang tidak ciuman di bibir, namun siapapun dapat tahu hubungan kami spesial.

Dengan senyum lebar tersungging dibibir, aku melangkahkan kaki keluar aula besar yang iikuti oleh Hosoek.

Aku dan Hoseok bergabung bersama anggota Himpunan lainnya mengurus beberapa hal pasca pertandingan. Ponselku berdering singkat tanda ada pesan masuk. Itu Jungkook mengabarkan mereka akan pergi makan di luar dan tidak perlu menunggu nya.

Rasa sedih menderaku, aku ingin mendekapnya. Menyingkirkan perasaan insecure yang membanjiriku hari ini. Namun aku hanya dapat mengucapkan have a good time kepada Jungkook.

.

Aku sedang bergelung gelisah di kasurku. Jungkook dari tadi belum membalas pesanku, mungkin dia masih sibuk. Namjoon juga sudah tertidur menyisakan aku sendirian dalam lara.


Jam malam sudah berlalu 30 menit yang lalu saat aku mendengar ketukan di pintu. Pintu terbuka dan menampilkan sosok Jungkook. Aku duduk di kasur dan langsung diterjang olehnya. Senyumnya luar biasa indah. Aku membalas pelukannya ikut terhanyut dalam euphoria kemenangan yang dia raih.

Kemudian Jungkook melepas pelukan kami, ia membuka versity dan menyampirkan nya di gantungan baju. Jungkook mengambil tempat duduk disisiku. Ia bercerita pertandingan tadi dengan begitu senang. Aku hanya mampu melihat bagaimana bibir ranum nya bergerak cepat menyampaikan kata demi kata.

Aku mengulurkan tanganku, menyibak poni Jungkook. Telapak tanganku turun ke tengkuknya dan menariknya mendekat.

Jungkook terlihat kaget, mata doe menatapku penuh harap dan kemudian menutup kelopak matanya.

Aku mencium bibirnya. Begitu manis seperti strawberry, lembut bagai marsmallow. Ciuman pertama kami.

 

  -tbc-




💜

I'm with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang