Aku yang Dulu - 10

3.5K 359 38
                                    

Flashback masa lalu Jungkook
 

 
Sewaktu kecil, aku sangat bangga dengan diriku. Semua orang menyukaiku yang imut dengan gigi kelinci. Aku pun mengkoleksi begitu banyak boneka kelinci dan suka sekali menonton cerita mengenai kelinci, seperti Loony Toons.

Namun itu semua berubah saat aku naik kelas 4 SD. Tubuhku menjadi gempal, teman-teman menjuluki aku si kelinci gendut, kelinci bantet dan lainnya yang buruk.

Awal nya aku tidak terlalu peduli, namun setiap hari mendapat sebutan yang sama perlahan membuatku tertekan. Alhasil makanku justru semakin banyak. Aku sudah seperti buntalan.

Sewaktu naik kelas 6 SD, aku benar-benar kehilangan percaya diri. Aku mulai menjauhi temanku satu per satu. Aku merasa nyaman jika bisa sendirian.


Hingga terjadi sebuah kejadian yang masih bersemayam di benak ku hingga kini, terjadi saat aku baru saja selesai ujian akhir sekolah hendak pulang di siang hari bolong. Seorang teman sekelas mengajakku bermain dan aku mau. Toh kupikir ini moment terakhir bermain sebelum kelulusan.

Aku mengikutinya memasuki gudang belakang sekolah, kata nya ada teman lain menunggu disana. Dia menyuruhku masuk duluan namun begitu aku sudah berada dalam gudang, tiba-tiba ia menutup pintu dan memasang kursi dibawah kenop. Menyebabkan aku tidak dapat keluar dari dalam gudang.

Masih terngiang hingga sekarang suara tawa teman-teman yang meninggalkanku sendiri dalam gudang yang kosong.

Awalnya aku tidak takut. Aku berusaha berteriak sekuat tenaga, namun pertolongan tidak kunjung datang.

Aku mulai kalut. Disaat itu aku justru mengingat cerita-cerita seram mengenai gudang ini.

Aku takut

Aku mulai menangis
 
 
Di luar sana langit mulai gelap. Aku merasa angin dingin berputar di sekelilingku. Maka aku berjalan mundur hingga menabrak tembok dan terduduk disana.


Napas ku sesak

Aku mulai melihat titik-titik kuning sebelum gelap menguasai penglihatanku.



Aku yang tidak kunjung pulang membuat orang tuaku panik. Mereka sudah mencariku sejak sore dan bahkan sudah memberitau polisi. Namun karena belum ada 24 jam berlalu sejak aku tidak pulang, maka polisi belum dapat menerima laporan orang tuaku.

Mereka sudah mencari di sekolah namun tidak mencurigai gudang belakang. Hingga akhirnya mereka kembali datang di malam hari dan sempat kesulitan memasuki gedung sekolah karena penjaga sekolah ternyata sudah mulai berlibur.

Berkat bantuan guru wali kelas, kedua orang tuaku dapat memasuki wilayah sekolah. Kali ini mereka menemukan pintu gudang yang diganjal mencurigakan.


Aku ditemukan dalam keadaan pingsan di lantai.


 
Kondisi fisikku lebih cepat pulih daripada kondisi psikis ku. Setiap malam datang, aku selalu merasa kembali terkunci dalam ruangan gelap.

Appa eomma membawaku ke psikolog untuk membantu penyembuhan. Pelan-pelan aku mulai dapat tersenyum kembali. Tapi aku masih belum bisa bertemu orang lain selain keluargaku.

Liburan musim panas telah berakhir, seharusnya aku memulai masa Junior High School. Namun aku masih enggan bertemu dengan orang lain. Dengan rutin aku mengikuti sesi terapi hingga aku dapat bersosialisasi kembali.

Sekolah Junior High cukup jauh dari Elementary, tidak ada teman sekolah lama ku disini. Namun karena aku baru masuk dua bulan setelah dimulainya tahun ajaran baru, membuat teman-teman menaruh curiga padaku.

Hingga akhirnya sebuah cerita tersebar dan setelah ditambah bumbu disana-sini membuat kebenarannya semakin samar. Mereka mempercayai aku menjalani perawatan di rumah sakit jiwa. Teman-teman mulai mengejekku orang gila.

Tentu saja aku tidak sanggup menanggung itu semua. Hey, aku masih berusia tiga belas tahun. Ingin mengadu ke orang tua, namun takut, malu dianggap sebagai anak tidak berguna. Aku hanya bisa memendam semuanya dalam hati. Hanya bantal yang menjadi temanku menangis disetiap malam.

Perlakuan teman-teman semakin menjadi-jadi. Aku tidak berani makan di kantin, karena ada banyak mata memandangku dengan cemooh. Suatu hari saat aku sedang makan di kelas, ada yang menaburkan bubuk kapur dengan cara membersihkan penghapus papan tulis diatas kepalaku. Makananku penuh bubuk kapur, aku tidak bisa memakannya lagi.

Besok nya aku makan di sepetak taman belakang kelas, namun justru guyuran air kotor yang kuterima dari jendela diatasku. Alhasil besoknya aku makan di dalam bilik toilet. Aku ingin bangun dari mimpi buruk ini, tapi tidak bisa karena semua ini nyata.

Cukup lama aku rutin makan bekal siang di toilet hingga suatu hari ada yang menyadarinya. Mereka mengunciku di kamar mandi.

Panik menyergapku

Trauma masa lalu menyerangku begitu cepat, membuatku kehilangan kesadaran.
   
   
Pihak guru menemukanku tidak sadarkan diri di toilet di sebelah kotak makan. Orang tuaku sangat sedih menemukan kenyataan yang menimpa diriku memutuskan agar aku pindah sekolah saat kenaikan kelas. Bahkan kami juga pindah apartemen mendekati sekolah baruku.

Di sekolah baru, dengan dukungan dari kedua orang tua dan psikolog, aku mulai mengatur pola makan dan berolah raga.

Badanku sudah tidak segemuk dulu lagi. Bahkan pada saat kelas IX, aku pertama kalinya mendapat pengakuan cinta dari seorang gadis.


-tbc-

I'm with YouWhere stories live. Discover now