(41) bagian dari sebuah cerita

5.1K 722 13
                                    

Apa kau percaya akan takdir?

Apa kau percaya akan benang merah yang telah mengikat kita bahkan jauh sebelum raga kita dilahirkan?

Bagaimana jika benang itu terputus?

Apakah dapat tersambung kembali?

*****
Yoongi bergerak gelisah dalam tidurnya, keringat mengucur deras membasahi dahi hingga mengalir turun ke lehernya.

"Tidak-" Gumamnya dengan kedua mata yang masih terpejam erat. Kedua tangan putihnya meremas dedaunan yang menjadi alas tidurnya.

"Jangan... arghh!" Yoongi tersentak dari tidurnya, napasnya terdengar memburu selaras dengan jantung yang berdegup kencang.

Dia menelan ludahnya dengan kasar dan kemudian menolehkan kepalan kearah sahabat-sahabatnya yang masih terlelap, tidak terusik akan igauan dan teriakannya tadi.

"Aku membunuh-" Kedua manik matanya bergerak liar dan kedua tangannya telah berganti meremas surai hitam miliknya.

"Aku... membunuh-"

"Mereka"

*****
Pukul berapa ini? Hari apakah ini? Sudah berapa hari mereka di dalam negri yang bernama Azores tersebut?

Pertanyaan itu selalu terngiang di benak mereka, seakan-akan mereka buta akan waktu, begitulah yang terjadi saat ini. Tepat disaat mereka menginjakkan kaki di negri ini semuanya terasa samar.

Bahkan cahaya matahari yang biasanya menjadi patokan penentu waktu di zaman primitif pun tidak dapat mereka lakukan, tidak disaat matahari itu sendiri tidak menampakkan wujudnya.

"Eughh" Suara lenguhan itu memecah kesunyian yang menyelimuti mereka.

"Oh, kau sudah bangun hyung?" Tanya Jungkook yang sedari tadi duduk di sebelah pria bertubuh mungil itu.

"Dimana ini?" Itu pertanyaan pertama yang dilontarkan begitu kedua matanya terbuka.

"Di sebuah hutan, tetapi jika kau menanyakan di daerah mana, entahlah,aku juga tidak tahu" Jawab Jungkook seraya mengangkat bahunya acuh.

Sejujurnya Jungkook juga tidak tahu sama sekali mereka berada dimana saat ini, setelah Jimin sadar tempo hari mereka memutuskan untuk segera keluar dari lembah kematian itu, karena tidak ingin kejadian mengerikan itu kembali terulang.

Tidak ada yang dapat menjamin jika mereka tidak akan diserang kembali, jadi mereka memutuskan untuk segera meninggalkan rumah yang menjadi tempat mereka berteduh selama beberapa hari itu, tentu saja mereka harus bergantian menggendong Jimin yang masih sangat lemah.

Berbeda dengan Taehyung yang pulih dengan cepat, bahkan pemuda itu sudah dapat tersenyum dan melemparkan kalimat-kalimat aneh miliknya. Meski masih terdapat kecanggungan antara dirinya dan Yoongi tentu saja.

Pletakk...

Sebuah jitakan sukses mendarat di kepala Jungkook, membuat pemuda itu mengerang kesakitan dan melemparkan tatapan protesnya kearah Seokjin.

"Jangan melamun" Ucap Seokjin, memilih mengacuhkan kalimat protes yang dilayangkan oleh Jungkook dan membantu Jimin untuk meminum air yang sebelumnya telah dicari oleh dirinya dan Jungkook tadi.

Beruntung di hutan itu terdapat sebuah sumber mata air yang sangat jernih.

"Sudah lebih baik?" Tanya Seokjin yang dibalas anggukan kepala oleh Jimin.

"Dimana Tae?" Tanya Jimin begitu menyadari jika sahabat aliennya itu tidak berada disekitarnya.

"Dia pergi berburu bersama Namjoon dan Hoseok" Jawab Seokjin seraya membantu Jimin untuk berbaring kembali.

BTS Elemental : The Lost Power [COMPLETE]Where stories live. Discover now