HURT

955 72 4
                                    

~sorry for typo



"Tap tap tap"

jinhwan berlari keluar dari club, menerobos hujan dengan tatapan kosong dengan hati yang sungguh sakit dan kecewa bercampur aduk dalam satu, ia sungguh tak percaya oleh apa yang barusan ia lihat.

Flashback

Seoul hospital~

"Pukul 22:35 huhh sangat melelahkan hari ini, apa pasien itu tidak bisa berhenti memanggil namaku oeh?! Kenapa harus aku bukannya masih banyak dokter yang lain? huftt.. dia pikir aku bekerja hanya untuk dirinya saja apa? aishh merepotkan saja."

jinhwan mendumel dengan tidak elitnya di sepanjang koridor rumah sakit sambil merentangkan kedua tangannya menuju pintu keluar, ia sepertinya tidak terlalu perduli oleh beberapa orang yang menatapnya dengan tatapan heran. Ia berencana langsung pulang karena hari ini sungguh sangat melelahkan baginya.

"Yakk kim jinhwan!"

"Yaaa! aigoo! aku sangat terkejut kau tau!" jinhwan memelototi rose dengan ekspresi terkejutnya.

"Hehe mianhe, sedang apa kau disini eoh? Menunggu kekasihmu? Apa kalian akan berkencan? Aigoo kalian roman-" mulut rose pun langsung di bekap oleh kedua tangan jinhwan, lantaran banyak orang yang memperhatikan mereka dengan tatapan risihnya karena rose memang terlalu berisik.

Rose adalah sahabat jinhwan, mereka sudah lama bersahabat sejak mereka kecil. orang tua mereka juga sangat akrab dan tidak ada sedikitpun
kecanggungan diantara mereka. rumah mereka pun bersebelahan, mereka 1 sekolah, 1 universitas, bahkan sampai sekarang mereka 1 provesi. Ya mereka adalah seorang dokter di seoul hospital, awalnya rose ingin menjadi seorang model tapi karena melihat jinhwan mengambil jurusan kedokteran jadilah rose ikut ikutan jinhwan. Memang sedikit berlebihan sih, tapi itu dilakukan rose karena menurutnya bukan jinhwan tanpa rose disisinya dan bukan rose tanpa jinhwan disisinya.

"Yakk! Kenapa kau membekapku eoh?!" Tanya rose sambil membuat raut wajah sekesal mungkin pada jinhwan.

"Aishhh siapa suruh berisik!? Kau tidak lihat eoh? semua orang menatap kita pabbo!"

"Hehe." rose hanya menyengir dengan ekspresi bodohnya.

"Aku akan pulang jinani apa kau mau pulang bersamaku? ini mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan."

"Aniyo, aku akan menelpon June untuk menjemputku pulang"

June merupakan kekasih jinhwan, mereka bersama sudah hampir 2 tahun. Mereka memulai hubungan sejak masa SHS. June merupakan senior jinhwan dulu, usia mereka berbeda 2 tahun. Mereka sangatlah serasi dan saling mencintai satu sama lain, beberapa orang juga iri melihat mereka. Bagaimana tidak, mereka berpikir bahwa jinhwan sungguh beruntung memiliki kekasih seperti june yang tampan, kaya, pengertian, pekerja keras, serta cerdas. Dan june yang beruntung karena memiliki kekasih seperti jinhwan yang cantik, baik hati, dan sangat menggemaskan. Sungguh sangat serasi bukan? Dan sebentar lagi mereka akan menikah karena june sudah melamarnya bulan lalu di tepi pantai, karena pantai merupakan tempat terfavorit jinhwan. Dan itu adalah memori terindah bagi jinhwan dan tak akan ia lupakan selamamya ya selamanya!

"Ah ne, kalau begitu aku akan pergi bersenang senanglah dengan keka- ups calon suamimu jinan-a!" rose sangat suka menggoda jinhwan seperti ini, karena menurutnya sangat menggemaskan ketika jinhwan malu atau kesal, pipinya mulai memerah seperti tomat rasanya ia ingin mencubitinya saja.

"YAK! Rosee!" Belum sempat jinhwan membalasnya, rose sudah berlari duluan masuk kedalam mobilnya.

"Pai pai jinan-a." rose melambaikan tangannya kepada jinhwan lewat kaca mobil yang terbuka, dan manjulurkan lidahnya bermaksud untuk meledek jinhwan.

"Aish akan kubalas kau besok."

Rose hanya terkekeh menanggapinya, dan segera melajukan mobilnya untuk pulang kerumahnya.

"Tes tes tes"

hujan yang awalnya hanya turun setetes dua tetes lama-lama semaking deras, dan jinhwan segera menghubungi june untuk menjemputnya pulang, karena sudah sangat larut ditambah lagi hujan yang semakin deras.

"Yeobseyo."

"Oppa~ bisakah kau menjemputku di rumah sakit? aku sedang tidak membawa mobil dan disini hujan deras."

"Ah mianhe jinani, aku sedang ada di busan untuk keperluan bisnisku."

"Hahh." jinhwan hanya mendesah pelan.

"Mianhe jinan-a aku tak bisa menjemputmu aku sangat minta maaf, kau tak marahkan sayang."

"Ne, gwenchana aku akan naik taksi saja."

"Ok, hati hati jinani."

"Ne."

"Saranghe."

"Nado saranghe."

jinhwan segera mencari taksi, niatnya jinhwan ingin langsung pulang kerumah dan segera bermanja-manja dengan kasurnya, tetapi niatannya itu ia urungkan ketika melihat mobil kekasihnya terparkir disebuah club. tapi apakah benar itu mobil kekasihnya? tanpa pikir panjang iapun meminta sopir untuk berhenti dan membayar taksi nya. Jinhwan segera masuk kedalam club, Ia melihat banyak lampu sorot dan banyak sekali orang yang sedang mabuk, menari dengan lincahnya mengikuti alunan musik, beberapa orang juga sedang bercumbu dengan tak tahu malunya didepan banyak sekali orang.

"Apa june ada disini? apa tadi benar mobil june? untuk apa dia pergi ke ketempat seperti ini? bukankah june sedang dibusan?" Banyak sekali pertanyaan yang muncul di benak jinhwan, tapi ia segera menepis pikiran itu jauh-jauh karena ia tahu june bukanlah orang yang suka mabuk atau pergi ketempat seperti ini. Bukankah menurut june itu hanya membuang-buang waktu dan uang. 

Lalu setelah berdebat dengan pemikirannya tentang june itu berakhir, Ia melihat seseorang sekilas mirip june bukan itu sangat mirip june. Bercumbu dengan seorang wanita yang ada di depannya, jinhwan menghampirinya perlahan dan dapat ia lihat sangat jelas bahwan benar itu memang june,

"Damn!"

ia tak dapat bergeming sedikitpun, air matanya perlahan mulai jatuh. June yang merasa ada yang memperhatikannya pun segera moneleh dan menemukan jinhwan tepat berada disampingnya dengan mata yang penuh dengan air mata. menatapnya dengan raut wajah yang sulit diartikan, melihat itupun june seketika panik dan berusaha menarik jinhwan yang sudah berlari meninggalkan club.

"Jinan!" June berteriak berkali-kali memanggil nama kekasihnya yang tak kunjung menoleh ke arahnya.

"Jinani itu tidak seperti yang kau pikirkan, aku bisa jelaskan!"

"Jinan!" Ketika june berhasil mencengkram tangan jinhwan ia segera menariknya untuk menghadapnya, namun tangan itu segera ditepis dengan kasar oleh jinhwan.

Jinhwan sungguh kecewa hati nya terasa seperti di tusuk berpuluh-puluh kali oleh pisau, ia tidak perduli oleh banyak nya air mata yang sudah ia keluarkan, dan hujan yang mengguyur tubuhnya dengan sangat derasnya. Alam seperti mengerti perasaan jinhwan sekarang. Ia sungguh tidak perduli dengan june yang memanggil namanya berulang kali, dan ketika june mencengkram tangannya ia langsung menepisnya dengan kasar. Ia lalu memberhentikan taksi dan segera pergi dari tempat terlaknat itu ia sungguh tidak kuat, bagaimana bisa june berbohong kepadanya? mengkhianatinya, dan mengkhianati cintanya? ia pun langsung pulang menuju rumahnya tanpa memperdulikan june yang berusaha mengetuk jendela taksi mencoba untuk memberhentikan taksinya.














~tbc

Gimana ceritanya? Maaf buat yang kurang suka karena ini pertama kalinya nulis ff.
Buat yang mau ngasih saran buat ff ini comment aja ya😊

~thanks for reading

~jangan lupa vote 👍

See you next chapt 🤗

BEACH [binhwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang