Chapter 1

6 1 0
                                    


Rintik hujanpun terhenti, menyisakan sisa-sisa butiran air yang membasahi dedaunan. Langit yang semula gelap yang menyiratkan akan kesedihan perlahan-lahan berubah menjadi biru yang sangat indah. Burung-burung menari diudara yang seakan-akan menyuarakan kebahagiannya. Matahari mulai memancarkan sinarnya membuat kehangatan untuk Langit. Langit gadis cantik itu terlihat sangat kacau dengan rambut hitam panjang yang terurai terlihat begitu berantakan. Ia baru terbangun akibat mimpi buruk yang merasuki alam bawah sadarnya dan melirik jam di nakasnya dengan perasaat sangat kesal akibat mimpi yang mengganggu tidurnya. Langit masih setengah sadar dan ingin melanjutkan tidur yang tertunda tetapi baru saja ia meletakkan kepala di atas bantal kesayangannya ia teringat akan sesuatu.

"siaalll!!! Skarang hari senin," ucap langit lalu ia tergesa-gesa mengambil handuk dan pergi kekamar mandi. Dengan gerakan secapat mungkin langit menyelesaikan mandinya dan mulai berias untuk pergi kekampus. Dengan tas dipunggung langit cepat-cepat keluar kamar dan turun dari tangga rumahnya untuk berpamitan dengan orangtuanya.

"Pagi bunda, pagi ayah" ucap langit samba mencium kedua pipi ayah dan bundanya. Dan dengan cepat memakan sarapannya dengan terburu-buru"

"Pelan-pelan sayang nanti k kamu tersedak"ucap Rasti bundanya Langit yang memperingati anaknya gara tidak terburu-buru. Rasti dan Alam sudah mengetahui kebiasan Langit yang selau terburu-buru setiap pagi, mereka sudah terlalu sering memberi tahu Langit agar tidak terus-terusan mengulai kebiasaan buruk yang dimiliki Langit ini.

"iya.. bundaku sayang, aku pamit ayah,bunda daa"sambil mencium kedua tangan orang tuanya, lalu Langit pergi meninggalkan kedua orang tuanya.

"Hati-hati dijalan jangan ngebut bahaya, telat dikit gak apa-apa keselamatan itu yang penting Langit" ucap Alam ayah Langit yang menasehati anaknya itu.

"Siap yah, aku inget kok pesan ayah,kalo keselamatan itu yang penting" ucap Langit yang lalu pergi melalu dengan mobil kuning kesayangannya.

Diperjalanan menuju kampus, nasib sial kembali menimpa Langit, mobil yang dikendarainya tiba-tiba mogok di jalan yang membuat langit ingin enyah dari bumi ini skarang.

"Aduh Tuhan apalagi ini" dengan cepat Langit turun dari mobilnya, dan mencoba meperbaikinya walaupun ia tahu bahwa semuanya sia-sia karna Langit sama sekali tidak mengetahui masalah mesin.

"Gak ada salahnyakan aku cobak siapa tau mau" tapi semua tidak berhasil mobil Langit tetap tidak menyala yang membuat Langit harus memutar otak agar ia bisa datang kekampus tepat waktu.

"aku harus cari angkutan umum ni biar bisa sampai kampus, tapi daerah sini gak ada angkutan umum lewat" ia bemonolog sendiri sampai ia memiliki ide yang sangat blilian versi Langit, ia akan memberhentikan mobil yang lewat dan meminta bantuan kepada pemilik mobil umtuk mengantarkannya kekampus.

"aku harus nglakuin ini, biar aku selamat dari omelan tu dosen killer Tuhan lancarkanlah jalan hambamu ini Tuhan"

Karna telah lama mencoba berdiri dipinggir jalan yang membuat kaki Langit serasa ingin lepas dari tempatnya lalu ia tekat penuh Langit memberanikan diri untuk berdiri ditengah jalan untuk memberhentikan kendaraan yang melintasi jalanan tersebut.

TIN TIN

"Lo mau mati? Lo mau buat gue jadi pembunuh?" ucap seorang laki-laki yang hampir saja menabrak Langit karna berdiri ditengah jalan, yang membuat darah lelaki tersebut mendidih marah.

"enggak kok, aku boleh minta tolong gak? Ucap langit yang langsung disambar oleh lelaki tersebut

"Gue gak kenal sama lo, gue gak mau nolongin lo" ucap lelaki tersebut

"yaudah kita kenalan aja dulu, nama aku Langkit hehe" ucap Langit yang berharap bahwa lelaki ini mau menolongnya

"gak penting" ucap lelaki tersebut, yang ,mebuat Langit sangat kesal karna mukanya yang songong abis.

"yahh masak gak mau aku minta tolong anter kekampu, mobil aku mogok nih pliss,sesama mahluk ciptaan Tuhan kita harus saling membantu satu sama lain masak kamu gak mau bantu sih nanti pahala kamu berkurang loo" ucap Langit panjang lebar tang tidak mendapatkan respon apapun dari lelaki tersebut.

Harapan Langit sudah pupus karna lelaki tersebut pasti tidak akan mau menolongnya,tapi Tuhan berkehendak lain.

"Kampus lo dimana? Tanya lelaki tersebut

"Univ Garuda" ucap Langit sedih

"yaudah gue antar" ucap lelaki tersebut

"serius?"Tanya langit memastikan bahwa pendengarannya tidak salah

"yaudah kalo gak mau,gue pergi" ucap lelaki tersebut sambil berjalan memasuki kembali mobilnya

"tunggu aku ikut"ucap Langit mendekaiti lelaki tersebut dan masuk kedalam mobilnya.

Akhirnya Langit pergi kekampus bersama lelaki tersebut, yang sampai sekarang belum diketahui asal usulnya.:) 

 AN: Gaje bangett wkwk

LangitWhere stories live. Discover now