Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Kenapa sih lo berdua jadi jarang ngajakin gue main? Lo berdua gak mau gue ikut ya?”
Aku dan Yura saling menatap lalu tersenyum dan menggelengkan kepala melihat Seojin yg tiba-tiba mengajak kami untuk berkumpul sambil menikmati kopi sore itu, namun yg dia lakukan hanya mengomel.
“Yura tuh.” kataku lalu Yura menatapku bingung.
“Apaan kok gue?”
“Yura pacaran mulu, gue cuma di kosan.”
Aku merasakan kakiku diinjak oleh Yura yg saat ini tersenyum miring ke arahku.
“Lo yg pacaran mulu, di kosan berduaan.” bisik Yura dengan penuh penekanan disetiap kata-katanya.
“Alah terserah, pokoknya gue males ya sama lo berdua!” kata Seojin yg kini mengalihkan pandangan seolah enggan menatap wajah kami.
“Lo ajakin terus (y/n) deh, kalo perlu samperin ke kosannya. Gue sih emang iya kadang lebih sering sama Kak Kookheon tapi dia kan sendiri. Mumpung cowok lo lagi diluar kota lo ajakin terus (y/n) kalo pintu kosannya dikunci lo dobrak aja, dia ada didalem.”
Aku melirik kearah Yura yg saat ini sedang meminum kopinya, aku tidak melihat ada candaan diwajahnya dia seperti sangat serius saat mengatakannya.
“Terus kenapa lo selalu bilang gak bisa kalo gue ngajakin jalan, hah?!” Seojin mencubit lenganku.
“Aw sakit Seojin, iya sorry gue emang lagi males keluar makanya gue bilang gak bisa.”
Seojin kembali menunjukkan wajah kesalnya sedangkan Yura terlihat dingin dari biasanya. Aku tahu, Yura mengkhawatirkanku.
Saat ini aku dan Yura berada di kamar kostku, tadi Seojin ada disini juga tetapi dia sudah pulang. Suasana yg tadi cukup berisik sekarang menjadi hening apalagi setelah Yura mematikan televisinya.
“(y/n)...”
“Hm?”
“Lo liat gak foto-foto di akun Kak Hangyul sama akunnya Hyewon?”
