Tzuyu noleh ke suami gue, "Boleh gak mas suami?"

Dia senyum ke Tzuyu, "Boleh kok."

"Wah, ayo deh." Tzuyu berdiri.

Waktu kami keluar dari cafe, terlihat Kak Mingyu nyender di mobilnya.

"Eh ternyata udah dijemput gue, kebiasaan gak ngabarin dulu. Kalo gitu gue gak jadi ikut ya." kata Tzuyu yang gue balas dengan anggukan.

Tzuyu nyamperin Kak Mingyu dan gue dan suami gue jalan ke mobil kami. Waktu gue dan suami gue baru naro Taylor dan Tyler di jok belakang, Tzuyu nyamperin gue, membuat kening gue berkerut.

"Kenapa? Ada yang kelupaan?" tanya gue sambil ngebuka pintu mobil.

Tzuyu nganggukin kepalanya, "Gue lupa ngasih tau sesuatu." katanya.

"Apaan?" tanya gue penasaran.

"Lo sama suami lo kalo mau anak ketiga kudu nunggu gue sama Kak Mingyu pokoknya!"

Mendengar itu mata gue melotot,"HAH?! Apa-apaan sih???"

Tzuyu cengengesan, "Ya meringatin aja." katanya lalu pergi nyamperin Kak Mingyu lagi.

"Apasih." kesal gue sambil masuk mobil lalu menutup pintunya.

Gue menatap suami gue yang sekarang lagi ngeliatin gue, "Apa? Cepet jalan."

"Kamu mau bikin anak ketiga?" tanyanya.

Gue melotot lagi, lalu mukul lengannya pelan, "Apaan sih. Taylor sama Tyler aja ribet ngurusinnya."

Dia terkekeh pelan, "Nanya aja."

Gue memanyunkan bibir gue, menatapnya sebal.

"Gausah manyun-manyun deh, cantik jadinya." katanya sambil sesekali ngelirik gue dan fokus ke jalan.

"Cantik mah aku udah dari lahir." ucap gue sambil mengibaskan rambut kayak yang di iklan shampoo.

"Iya iya kamu cantik setiap saat."

((0,0))

"Shh pelan-pelan, nanti mereka bangun." bisik gue sambil menaruh jari telunjuk di depan bibir.

Suami gue mengangguk lalu kami keluar dari kamar Taylor dan Tyler.

Gue memasuki kamar lalu menjatuhkan diri di kasur, "Akhirnya.." Gue menghela napas lega.

"Mandi dulu sana, nanti baru tidur." kata suami gue sambil ngusap kepala gue.

"Hmm." Gue ngangguk lalu beranjak dari kasur dan pergi mandi.

Selesai mandi gue balik ke kamar dan ngeliat suami gue lagi duduk di kasur sambil fokus ke laptop yang ada di depannya dengan kacamata yang menggantung di batang hidungnya.

Gue naik ke atas kasur lalu nyender di bahu suami gue.

"Kenapa hm?" tanyanya.

"Gapapa. Sibuk banget ya?" tanya gue balik.

"Nggak juga. Kenapa?" Dia natap gue.

Gue balik natap dia, "Gapapa."

"Kamu tuh kalo bilang gapapa pasti ada apa-apanya." katanya sambil narik hidung gue.

"Aaahh, sakit." ucap gue sambil mengerucutkan bibir.

"Makanya bilang kenapa?" tanya dia lagi.

Gue menarik napas, "Gapapa." kata gue sambil malingin pandangan.

"AH! Sakit Pah!" pekik gue sambil ngusap-usap pinggang gue. Sial, pinggang gue dicubit. Mana sakit lagi. Hhhh. Batu banget suami gue. Padahal udah bilang gapapa, tapi ada apa-apanya sih sebenernya hehehe.

Dijodohin • Kim DoyoungWhere stories live. Discover now