2

3.2K 139 2
                                    

Kara meringkuk di kamarnya. Perutnya benar-benar sakit. Ia haus dan juga lapar. Ia kira mati itu akan mudah namun ternyata mati itu sangat sulit. Dua hari sudah dia tidak makan, dia benar-benar diperlakukan seperti sebuah tawanan. Tidak diberi makan, juga tidak dijenguk sama sekali.

Cklek,,

Pintu itu terbuka. Kara menatap lemas ke pintu itu. Ternyata bukan Reagan yang masuk melainkan sosok wanita yang tidak lain adalah Kira.

"Selamat malam, Kara." Kira menyapa Kara.

"Siapa kau! pergi dari sini!" galaknya Kara tidak berkurang sedikitpun. Ia benci pada siapa saja yang ada di rumah ini.

"Aku Kira. Nama kita hampir sama yah," Kira membahas hal yang tidak penting. Kira mendekati Kara. "Kau pucat sekali, Kara."

"Jangan mendekat! Pergi dari sini,"

"Ah kak Reagan memang benar. Kau ini galak," Suaranya. Kira tak menyebutkan tentang Key karena ia tahu dari Lee bahwa Kara tak tahu tentang si Dark Shadows. "Aku dengar kau tidak diberi makan? Ah kak Reagan tega sekali," Kira sudah duduk di atas ranjang.

"Apa yang mau kau lakukan!! Apakah si brengsek itu sudah lelah menyiksaku hingga dia mengutus wanita untuk menyiksaku!" Kara selalu berburuk sangka.

Kira tersenyum kecil. "Ssttt, Jangan bersuara keras. Jika nanti Kak Reagan tahu aku disini, aku akan dipenggal olehnya. Aku kesini hanya untuk melihat wanita yang dicintai oleh kakak-ku, itu saja."

"Kau sudah melihatku jadi pergilah dari sini!"

Kira mendengus pelan. "Aku heran kenapa kak Reagan bisa mencintai wanita sepertimu? tidak ada menarik-menariknya. Cantik juga tidak, manis juga tidak."

Kara ingin sekali menghajar Kira tapi sayangnya tenaga Kara tak memungkinkan lagi. Bahkan ia sudah lelah bersuara pada Kira.

"Ah sudahlah. Tunggu sebentar, aku akan membawakan makanan untukmu. Tapi jangan bilang pada kakakku karena jika dia tahu bukan kau saja yang akan kena marah tapi aku juga," Kira berdiri dari ranjang lalu melangkah keluar dari kamar Kara.

"Sandiwara apa yang telah dimainkan oleh penghuni neraka ini!" Kara bergumam dingin.

"Akh!!" Kara meringis sakit. Kepalanya benar-benar pusing sekarang.

cklek, pintu kamar kembali terbuka. Kira kembali dengan sangat cepat.

"Ini makanlah," Kira memberikan sepiring nasi beserta lauknya. "Jangan coba-coba untuk menepis atau membuang makanan ini karena aku tidak akan berbaik hati untuk yang kedua kalinya. Buang egomu jauh-jauh dan makanlah. Aku benci melihat wanita lemah," Kira bersuara dingin. Ia sudah memperkirakan kalau Kara akan membuang makanan yang ia bawa jadi lebih baik ia memperingati lebih dulu.

"Pergi dari sini!" Kara mengusir Kira.

"Kau ingin kabur dari sinikan?" Kira bersuara menggantung. "Aku akan beritahu kau caranya. Tapi habiskan dulu makananmu, aku akan segera kembali." Tanpa mendengarkan balasan dari Kara, Kira langsung melangkah meninggalkan Kara.

"Tch! Trik apa yang dipakai Reagan ini?" Kara berdecih sinis. Ia melirik piring yang diletakan oleh Kira di atas nakas tadi. Perutnya kembali perih, tak ada pilihan lain Kara harus memakan itu kalau tidak dia akan mati. Dia tidak boleh mati sebelum Reagan mati.

Kara segera melahap makanannya.

"Sudah selesai?" Kira masuk lagi tepat setelah Kara menghabiskan makanannya. "Well, ternyata kau sangat lapar." suara Kira.

"Baiklah. Jadi aku akan memberitahumu cara kabur dari mansion ini, aku tidak peduli kau mau dengar atau tidak. Jadi, tak ada cara lain selain kau bersikap manis pada kakakku."

Dark ShadowsWhere stories live. Discover now