5

1.3K 195 55
                                    

Disarankan baca pelan-pelan ya

Markas Besar - 2

Keluarga Rothchild dikenal sebagai keluarga terkaya di dunia dengan nilai kekayaan bersih mulai dari 500 milyar dollar dalam bentuk aset dari dinasti perbankan yang dibangun dan dikelola secara turun temurun. Dari generasi ke generasi keturunan Rothchild dipercaya sebagai keluarga paling kaya sepanjang kehidupan manusia. Berjuang selama lebih dari 230 tahun, keluarga Rothchild berhasil memiliki hampir semua bank sentral di dunia. Hanya tiga negara bank sentralnya tidak menerima tambahan modal dari keluarga keturunan Yahudi - Jerman ini, yaitu Iran, Kuba dan Korea Utara.

Tekad Rothchild semasa hidupnya adalah berjanji akan menerbitkan dan mengendalikan uang di seluruh negara. Sementara untuk mengatur dan mengendalikan harta dan kekayaannya, Rothchild mengatur garis keturunannya sendiri. Artinya anak cucunya harus menikah dengan saudaranya sendiri.

Lalu, untuk apa mereka menculik Ariana. Keluarga itu tak butuh apa-apa lagi dengan kekayaan yang seorang pun tak akan mampu kejar dalam satu abad sekalipun. Tak ada catatan apapun keluarga itu bermain di bisnis berlian. Begitu pikiran yang berkecamuk di kepala Nat.

Dia merasa harus menemukan motif. Dengan motif yang terbaca, dia bisa petakan peluang dan resiko dalam misi penyelamatan Ariana. Jika tidak, dia akan terlalu banyak impovisasi dan membuat misi makan banyak waktu, karena ia hanya mengandalkan petunjuk-petunjuk yang terbatas. Tapi semakin digali, Nat merasa semakin menabrak tembok beton. Nihil. Di sisi lain Nat juga tak bisa menunggu analisa team di ruang kontrol dan berpangku tangan, dia berinisiatif ikuti saja petunjuk yang di capture satelit-kemana mobil itu melaju membawa Ariana. Nat merasa tak perlu membawa banyak orang, jika hanya melacak pemberhentian terakhir mobil itu.

Dan jejak satelit membawanya ke sebuah kawasan perkebunan tebu. Tapi seseorang tiba-tiba mengacak biss brutter satelit Markas Besar yang diaksesnya. Tepat dua menit setelah dia berdiri di sini. Di ladang tebu. Jika seseorang mampu mengacak ini, berarti mereka tahu satelit Markas Besar bukan mendompleng Palapa milik pemerintah Indonesia.

Nat tercenung di ladang tebu yang terbentang hektaran luasnya. Tak buruk-buruk amat sebenarnya, meski sistimnya diacak, karena jejak ban terpeta, membelah ladang tebu. Nat kemudian naik ke atas Kawasaki ninja 250 ABS SE 249 cc yang dikendarainya. Memandang dalam ketinggian untuk melihat jejak roda mobil van itu sampai mana. Jejak roda tak kemana-mana hanya lurus sepanjang kurang lebih 600 meter dan berhenti di sebuah pondok yang tak terlalu besar dengan interior kayu. Ini aneh dan terkesan janggal.

Untuk apa mereka sampai mengacak satelit, jika radius persembunyian masih dalam jangkauan mata. Masih bisa dilihat. Lelucon apa ini? Begitu pikir Nat dalam hati. Dia jadi berasumsi bahwa mereka memang sengaja ingin ditemukan. Atau bisa jadi ini sebuah jebakan. Nat kemudian menimbang apakah dirinya harus masuk jebakan atau tidak untuk membebaskan Ariana. Benaknya merekam seluruh area sampai sedetil mungkin. Apapun gerakannya atau keputusan tindakannya nanti, setidaknya dia harus menunggu hari gelap.

*

Nat berjalan menyusuri jejak ban yang ditinggalkan mobil Van dengan langkah normal, bukan langkah seorang agen yang penuh kehati-hatian. Dia yakin dengan penglihatannya siang tadi. Tak ada sensor gerak atau ranjau yang dipasang sepanjang jejak ban ini sampai ke pondok itu. Samar-samar Nat menangkap suara dengung generator dengan getaran khasnya. Mendengar ini, langkahnya terhenti. 'Jika ada aliran listrik di rumah itu, apapun bisa ada, termasuk ranjau setrum'. Bisik kepalanya memperingatkan. Kepalanya kemudian menengok ke belakang, mencoba mengukur jarak yang sudah di tempuhnya. Tinggal 300 meteran lagi dia sampai ke pondok kayu. Dia menukar level cahaya senter yang digenggamnya dengan penerangan paling minimal dan tak terjangkau sensor cahaya. Sekedar berjaga-jaga.

Beautiful MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang