16 : Masih

2.5K 317 62
                                    

Helaian daun maple yang gugur –sebagian berwarna merah dan lainnya kuning- gemerisik terinjak. Tertimpa beban tubuhku dan Oh Sehun, dalam suasana canggung yang menyemarak. Sedangkan dua squishy, sibuk berlarian dan bercanda satu sama lain.

Sore yang bisu, namun ramai oleh detak jantungku sendiri. Terlebih, tatkala jari jemari Oh Sehun menaut sempurna di tanganku. Menjalarkan rasa hangat dan arogan mengusir dingin. Terlebih, senyumnya yang senantiasa terkembang menjadi afiliasi tersendiri dari berbagai kehangatan yang dipunyai dunia.

Seberlebihan ini aku dalam mendeskripsi Oh Sehun!

"Bae ...."

Aku menoleh, "Hemm ...."

"Aku tidak tahu bahwa Paris akan terasa sangat menyenangkan."

"Aku juga," lirihku.

"Aku melarikan diri, Bae."

Aku tiba-tiba berhenti. Membalikan tubuhku menghadap Oh Sehun dan menatapnya lekat. "Melarikan diri?"

"Benar."

"Aku rasa ... yang melarikan diri itu adalah aku," gumamku.

Oh Sehun tersenyum, namun matanya nampak menerawang. "Mungkin ... kita sama-sama sedang melarikan diri."

Aku bisa mendengar tawa kecilnya –yang menurutku sangat hambar- juga matanya yang masih tercenung.

"Melarikan diri dari apa?"

"Dari rasa sakit yang tetap hinggap bahkan setelah bertahun-tahun lamanya."

"Rasa sakit?"

Oh Sehun diam. Memilih mengajakku kembali berjalan di mana dua squishy sibuk berlarian di depan. Otakku yang tidak terlalu pandai cukup mampu mencerna ke arah mana luka yang sedang Oh Sehun coba bagikan ceritanya. 100 % dan sangat yakin bahwa ini perihal Kang Mina.

"Kang Mina?"

Oh Sehun mengangguk, "Rasa sakit pengkhianatan, rasa sakit ditinggalkan, rasa sakit sebab harus melihat kedua putriku ditelantarkan. Semua rasa sakit yang Tuhan ciptakan di bumi ini ... aku merasa bahwa itu menderaku seluruhnya, Bae."

Lanjutnya, "Kami menikah bukan tiba-tiba Bae. Aku berkencan dengannya sejak SMA. Menemani ia merajut mimpinya menjadi penyanyi. Selalu mendukung ia untuk audisi di manapun. Menjadi orang pertama yang men-support dia, Bae."

Aku tidak bisa menunjukkan reaksi apapun. Hanya memilih menjadi pendengar yang baik. Sebab, nyatanya aku dan Oh Sehun adalah dua manusia dengan sisi luka yang bertolak belakang. Walau kesemuanya berlandaskan pada satu sumbu yakni 'pengkhianatan'.

"Bahkan ketika ia gagal, aku tetap memberikan yang terbaik untuknya Bae. Dan kau tahu Bae, aku diusir dari rumah –dari kehidupan keluargaku- hanya karena memilihnya. Aku dibuang, Bae."

Oh Tuhan, sungguh aku tidak tahu perihal ini. Hanya ketika Yoona dan Yeena bercerita bahwa mereka tak memiliki kakek dan nenek selain nenek Willie, aku tidak mengira alurnya semenyakitkan ini bagi Oh Sehun.

"Lalu, setelah semua kesulitan ekonomi yang kami alami pasca pernikahan –yah aku hanya seorang mahasiswa kedokteran yang putus sekolah saat itu sebab ayahku sendiri yang mengeluarkanku dari kampus- ditambah dengan hadirnya Yeena dan Yoona sekaligus, membuat Kang Mina lambat laun menjadi sosok yang lain. Aku bahkan tidak mengenalinya, Bae. Dia sering meninggalkan Yeena dan Yoona saat aku bekerja. Bahkan saat itu, usia mereka baru dua bulan."

Aku meneguk saliva. Merasakan kerongkongan kering dan tercekat. Bahwa Oh Sehun telah terjebak di dalam masa yang sulit di kehidupannya masa silam. Betapa diusia muda, ia sudah harus menanggung beban yang terlampau berat. Aku, tetiba malu. Tentang banyaknya keluhan yang aku utarakan hanya karena Kai-ku dicuri orang lain.

CRUSH [Oh Sehun x Krystal Jung] Where stories live. Discover now