Checkpoint

548 84 45
                                    

    Lagi-lagi Hangyul tertidur di taman dengan buku ditangannya. Sedangkan Seungyoun sedang berada di kamarnya untuk membersihkan pedang hitamnya.

  Itu bukan sembarang pedang, karena pedang itu bukti perjanjiannya dengan makhluk yang ada di dalam dirinya sekarang ini.

"Kuro, apa kau pernah berpikir untuk mengambil alih tubuhku?"

"Dulunya iya, tetapi sekarang tidak"

"Heum?"

"Kau terlalu kuat, jika aku tidak bisa mengendalikanmu monster itu yang akan mengambil alih. Lagipula aku tidak ingin monster itu melukai siapapun, terutama Hangyul"

"Begitu ya?"

"Tapi apa-apaan kau memanggilku monster! Bukan aku monsternya!" Protes Kurohashi.

"Tidak mungkin aku mengatakan jika aku membuat perjanjian dengan iblis bukan? Yang ada kita akan di binasakan saat itu juga"

  Kurohashi adalah iblis yang membuat perjanjian dengan Seungyoun. Mereka melakukannya sekitar dua ratus tahun yang lalu, dimana Seungyoun sedang terpuruk karena kondisi tubuhnya.

  Hangyul terlalu kuat, Seungyoun tidak bisa mengimbanginya jika hanya mengandalkan quirknya.

  Dia mengisolasi dirinya dari dunia luar selama seminggu dan tepat hari ketujuh Hangyul marah dan dia hampir menghancurkan gubuk yang ia tinggali bersama Seungyoun.

"Kenapa Seungyoun?"

"Apanya?"

   Untuk pertama kalinya Hangyul semarah ini dengan Seungyoun. Tetapi dia menahan dirinya agar tidak menyerang apalagi melukai Seungyoun yang ia tahu sedang depresi ringan, atau berat?

"Mati saja sana" Ujar Hangyul untuk kesekian kalinya.

  Dia duduk diatas lemari dan memperhatikan Seungyoun yang terlihat sangat kacau. Dia tidak tahu pasti apa yang Seungyoun pikirkan jadi ia hanya diam dan menunggu.

"Kalau kau tidak ingin bercerita ya sudah, mungkin aku tidak penting untukmu. Jadi, selama ini kau menganggapku apa?"

"Tutup mulutmu!" Teriak Seungyoun.

    Seungyoun mengangkat kepalanya dan menatap tajam Hangyul. Sklera mata kirinya sudah berganti warna menjadi hitam, namun irisnya masih tetap berwarna coklat dan sebuah tanduk keluar di atas kepala sebelah kiri.

  Lalu dia berdiri dan menarik kasar kaki Hangyul, dia membantingnya ke lantai dan melemparnya ke dinding setelahnya.

  Yang Hangyul tahu sekarang ini Seungyoun sedang berada diluar kendalinya.

"Ternyata benar, nama samaranmu Luizy kan?"

"Tahu apa kau tentangku!"

"Cukup banyak"

  Tubuhnya diangkat dan lehernya dicekik oleh Seungyoun, tetapi ia tidak berniat melawan Seungyoun karena ia tahu kalau dia bisa saja mati jika melakukannya.

"Jangan kendalikan Seungyoun! Kau monster!" Ujar Hangyul yang mulai kehabisan nafas.

"Siapa yang kau sebut monster hah!?"

  Dengan susah payah, tangan Hangyul meraih pipi Seungyoun. Saat sudah menyentuhnya, ia ganti meraih tengkuk Seungyoun, lalu dia menariknya dan mencium bibir Seungyoun.

"Seungyoun, kembalilah padaku" Ujar Hangyul disela ciumannya.

  Mata Seungyoun kembali seperti semula dan tanduk dikepalanya menghilang, lalu ia terjatuh dan langsung menutupi wajahnya. Ia merasa sangat berdosa sekarang ini.

GAME [Seungyul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang