Prolog

49.6K 1.2K 46
                                    

Bersabar itu, menyakitkan.
Menunggu yang tak pasti itu, hampa.

Dia seorang artis papan atas. Seorang bintang yang tak akan pernah sanggup untuk ku gapai.

aku, hanya orang biasa. yang mungkin, tidak tergambar di netranya.

Aku tiada bedanya dengan jutaan followersnya. Satu dari sekian juta orang yang menaruh rasa kagum akan sosoknya.

Berharap dirinya menatapku? Berharap dirinya membalas perasaanku? Itu hanya angan-angan tiada arti. Angan-angan yang akan pupus di sapu desiran ombak.

***

Semuanya bermula di hari itu. Hari dimana aku di terima menjadi salah satu Creative di salah satu stasiun tv swasta. Aku sudah lulus menjadi seorang diploma. Dan dengan modal nekat, aku mengambil pekerjaan yang di luar jurusan kuliah ku.

Saat itu, untuk pertama kali aku bertatap muka secara langsung dengannya. Jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa berat. Sosoknya yang selalu ku tatap hanya lewat layar kaca dan postingannya di media sosial, kini dengan nyata ada di hadapanku.

Menggenggam tangan ku yang sedingin es, sembari mengembangkan senyumannya yang menawan.

Tuhan, hampir saja aku menangis dan berteriak karena terlalu bahagia.

Dia Randy Sebastian. Host papan atas lewat acara tv nya yang menjelajah keindahan dan pesona negara ini. Dirinya juga merupakan seorang bintang iklan dan pernah menjadi atlet paragliding.

Manly. Satu kata yang mewakili sosoknya di mataku. Tubuh atletis, paras tampan. Hmm, ya jelas sekali dia bisa menjadi seorang publik figure.

Wajahnya juga tampak mulus walau selalu di terpa matahari setiap kali ia shooting. Ya jelas, dirinya salah satu brand ambasador di produk kecantikan untuk pria. Padahal, aku tahu wajah putihnya itu tetap bertahan karena dia memang keturunan tionghoa bercampur sunda.

"Cil," begitulah dia memanggilku.

Apa karena namaku Cecil? Atau Pricil? Bukan. Namaku Siena Angelista. Dia memanggilku seperti itu, karena aku 'kecil'. Lebih tepatnya, paling kecil dari segi umur dan ukuran di tim kami.

Tinggi Randy 183 cm. Sedangkan aku, hanya 158 cm. Perbedaan tinggi kami sejauh 25 cm. Hampir sebatas ukuran rol yang sering ku pakai waktu di sekolah. Dan tentu saja, panggilan si kecil sudah sangat teramat cocok untukku. Karena memang, aku paling pendek dan yang paling langsing di tim kami.

***

Perasaanku, selalu menggebu saat dekat dengannya. Apa lagi, kami cukup dekat. Dan dia sungguh baik kepadaku.

Sebenarnya aku geer. Dia baik kepada semua orang. Tidak hanya diriku.

Hari itu, kami pergi ke sebuah pulau guna melakukan shooting disana. Pulau itu tidak jauh, hanya salah satu pulau yang berada di kepulauan seribu.

Randy dan Marchel yang merupakan host di tim kami, di minta untuk menyelam dan menikmati keseruan di area pulau itu.

Aku tidak bisa berenang. Karena itu aku hanya berada di atas kapal dan semua orang mengejekku.

"Ayo Cil, nyelam." Suara berat Randy mengajakku. Aku tahu, dia sedang mengejekku. Dia tahu bahwa aku tidak bisa berenang. Apa lagi menyelam.

"Nggak bisa kak," jawabku sedikit manyun.

Aku juga ingin bisa seperti mereka. Berenang, menyelam, menikmati suasana bawah laut. Tapi apa dayaku? Aku tidak memiliki banyak darah untuk mencoba.

Randy dan Marchel sudah lengkap dengan baju menyelam mereka. Sebelum menyelam, di lakukan briefing sejenak. Lalu kemudian mereka memulai pengambilan gambar lalu turun menyelami lautan.

Berbagai keseruan di lakukan. Menunjukkan pesona Indonesia yang selalu menjadi tujuan utama program kami.

"Cil, ayo turun." Mbak Suri yang merupakan produser program kami memanggilku. Ia tampang mengapung di lautan.

"Aih, nggak ah mbak entar aku kelelep." Tolakku.

"Wei, turun turun!" Kini malah Randy yang memerintahku. Ia mengulurkan tangannya padaku. "Lo udah hampir setengah tahun gabung Cil, masa lo nggak bisa-bisa berenang. Jangan bikin malu traveller asik lo!" Ucap Randy sembari tertawa cekikikan.

Ia tidak marah. Aku tahu itu. Dan traveller asik merupakan nama acara program tv kami.

"Pegangin ya kak Ran," pintaku. Sungguh, aku jujur, aku melakukan modus di tengah-tengah kesempatan yang tipis ini.

"Iya..iya.." jawabnya.

Aku pun akhirnya bergabung bersama lautan. Tentunya masih dengan modusku, di pengangin oleh Randy. Mereka semua tertawa melihat wajah pucatku.

"Akhirnya si kecil masuk laut juga." Ucap mbak Suri menyiramkan air ke arah wajahku. Membuat mataku refleks terpejam erat.

"Gue kira jadi mermaid lo Cil. Makanya selama ini nggak masuk air." Komentar Marchel menertawaiku.

"Mermaid mah tinggi. Gue kira malah dia berubah jadi anak cebong." Balas Aan, si kameramen. Membuat semua orang menertawaiku.

Aku mengerucutkan bibirku cemberut. Mereka semua memang senang sekali mengejekku. Tapi aku tahu, mereka menyayangiku dan tak berniat untuk melakukan bully.

"Eh adek gue nanti nangis nih." Ah, akhirnya abang-abanganku si Randy membelaku. Senangnya. "Masa kalian bilang dia cebong. Dia mah, ikan lele."

Aku langsung melongo menatap Randy. Ku pikir dia membelaku. Tapi nyatanya, dia mengejekku juga.

"Ah, kak Ran sama aja." Ucapku mendorong tubuhnya.

Bodohnya aku. Tangan Randy yang memegangku refleks terlepas. Dan alhasil, aku sendiri yang kelelep. Merasakan asinnya air laut. Aku panik seketika dan ketakutan. Menggerakkan tubuhku panik.

Namun dengan segera Randy menangkapku. Semua orang menertawaiku. Termasuk Randy yang ku lihat tertawa begitu lebar. Padahal, mereka tidak tahu saja jantungku hampir terlepas dari tempatnya.

"Makanya, belajar berenang lo Cil," ucap Randy.

Randy, mengajariku berenang. Sungguh, itu hari yang membahagiakan bagiku. Aku bisa terus memegang tangannya. Dan bahkan, sesekali dia memelukku.

Dari jutaan followersnya yang begitu menggilai dirinya, mungkin hanya aku satu yang beruntung. Bisa dekat dengannya seperti ini. Memegang tangannya, tertawa bersamanya, melewati hari-hari bahagia seperti ini.

Aku, si Siena. Si kecilmu. Si pengagum yang sungguh beruntung. Si Reba yang mengharapkan dirimu sang bintang nan Rembang.

Mencintaimu, si bintang nan Rembang yang tak mungkin ku gapai. Randy, si abang-abanganku yang sangat tampan.

......

Update setahun sekali wkwk 😂😂

Cast menyusul..

Kalau ada yang vote atau komen, makasih ❤ kalau nggak ada, yaudahlah wkwk *pasrahamat

Rembang : setinggi-tingginya (bisa menggambarkan bintang, bulan)

Reba : tumpukan pohon atau dedaunan kering yang sudah di tebang 😣

Gue download kbbi tau nggak buat nyari kata-kata yang jarang di pakai orang 😭 Sejam akhirnya dapat kata rembang dan reba yang mewakili kisah nyesek ini.

Makasih ❤

Rembang Si Reba (Celebrity Mistress)Where stories live. Discover now