Sedikit membola dan buru buru lari waktu pintu diketok. Mukul sedikit dada diri sendiri waktu ngga tau kenapa dia bisa ngerasain gugup lagi.

"Malam," Jeongguk bilang, senyumnya yang Taehyung liat tadi kebentuk, kini makin ngembang ke atas. Mau ngga mau, Taehyung balas sama senyuman juga, Jeongguk lucu sih kalo udah keliatan bunny teethnya, Taehyung pengen uyel uyel.

"M-Malam!" Taehyung bilang buru buru.

"Rambut kamu masih basah," Jeongguk bilang, pengennya tadi ngusak rambut Taehyung.

"Iya, kan dibilang abis mandi." Taehyung balas, dia tatap bingung ke Jeongguk yang seketika buat raut ngga yakin karena kalimatnya barusan.

"Masa?"

"Iyㅡ"

Taehyung tercekat, Jeongguk tiba tiba narik pinggangnya buat mendekat, ngikis jarak sampai kedua melekat. Sedikit melotot ngga siap waktu Jeongguk nenggelamin kepalanya di perpotong leher Taehyung. Kemudian sedikit berjengit geli waktu ujung hidung Jeongguk nyentuh lehernya sambil menghela nafas dalam. "Iya, ya, harum."

Tapiㅡ harus banget Bos Jeon, yang dihirup aroma di leher?

[][][]

"Kamu abis ngapain, sih?"

Itu Jeongguk yang nanya. Tadi, dia nawarin dengan suka rela buat bantu ngeringin rambut Taehyung dengan hair dryer yang Taehyung angguki juga dengan senang hati. Berakhir dengan Taehyung yang duduk di lantai, kepala yang diletak di antara kedua paha Jeongguk yang duduk di sofa.

"Emangnya kenapa?" Taehyung nanya.

"Muka kamu lesuh begitu, kayak capek." Jeongguk bilang, sambil setia ngeringin rambut tunangan kesayangannya, "Katanya hari ini ngga ngapa ngapain."

"Ngga ngapa ngapain juga capek loh, Gukkie." Taehyung ngeles.

"Hm," Jeongguk gumam tanpa argumen, "Maaf ngga bisa nemenin libur gini, ya?"

Taehyung nyungging senyum simpul, "Gapapa. Asal Jeongguk sehat, ya?"

Taehyung rasain, pucuk kepalanya dibubuhi kecupan sedikit tiba tiba, "Abis ini makan, ya?"

Taehyung ngangguk kecil. Bener aja, tadi dia nemenin Mingyu ngabisin hasil eksperimen dan latihan menuju suami yang baik. Udah kenyang sih, tapi Taehyung bukan tipe tipe yang nolak gratisan.

"Enwak!" Taehyung gumam, hampir nggak jelas karena mulutnya penuh. "Jeongguk nggak mau?"

"Mau." Jeongguk yang sedari tadi natap sambil senyum simpul nyaut.

"Terus kenapa ngga? Kan Jeongguk beli dua."

Sedikit mendekatkan diri, berucap sebelum mulut kebuka, "Maunya disuap."

Taehyung pura pura mendecak, "Iya iya, manja!"

"Manja sama kamu doang, kok."

Taehyung geleng.

Dan serius, itu cuman sebuah keenggasengajaan waktu Jeongguk ngelirik jemari Taehyung. Jemarinya ngga berubah, masih lentik, tapi bedanya, ngga ada cincin. Cincin tunangan mereka, Jeongguk ngga liat, di tangan tangan maupun kiri.

"Cincin kamu mana, Taehyung?"

Taehyung sedikit naut alis bingung. "Cincin?" Ya, jelaskan cincinnya ada di jemarinya sendiri? "Ini cinㅡ CINCIN?!"

Taehyung gelagapan. Cincinnya mana?! Lantas aja, dia natap Jeongguk horor, yang ditatap juga buat raut yang ngga bisa Taehyung deteksi apa, yang jelas rautnya berubah jadi keras dan serius bercampur khawatir.

"Taehyung, jangan bilang hilang?"

"N-Nggak!" Taehyung bilang, "Ngga mungkin hilang!"

Iya, ngga mungkin!

"Taehyung, kalo kata Mama," Jeongguk ujar, rautnya yang serius ditatap sama Taehyung yang was was, "Kalo cincin hilang, itu tanda rumah tangganya bakal kacau."

Taehyung melotot. Ngga tau harus bereaksi gimana waktu kalimat tersebut meloncat dari bibir Jeongguk. Jemarinya dimainkan kacau, sementara bibirnya digigit, antara gugup juga gelisah dan nahan nangis. Atau mungkin, semuanya.

"J-Jeongguk, jangan bilang begitu.."

Dan Taehyung, malam itu, beneran nitik air mata sambil nunduk. Taehyung ngga mau itu kejadian. Taehyung gamau jalannya mereka dari awal, dan masa masa pedekate yang kata orang manis banget, pacaran hingga tunangan, dan kini kurang dari sebulan menuju nikah harus teracak kacau karena kecerobahan kecilnya akan benda yang ngikat dirinya sama Jeongguk.

"Aku takut.."

Jeongguk lantas bergerak sigap, tangannya ia letak di pipi Taehyung, pelan pelan minta cowok itu untuk mendongak, "Astaga, Taehyung, kamu percaya sama yang begituan?"

Sedikit Taehyung sadar, itu omong kosong.

"Ya, h-habisnya.."

"Sayang, itu ngga bener." Jeongguk antara mau kasihan tapi pengen kekeh melulu ngeliat Taehyung yang begini. "Jangan nangis, ya?" Bilangnya, ngapusin jejak jejak air mata yang udah turun ke pipi, "Ingat ingat dulu kamu ngelepasinnya dimana."

Taehyung ngangguk, beneran ngebawa pikirannya melayang buat mikir sambil dipeluk erat sama Jeongguk.

Malam itu, jam setengah sembilan kalo Jeongguk terakhir liat rolexnya bener; Jeongguk ngedekap Taehyung erat sambil nidurin diri di sofa, ngebiarin tunangannya itu dipeluk dan berbaring sambil meletakkan kepalanya di dada bidang Jeongguk. Sengaja ngelus surainya halus sembari mendesis desiskan suara penenang agar cowok itu berhenti segukan dan nangis.

"Taehyung, jangan nangis lagi, dong."

Jeongguk rasain, dadanya dipukul. "Jangan begitu lagi."

"Iya."

Dipukul lagi, "Ngga lucu."

"Iya, yang lucu kan kamu doangㅡAw!"

Kali ini dicubit gemas.

"Benci Jeongguk!"

"Mana bisa." Jeongguk kekeh pelan, narik tengkuk Taehyung yang mau berdiri sekali lagi untuk rebahan di dada bidangnya, "Kamu cinta saya. Ngga benci. Kamu ngga bisa benci Jeon Jeongguk." Katanya, "Jeon Jeongguk cinta kamu. Kamunya juga harus cinta Jeongguk. Titik."

Sialnya, bener banget. Taehyung ngga bisa berontak. Detik detik ngebuat senyum simpul di wajahnya, detik detik itu juga Taehyung dibuat melotot sadar atas tkp kehilangan cincinnya;

Rumah Seokjin hyung!

Taehyung sendiri ngumpat sama diri sendiri; kenapa harus pake acara dilepas coba?





Tae :
HYUNG SKSKSKS
CINCIN
CINCIN GUA
KETINGGALAN YA
BAWAIN YA BESOK
HUWEEEEE

Seokjin hyung :
Oh, punya lu?
Okede
Cincin apaan da ini btw
Kayak cincin married

Tae :
Memang
EH KEKIRIM SKSKSKWKKS

Seokjin hyung :
....LO HUTANG CERITA
KIM TAEHYUNG

tbc..

SAJANGNIM? / KVWhere stories live. Discover now