Chapter Three - Secret Shelter

ابدأ من البداية
                                    

Namun dilihat dari penampilannya, dia sepertinya bukan orang jahat.

Dia seharusnya berusia sekitar 30 tahun atau lebih, mengenakan kemeja kasual, memiliki wajah yang cukup tampan, berpendidikan dan berkharisma, pikir Krist.

"Rojnapat?!" serunya.

"Apakah kau tahu prajurit yang bernama Nattakan Rojnapat?"

"Dia adalah ayah dari ayahku...."

Pria itu terkejut kemudian meminta maaf kepada Krist karena telah bersikap tidak sopan padanya sebelumnya.

"Bagaimana kabar orang tuamu? Apakah mereka sehat?"

"Y-ya ..." Krist mengerutkan alisnya dan penasaran. "Apakah kau mengenal mereka?"

"Er...tidak juga...aku hanya kebetulan mendengar tentang almarhum kakekmu..." dia berhenti dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu kemudian menambahkan. "Dia adalah seorang prajurit pemberani..."

"Sungguh? Aku bahkan tidak mengenalnya atau ingat kalau punya seorang kakek... "Krist ingin tertawa.

"Tentu saja, dia meninggal dunia...saat kau masih kecil..."

"Aku juga tidak pernah mendengar orang tuaku membicarakannya..."

"Well, itu cerita keluargamu...aku juga tidak tahu tentang itu..." ujar pria itu. "Tapi, aku mendengar kakak iparmu memiliki reputasi yang cukup baik di kepolisian, aku akan senang bertemu dengannya suatu hari nanti..."

"Aku akan memberitahunya, tapi aku tidak berjanji...karena dia sangat sibuk!"

"Aku tahu, aku tidak akan memaksakan..." dia kemudian menyerahkan kartu namanya pada Krist, tanpa diduga pria itu adalah seorang guru sekolah, bernama Tee Kasetsin.

"Baiklah, permisi. Kuharap, kita akan bertemu lagi.." ia mengucapkan selamat tinggal dan hendak pergi.

"Kau benar-benar seorang guru?" Krist mengangkat alisnya sambil bertanya. "Atau itu hanya penyamaranmu?"

"Jaga ucapanmu!" salah satu rekannya mengancam Krist.

Sementara si pria tampan membeku di tempatnya dan membalas tanpa menoleh ke belakang.

"Aku memiliki kenangan yang tidak terlupakan di tempat ini, apakah kau pernah belajar di sini..." ia berbicara tentang status bangunan sebelumnya, lalu melirik sekilas pada Krist.

"Tidak, keluargaku baru saja datang ke Bangkok sekitar lima tahun yang lalu...dan sekolah ini telah ditutup pada waktu itu..."

"Aku mengerti..." dia menghela nafas. "Aku suka mengajar dan aku sudah menjadi guru sejak lulus dan aku ingin mempertahankan pekerjaanku selama sisa hidupku. Baiklah, aku harus pergi...sampai jumpa..."

"By the way, apa yang kau cari dariku?" Tiba-tiba Krist bertanya spontan.

Ia kembali membeku dan menjawab, "Beberapa muridku ditemukan membawa narkoba, jadi aku curiga mereka mendapatkannya dari orang asing..." setelah menjawab ia pergi dengan tergesa – gesa sebelum Krist mengajukan pertanyaan lain.

"Membawa narkoba?! Bukankah itu kejahatan serius?" Krist berusaha memancing topik. "Kau seharusnya berkonsultasi dengan polisi!"

"Mereka masih anak-anak, sebagai guru, aku tidak berharap hidup mereka berakhir di penjara, jadi aku memutuskan untuk menyelidikinya secara pribadi! Kuharap kau mengerti!"

Setelah menyelesaikan kata-katanya, dia segera pergi sebelum Krist mengajukan pertanyaan lain.

Krist ditinggalkan sendirian di ruangan gelap setelah kelompok itu pergi, tiba-tiba ia merinding dan dengan cepat menyeret bokongnya keluar dari gedung tersebut. Dia melupakan tujuannya mencari Singto dan langsung pulang dari sana.

Bahasa Indonesia - Last Chapter of My Story - ENDحيث تعيش القصص. اكتشف الآن