Part 5

31 1 0
                                    

Semua berjalan seperti yang aku harapkan dan sesuai dengan target, aku lulus 3.5 tahun dengan nilai yang memuaskan. Saat wisuda orang tuaku menjadi tamu VIP yang disorot oleh kemera dan beberapa media, ah betapa bangganya aku, kulihat senyum bahagia terpancar dari wajahnnya, aku menatap mereka dengan menetaskan air mata, meskipun itu belum seberapa setidaknya aku bisa menggambar senyum di bibirnya, karena kerja keras mereka dan perjuangan mereka tidak bisa di balas dengan apapun, namun tidak mengecewakan mereka sudah bentuk membalas jasa mereka, jasa yang tidak akan pernah kering bak lautan di samudra.

Lulus dari perguruan tinggi aku direkomendasikan oleh salah satu dosen di kampusku untuk mengajar di Thailand, disana aku mengajar bahasa indonesia di sekolah negeri, mulai dari SMP sampai SMA. dua tahun aku mengajar disana aku memutuskan untuk melanjutkan studi S2ku, namun saat aku meminta izin kepada kedua orang tuaku mereka menyampaikan hal yang menurut aku cukup mengejukan. Bahwa berapa minggu sebelum aku datang ke indonesia, ada salah seorang pemuda yang datang kerumah, ia menemui ayah dan ibu. Kata ayah ia bermaksud untuk meminangku. Karena waktu itu aku masih di Thailand ayah tidak bisa memberikan keputusan, ayah sebenarnya ingin menghubungiku, tapi karena ia tahu kalau aku akan pulang, maka ayah memilih menyampaikan ketika aku sduah sampai di rumah.

Sungguh ketika aku mendengar itu jantungku jadi tidak karuan, mungkin seperti ombak yang mulanya diam dan tenang, lalu tiba-tiba dihantam angin yang begitu besar, byurrr. Air itu seakan tumpah membanjiri daratan

ya ...... mungkin itu gambaran hatiku waktu itu.

Namun anehnya, aku jadi penasaran terhadap pemuda itu. Pertemuan yang orang tuaku rancang dengan pemuda itu dengan tanpa berpikir panjang aku menerimanya, tanpa sedikitpun protes atau memasang wajah tidak suka terhadap rencana tersebut.

Ketika kami dipertemukan dan pemuda yang umurnya hanya terpaut 1 tahun diatasku mengutarakan maksudnya, yang sebenarnya aku sudah paham tujuan dan maksud dan pertemuan itu.

"Assalamualaikum dek Ziyah, perkenalkan nama saya Zainurrahman, saya lulusan Universitas Indonesia jurusan Jurnalistik program sarjana ilmu komunikasi, umur saya saat ini 25 tahun dan saya sedang bekerja sebagai wartawan disalah satu media cetak di indonesia, saya datang kemari karena memiliki hajat, yaitu untuk meminang dek Ziyah".

Perkenalan pertamanya begitu kaku dan baku, ya dia Zain yang mampu menyihir hatiku sedemikian rupa, mulanya ketika aku menerima ia sebagai calon imamku, aku tidak punya perasaan apa-apa terhadapnya, tapi entah hatiku juga nggan untuk menolaknya, lagian waktu itu umurku juga sudah menginjak 24 tahun, pamali jika diusia itu aku juga belum menikah, akhirnya aku memutuskan untuk menerimanya dengan segala pertimbangan dan tentunya atas jawaban istkhorohku yang memberikan tanda baik terhadapnya, tidak ada lagi yang perlu diragukan, aku memantapkan hati dan jiwaku untuk bisa membina bahtera keluarga bersamanya.

Cinta yang mulanya tidak ada, namun ketika ia selesai melafalkan ijab qobul, hatiku berubah, semua berubah. Ketika menatapnya aku merasakan gelombang yang tidak biasa, getaran yang mungkin itu dikatakan cinta, ah sungguh cintaku hadir ketika ijab qobul selesai di ikrarkan.

Usai menikah Zain membawaku tinggal dirumah yang sudah ia beli , kebetulan sebelum ia menikah denganku, ia sudah menyiapkan rumah yang sudah siap di huni, meskipun sudah berkeluarga aku tetap melanjutkan S2ku tentunya atas izinnya dan selesai S2 aku menerima tawaran untuk mengajar di salah satu universitas swasta di madura, selain itu aku juga diterima sebagai editor kepenulisan di kantor tempat zain bekerja, ya hitung-hitung sambil mengawasinya hehehe, tapi tidak seperti kebanyakan suami pada umumnya yang merasa waswas dan cemas jika istrinya selalu mengawasi gerak geriknya, zain berbeda. Ia malah senang ketika aku bilang bahwa aku akan mengawasi dia agar tidak berbuat yang macam-macam, dia hanya tertawa dan berkata "hmm dengan senang hati istriku".

Mimpi-mimpi itu sudah aku gapai, harapan yang aku taburi dengan keringat dan air mata kini sudah tumbuh menjulang di hadapanku, membuahkan senyuman dan kebahagiaan, syukurku tidak henti karena Tuhan telah mengabulkan doa yang lahir dari tangisan hambanya, saat berbisik pada bumi hingga malaikat meyampaikan kepada rabbnya, tentang segalanya yang ia saksikan, yang ia dengar, dan ia catat.

"Impossible Is Nothing", tidak ada yang tidak mungkin ketika doa, usaha dan tekad sudah menjadi satu maka tak ada rintangan yang mampu menggagalkan kecuali rasa jenuh dan pesimis yang tak dilawan.

Percayalah bahwa Tuhan akan mengubah nasib hambanya ketika ia mau merubah dengan doa dan ikhtiyarnya. Jika sudah memiliki mimpi maka teruslah bermimpi dan kuatkan mimpi itu dengan doa dan usaha hingga Tuhan memperlihatkan mimpi itu secara nyata. 


TAMAT

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Aug 14, 2019 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

Impossible is NothingWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu