20. To Be A Father?

Start from the beginning
                                    

Kinanti sontak langsung tertawa kecil mendengar ucapan bocah ini.

Bener-bener ya..

"Jangan Om dong! Mas aja atau Kak atau apa kek jangan Om!" Gue gak terima.

Kinanti gak berhenti tertawa. Justru tawanya semakin kencang kala mendengar perkataan gue yang sangat obvious gak terima itu.

"Ih kamu mah malah ngetawain!"

"Iya iya maaf hahahahaha." Dia masih aja ketawa.

"Rafa, mau bareng aja gak?" Tanya Kinanti pada murid didiknya.

"Gak usah, Miss. Nanti Rafa di jemput bunda kok." Jawabnya dengan pelan.

"Gak apa-apa nunggu?"

Dia mengangguk, "Bunda udah otw kok."

Kini Kinanti mengiyakan dan mengelus sejenak rambut Rafa sambil berlalu, "Kalo gitu Miss duluan ya!" Ucapnya, "Kalo ada apa-apa kabarin Miss, oke?"

Rafa mengangguk lagi.

Kinanti disini sangat mama-able Ya Allah. Gimana ini gue seneng banget lihatnya.

"Miss sama Om duluan ya!" Teriak Kinanti didalam mobil sontak membuat gue langsung melotot,

"Apasih? Abang ini tuh bukan Om!" Saut gue dengan nada sangat amat gak terima. Kalo Kiara yang manggil mah gak apa-apa 'Om' orang dia masih kecil. Lah ini kan si Rafa 18 tahun seumuran sama si Max. Sedangkan gue 24 tahun. Cuma beda 6 tahun doang. Gak lah gak terima gue di panggil Om.

"Iya, iya abaaaaang"

Gue cuma diam. Gak merespon apapun. Dan gue juga masih dia gak berniat menyalakan mobik sedikitpun bahkan sampai Rafa sudah hilang dari pengawasan gue dan Kinanti karena Bundanya sudak menjemputnya.

"Kok gak jalan-jalan sih? Rafa juga udah pergi loh." Dia mengeluarkan isi pikirannya.

Gue masih diam. Hanya melirik sebentar kearahnya dengan tatapan kesal.

She giggled, "Oh ngambek?"

Gue gak merespon.

Dia berusaha mengambil perhatian gue dengan sesekali mencolek dagu gue bahkan hingga menggelitiki gue. Tapi masih gak mempan.

Sampai akhirnya entah apa yang dia lakukan sampai-sampai keningnya terbentur pada dashboard mobil membuat gue sontak langsung bergerak dan memutarkan badan kearahnya.

"Aaduuh," Rintihnya sambil memegangi keningnya.

Gue mencoba menarik kepalanya dengan hati-hati dan memperhatikan keningnya yang baru saja terbentur itu tanpa suara.

Kan masih ngambek. Hehe.

Dia yang melihat gue panik tapi tetep cool ini langsung tertawa keras. "HAHAHAHAHAHAHAHA!!!!"

Gue langsung melepaskan tangan gue dari kepalanya dan membuat space kembali.

Dia mencolek-colek lengan gue, "Udah sih, khawatir mah khawatir aja. Gengsi banget."

She teased me.

Tapi gue tetep terlihat cool.

Kini kedua tangannya kecilnya merangkup wajah gue, memaksa gue untuk memutar wajah menghadapnya. Dengan cepat gue memutarkan lagi kepala gue.

Harus jual mahal nih pokoknya.

Gak mau nyerah gitu aja, ternyata dia mengeluarkan jurus jitunya. Ditarik lagi wajah gue untuk medekat kearahnya tapi bukan untuk bertatapan karena dengan tiba-tiba dia langsung mencium pipi gue.

"Udah dong gitu doang ngambek." Ucapnya seraya memeluk gue dari samping.

Ah. She's so lovely.

Tanpa gue sadar kedua sudut bibir gue terangkat. Kalo di inget-inget, dia sekarang udah jarang banget ngambek sama gue.

"Laper nih aku." Lanjutnya sambil menatap gue. "Ke rumah Dokter Teo nya besok aja, ya?"

Gue melirik kearahnya, "Makan di rumah Dokter Teo aja kalo gitu."

"Kenapa?"

"Biar gratis." Jawab gue disertai cekikikan kecil.

Dia melepas pelukannya dari gue dengan wajah betenya, "Ish!"

"Yaudah, yaudah, mau makan apa?"

"Seafood 38!" Jawabnya dengan semangat.

"Tumben mau seafood?"

"Lagi pengen makan makanan kesukaan kamu aja. Emang gak boleh?"

Kali ini gue menatapnya cukup dalam, "Kamuuuu....."

Dia mengangkat alis sebelah kirinya.

"Kamuuuu, gak lagi ngidam kan?" Tanya gue dengan hati-hati. Karena biasanya dia selalu enggan ketika gue ajak makan disitu. Katanya banyak orang, engap.

Bukannya menjawab, dia justru malah mengedipkan matanya berkali-kali dan terdiam untuk beberapa saat seperti sedang berpikir.

Am I going to become a father soon?

***

Rafa Ardhio S

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rafa Ardhio S

More | JJH ☑️Where stories live. Discover now