Cinta Pertama Indra

72 1 0
                                    

Sudah beberapa hari Stefani tinggal dirumah keluarga Atmaja. Dan sampai sekarang dia masih belum berhasil juga mengakrabkan diri dengan seisi rumah ini. Dia memang cukup akrab dengan para pelayan tapi tidak dengan anggota keluarganya.

Tante Tania selalu mengacuhkannya. Setiap berpapasan selalu membuang muka dan tidak pernah mengajaknya bicara. Irfan hanya sesekali menyapanya kalau mereka berpapasan, selebihnya pria itu lebih banyak menghabiskan waktu diruang kerjanya di lantai dua. Sedangkan Ivanka, Fani yang notabene nya bisa dengan mudah akrab pada siapapun, kali ini merasa kewalahan. Ivanka berbeda. Kadang gadis itu kelihatan welcome, dan dilain waktu dia berubah, tampak ketus dan galak. Seolah-olah punya dua kepribadian. Menurut pelayan, Ivanka memang moodnya sering berubah dengan cepat. Dan diantara mereka semua, Indra lah yang paling sulit dipahami oleh Fani.

Dia sangat sulit didekati. Suasana hatinya mudah berubah seperti Ivanka namun dia lebih parah. Disaat Fani berpikir bahwa Indra sudah menerima kehadirannya karena sikap baiknya, ternyata dilain waktu, sikapnya kembali dingin. Fani hampir putus asa bagaimana harus menghadapi mereka semua.

***

Siang itu, Fani kelihatan bingung harus melakukan apa, dia berjalan tanpa tujuan ditaman belakang dan menangkap siluet Indra yang sedang berdiri menatap kolam. Padahal cuaca sedang sangat terik. Tapi cowok itu tidak terganggu dengan panas matahari sama sekali.

"Lagi ngapain?" Tanya Fani basa basi. Dia mendekati Indra yang menoleh ke asal suara datang. Dia berdiri disebelah Indra dan melihat-lihat isi kolam yang kelihatan bening. Ada beberapa ikan didalamnya.

"Kamu sendiri ngapain disini?"

"Hanya, jalan-jalan saja. Bosan dikamar terus."

"Kau tidak keluar? Jalan dengan temanmu?"

"Tidak."

"Ah, apa kau tidak punya teman?"

"Enak saja. Asal kau tau ya, temanku itu ada banyak. Yah, hanya saja sekarang aku sedang malas untuk bertemu mereka semua."

"Baiklah."

"Kau ngapain sih, kalau siang selalu berdiri disini? Memangnya kau tidak kepanasan?"

"Panas kok. Cuma aku melakukannya supaya dia mudah menemukanku kalau dia sedang datang kesini."

"Siapa?"

"Indra."

Mereka berdua menoleh serentak ketika mendengar nama Indra dipanggil. Seorang gadis yang cantik berdiri tidak jauh dari mereka berdua.

"Inneke?" senyum Indra merekah. Untuk pertama kali, Fani melihat senyum itu. Lalu semuanya terjadi dengan cepat, tepat ketika Indra melangkah mendekati gadis tersebut, tanpa sengaja dia menyenggol Fani yang memang berdiri disebelahnya membuat gadis itu kehilangan keseimbangan dan akhirnya tercebur kedalam kolam.

Byurr....

Indra berhenti. Gadis yang dipanggil Inneke tersebut terkejut sementara Stefani menyembulkan kepalanya keatas permukaan air berusaha mencari udara. Wajahnya tampak syok. Beberapa pelayan yang kebetulan ada disana bergegas membantu Fani untuk naik keatas.

"Nona tidak apa-apa?" Pelayan-pelayan itu bertanya pada Stefani yang tampak pucat dan menggigil. Meski cuaca panas tapi air kolam begitu dingin.

"Apa yang terjadi?" Tanya Indra.

Inneke mendekati Fani yang berdiri agak terhuyung. Satu dari pelayan itu segera kembali ke rumah untuk mengambil handuk.

"Kamu tidak apa-apa?" Wajahnya kelihatan begitu khawatir.

Story About YouWhere stories live. Discover now