2🍃SAMPE PONDOK

273 11 0
                                    

Saat diperjalanan, tak ada yg membuka pembicaraan. Hanya ada suara lantunan musik dari radio mobil. Assyifa duduk disebelah bundanya di bangku tengah. Sedangkan ayahnya duduk disamping supir. Assyifa merasa bosan. Ia pun memasang earphone dan mendengarkan sholawat dari majelis kesukaannya, yaitu SYUBBANUL MUSLIMIN. Ia sedang mendengarkan sholawat "Ya Habibal Qolbi" yang dinyanyikan oleh M. Nurus Sya'ban. Syifa memang mengaggumi Aban. Tapi, hanya sebatas mengaggumi suaranya saja. Syifa tak pernah ada niatan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Syubbanul Muslimin. Ia hanya tau sholawatnya saja. Bahkan, Syifa tak mengetahui dari mana asalnya Syubbanul Muslimin itu. Yang ia tau hanya sholawat mereka yang bagus dan mendidik.

Karena terlalu terbawa suasana lagunya. Syifa pun tertidur. Setelah hampir menempuh perjalanan sekitar 1 jam. Akhirnya keluarga Assyifa sampai di bandara. Mereka pun memasuki bandara karena pesawat yang mereka tumpangi akan berangkat.

***
Setelah hampir 1 jam di udara. Pesawat yg ditumpangi keluarga Syifa pun mendarat dengan selamat. Keluarga Syifa pun keluar dari bandara Juanda, Surabaya dan memasuki taxi yg telah dipesan. Karena jarak dari bandara kerumah neneknya lumayan jauh. Jadi, selama diperjalanan Syifa tertidur dengan earphone di telinganya.

Sekitar 1 jam diperjalanan menuju rumah neneknya yg ada di Paiton, Probolinggo. Mereka pun sampai dirumah neneknya, nek Dijah. Bunda Salma pun membangunkan anaknya.

"Syif..Syifa..bangun nak..kita udah sampe" ucap sang bunda dengan menepuk-nepuk pipi sang anak dengan lembut.

"Ngghh" lenguh sang anak. "Udah sampe ya bun?" Tanya Syifa seraya membuka matanya.

"Iya..kita udah sampe..yaudah yuk turun..ayah udah bawain barang2 kamu tadi" ucap sang bunda yg turun dari mobil.

"Iya bunda" ucap Syifa yg juga turun dari mobil.

Mereka pun memasuki rumah sang nenek dan disambut hangat oleh saang nenek dan juga bibinya yang bernama Fatimah.

"Assalamualaikum" ucap Syifa dan kedua orang tuanya secara bersamaan.

"Waalaikum salam" jawab seseorang dari dalam. Pintu pun terbuka dan menampilkan seorang wanita yg umurnya tak beda jauh dari bunda Salma.

"Eh..udah pada nyampe aja..yaudah yuk masuk" ucap wanita itu ramah. Dia adalah Fatimah-bibinya Syifa.

Mereka pun memasuki rumah itu dan beristirahat setelah melepas rindu dengan sang nenek.

***
Keesokan harinya, Assyifa terbangun pukul 4 pagi. Ia pun mengambil air wudhu dan ia melaksanakan sholat tahajjud dikamarnya. Setelah selesai shalat, ia mengambil sebuah al-Qur'an berwarna pink pemberian abangnya. Ia pun bertadarus sambil menunggu adzan subuh.

Jika Syifa terbangun dari tidurnya diwaktu dini hari. Ia akan sulit untuk tidur kembali. Itulah kebiasaan Syifa.

Setelah hampir 1 jam Syifa membaca al-Qur'an dikamarnya. Akhirnya adzan subuh pun berkumandang. Syifa segera menyudahi membaca al-Qur'an nya dan beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil peralatan sholat. Setelah adzan subuh selesai dikumandangkan, Syifa pun melaksanakan sholat subuh dikamarnya.

Setelah selesai sholat subuh, Syifa membereskan kamarnya dan setelah itu turun kebawah untuk membantu bundanya memasak.

Saat ia sampai didapur, dilihatnya wanita paruh baya yang sangat ia sayangi, bundanya. Ia pun mengahampiri bundanya. "Pagi bunda" sapa Syifa pada bundanya yang sedang memotong-motong sayuran.

"Pagi sayang. Eh! Udah bangun. Bunda kira blm bangun. Udah sholat blm?" Ucap sang bunda.

"Alhamdulillah udah bunda" ucap Syifa yang sudah ada disamping bundanya.

Cinta Dari Seorang SantriWhere stories live. Discover now