1 🍃PERGI MONDOK

476 13 0
                                    

Disebuah pagi yang cerah. Terlihat seorang gadis tengah membereskan mukena dan sajadahnya. Ia baru saja melakukan sholat dhuha. Gadis itu bernama Assyifa Nur Anita. Ia adalah gadis cantik nan imut dari Bandung, Jawa Barat. Gadis cantik nan imut ini lebih sering disapa dengan nama Assyifa/Syifa. Gadis ini berumur 15 tahun. Ia adalah anak terakhir dari 3 bersaudara. Tapi, ia kehilangan 1 kakak perempuannya yang juga kembarannya disaat keduanya baru berusia 2 tahun. Karena sebuah tragedi, akhirnya orang tua mereka sepakat untuk memisahkan mereka. Jadi sekarang Syifa tinggal bersama ayah, bunda dan abangnya. Abangnya ini adalah abang yang paling ia sayang. Sebab hanya abangnya yang mengerti tentang dia. Abangnya ini bernama M. Farhan Fadhillah atau lebih sering disapa dengan nama Farhan. Farhan sekarang sedang mengenyam pendidikan di ITB (Institut Teknologi Bandung). Ia kuliah difakultas teknologi dan komputer. Dan ia sudah semester 4 sekarang. 

Setelah Syifa membereskan alat-alat sholatnya. Ia beralih dengan kopernya. Setelah lulus SMP, orang tua nya dan abangnya sepakat akan memasukkan ia ke pondok pesantren karena kesibukkan kedua orang tuanya dan juga sang abang yang sibuk dengan tugas kuliahnya. Jadi, dari pada kesepian dirumah lebih baik ia sekolah yang jauh. Kedua orang tuanya memutuskan untuk menyekolahkan SMA nya di pondok pesantren yang berada di Probolinggo. Ia tak bisa menolak karena itu kemauan orang tuanya. Ia tak mau mengecewakan ke-2 ortu nya dan abangnya.

Setelah membereskan bajunya kedalam koper. Syifa pun pergi kearah ruang tamu dimana ayah, bunda dan abangnya sedang menunggunya. Ia sebenarnya berat akan meninggalkan kamar yang ia sayang. Tapi, apa boleh buat.

Ia berjalan menuruni tangga. Saat ia sampai diruang tamu. Terlihatlah ke-2 ortunya dan abangnya. Semuanya tersenyum hangat. Ia mengahampiri mereka.

"Udah siap nak?" Tanya bunda Salma--ibunda Syifa-- saat Syifa sudah ada didekatnya. Bundanya mengelus lembut pucuk kepala Syifa yg tertutup hijab. Syifa tersenyum hangat kearah bundanya. Rasanya ia tak mau jauh dari bundanya. Tapi, ini adalah keinginan bundanya sendiri. Ia tak ingin menolak. Karena ini adalah salah satu cara yang akan membuat bunda bahagia.

"Udah bunda" jawab Syifa masih dengan senyum hangatnya.

"Yaudah yuk berangkat" ucap sang ayah pada semua dan dijawab anggukan kepala oleh semuanya.

Mereka pun berjalan keluar rumah. "Sini dek kopernya biar abang bawain" ucap sang abang yg langsung menyambar kopernya dan langsung berjalan agak cepat kearah mobil yg dimana sudah ada sang ayah disana.

Syifa pov

Aku menatap sendu rumah ini. Rumah yg menjadi saksi bisu akan diriku. Rumah yang telah menjadi tempat berteduhku selama ini. Sekarang aku akan meninggalkannya.

Pukk!!

Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Aku pun terlonjak kaget.

"Astaghfirullah"

Lalu akupun membalikkan badan ku kearah si penepuk pundakku dan ternyata dia adalah abangku.

"Iihh!! Abang!! Aku jadi kaget kan!!" Ucap ku sambil memanyunkan bibirku.

"Hahaha..maaf..maaf..abang gk sengaja..abisnya kamu dari tadi ngeliatin rumah kok gtu banget..hihi" ucap bang Farhan disela-sela tawanya.

Aku masih menunjukkan wajah kesalku. Lalu abangku mendekatiku dengan masih sedikit tertawa. Setelah sampai didekatku ia berhenti tertawa dan menatapku lekat. Aku mengubah mimik wajahku menjadi heran. Tiba-tiba ia memelukku dengan erat seperti takut kehilangan.

"Kenapa bang?" Tanyaku heran. Tak lama kemudian, aku mengerti akan pelukan ini. Aku membalas pelukannya dengan erat juga. Aku menangis dengan tak ada suaranya agar abangku tak mengetahuinya.

"Dek! Maafin abang. Abang gak bisa antar kamu kebandara. Abang ada tugas kuliah. Jadi, abang cuma mau ngomong. Syifa jaga diri baik-baik ya disana. Jangan suka bikin orang kesusahan. Jangan jadi anak yang bandel. Jangan cengeng. Jangan ngelawan sama ustadz/ustadzah disana. Dan belajar yang rajin. Banggain ayah, bunda sama abang ya. Sekali lagi abang minta maaf" ucap bang Farhan menjelaskan maksud dari pelukan ini.

Aku pun agaak meregangkan pelukan itu. Kutatap wajah abangku yang sangat aku sayang ini. "Iya bang. Syifa janji. Syifa akan bahagiain abang, bunda sama ayah. Nanti Syifa pasti bakalan rindu banget sama abang?" Ucapku dengan nada manja. Jika aku sudah bersama dengan abangku. Aku akan menjadi sangat manja.

"Kamu gk usah khawatir. Abang akan selalu jenguk kamu 1 bulan sekali." Ucap bang Farhan sambil mengelus lembut pucuk kepalaku yang tertutup hijab.

"Syifa!! Ayo cepetan nak!! Nanti keburu siang" teriak bunda dari arah mobil.

"Iya bunda!!" Balasku.

"Bang! Syifa pamit berangkat ya. Do'ain Syifa ya bang" ucapku sambil mencium punggung tangan milik bang Farhan.

"Tanpa kamu suruh juga abang akan selalu mendo'akan mu Syif. Jaga diri baik-baik ya" ucap bang Farhan dengan senyum hangatnya.

"Iya bang. Yaudah kalo gitu Syifa pamit ya. Assalamualaikum" ucapku seraya berjalan menuju kearah mobil.

"Waalaikum salam" ucap bang Farhan dari depan pintu.

Aku pun memasuki mobil. Aku menatap sendu rumah dan juga abang. Lalu supir melajukan mobil ini dengan kecepatan agak sedang. Kenapa ayah menyuruh supir rumah untuk mengantarkannya? Karena bang Farhan sedang tak bisa menghantarnya. Jadi, ayah memutuskan untuk diantarkan oleh supir. Hanya untuk hari ini. Biasanya supir dirumah hanya menjaga rumah. Jika, aku sekeluarga ingin pergi keluar kota atau hanya ayah, pastinya diantar oleh supir rumah yg bernama mang Idan.

Bersambung....

Hai readers..maaf kalo ceritanya agak aneh..soalnya authornya masih noob gaess

Cinta Dari Seorang Santriحيث تعيش القصص. اكتشف الآن