" Flashback : Bitter 17th "

446 55 5
                                    

Malam hari sebelum pesta ulang tahun Krist ke-17, Nan, Mamanya mendatangi kamar Krist di lantai dua.

Nan mengetuk pintu kamar Krist tiga kali. "Krist... "

"Masuk saja Ma... " Krist menjawab dari dalam kamar.

Nan membuka pintu dan masuk ke kamar anak laki-laki satu-satunya itu. Dilihatnya Krist sedang membereskan tas gitarnya.

"Kau bermain gitar lagi?" Nan duduk di ujung kasur Krist.

"Hanya menyetel ulang"

"Kalau Papamu tahu, dia pasti marah"

"Papa kan memang selalu marah-marah"

Nan terkekeh. "Papamu marah bukan tanpa sebab, Krist"

Krist duduk di samping Mamanya dan menyenderkan kepala di pundak Mamanya. Ia sedang merajuk.

"Krist tahu, tapi apa salahnya sih main gitar, toh nilai-nilai Krist tidak ada yang turun"

Nan mengelus tangan Krist pelan. "Jangan sampai kau bicara seperti itu di depan Papamu, ya"

"Tidak akan. Aku tidak mau dipukul lagi"

Nan merangkul Krist dan mengusap kepalanya penuh sayang. "Apa yang dilakukan Papamu itu semua demi kebaikanmu, Krist. Mama harap kau tidak membenci Papamu, ya"

Krist diam. Seminggu yang lalu ia hampir dihajar Papanya karena ketahuan bolos les privat karena asyik main band dengan temannya. Tapi untungnya Krist dapat membuat janji hingga Papa Krist mau memberi kesempatan padanya. Janji untuk tidak main alat musik dan lebih fokus belajar, itu semua dibuktikan Krist dengan menunjukkan semua hasil ulangan dengan nilai sempurna. Walaupun Krist harus belajar keras demi mengembalikan kepercayaan Papanya.

"Sekarang tidurlah, besok adalah hari bahagiamu, jangan sampai telat bangun"

"Iyaa... "

Nan keluar dari kamar Krist setelah anaknya berbaring di tempat tidur.

"Mimpi indah, sayang... " Nan mematikan lampu kamar.

Nan turun ke lantai satu, ke ruang tamu, untuk mengecek persiapan acara besok.

Jack, Papa Krist masuk ke ruang tamu. Ia melihat pernak-pernik hiasan di seluruh sudut ruangan, meja-meja untuk suguhan tamu undangan dan segala macam dekorasi ruangan yang Nan pesan langsung dari seorang teman.

"Bagaimana persiapannya?" Tanya Jack. Ia berdiri di samping istrinya.

Nan menoleh. "Semuanya beres, tinggal menunggu kuenya besok pagi"

"Besok akan banyak anggota dewan dan juga pengusaha yang akan datang, siapkan Krist sebaik mungkin"

"Kau terlalu keras padanya" Nan menggenggam tangan besar suaminya.

"Dia bukan anak kecil lagi, jangan terlalu memanjakkannya"

"Tapi bagiku ia tetap putra kecilku"

"Itulah yang membuatnya akan membangkang"

"Tak akan, ia tahu apa yang ia lakukan"

Jack menghela nafas. "Aku mau kerja"

"Jangan terlalu memaksakan diri"

Namun Jack sudah terlanjur naik ke lantai dua, menuju ruang kerjanya.

Nan tak bisa membela salah satu dari dua orang yang sangat ia cintai itu. Ia tahu sifat Krist sangat berbeda dengan Papanya, sedangkan Jack ingin anaknya kelak menjadi seperti dirinya.

[Hiatus] Young Master's Knight - [SK]Where stories live. Discover now