" Old Lodging "

836 88 1
                                    

Krist dan Off melihat tanda-tanda pemukiman warga dan setelah beberapa menit berjalan, sampailah mereka di desa yang dituju.

Off melihat kedai kecil, "tuan muda, bagaimana kalau kita istirahat disana?"

"Oh, ayo!" Krist sudah tak bisa merasakan kakinya, dia merasa kakinya sudah putus.

"Tuan muda tunggulah disini, saya akan belikan minuman"

Krist duduk di kursi kayu di depan kedai, sementara Off masuk ke kedai untuk membeli minuman dan beberapa makanan.

Krist memijat kedua kakinya dengan susah payah, "kakiku pasti bengkak".

Off kembali dengan 2 botol air mineral dan 2 buah roti. "Tuan muda, silahkan"

Krist menerima botol air minum dan langsung menegak air di dalamnya dengan rakus, ia sudah terlalu dehidrasi. Dilanjut dengan roti bundar isi coklat yang menurut Krist, rasanya sedikit hambar karena coklatnya hanya sedikit, tapi ia tetap memakannya.

Krist menatap lingkungan sekitar, suasananya tenang dan damai. Rumah-rumah warga kebanyakan terbuat dari kayu dan terlihat sangat sederhana. Beberapa warga yang melintas di depan Krist, mereka memakai pakaian lusuh dan topi lebar serta membawa gerobak besar.

"Mayoritas pekerjaan warga disini adalah petani" Off seolah mengerti apa yang dipikirkan Krist yang terus menatap warga yang berlalu-lalang.

"Makanya disini banyak perkebunan"

Kepala pelayan Off telah menyelesaikan makan dan minumnya. "Tuan muda"

"Hm?"

"Saya tadi bertanya pada penjual kedai bahwa didekat sini ada tempat penginapan"

"Kalau begitu ayo kesana, kakiku sudah sakit"

"Baik tuan muda"

Off berjalan duluan sembari mengingat-ingat petunjuk yang diberikan pemilik kedai. Mereka melewati beberapa belokan, dan semakin banyak rumah warga dan beberapa petak sawah yang mereka lihat.

Bukan hanya Krist yang memperhatikan warga sekitar, namun semua warga yang mereka lewati juga menatap heran pada Krist dan Off. Itu dikarenakan gaya busana Krist dan Off yang terlalu formal, Krist memakai kemeja biru muda dan jas biru tua yang terkancing rapi, celana kain biru tua yang ia pakai sedikit kotor di bagian bawah karena debu jalanan. Sementara Off memakai kemeja putih serta jas dan celana kain hitam.

Mereka sampai di sebuah gapura kayu dengan papan nama bertuliskan 'Penginapan Mond-ay!'.

"Nama yang aneh" Krist memandang aneh nama penginapan itu.

"Mari masuk" Off mempersilahkan Krist untuk masuk duluan.

Sebenarnya Krist merasa tidak yakin dengan penginapan yang akan mereka singgahi karena bangunan ini seluruhnya terbuat dari kayu yang sepertinya sudah lama berdiri.

Off sedang berbicara dengan resepsionis, wanita muda yang sedang berbicara dengan Off seperti tak bisa menutupi roma merah di pipinya saat berhadapan dengan Off.

Krist yang menyadari raut wajah wanita resepsionis itu, hanya memutar bola matanya.

"Tuan muda, saya sudah memesan 2 kamar disini"

"Petugas kami akan mengantar anda ke kamar" resepsionis wanita itu memanggil seseorang untuk mengantar Krist dan Off.

Namun yang datang adalah seorang anak laki-laki dengan pakaian biasa yang datang.

"Mari saya antar, Tuan"

"Silahkan ikuti anak ini"

Krist dan Off berjalan mengikuti anak itu. Mereka melewati lorong panjang dan remang-remang karena sinar matahari hanya masuk lewat jendela kecil di dinding.

"Disini kamar anda" anak itu menunjuk dua kamar bersebelahan.

"Terima kasih, nak" Off memberi uang tip pada anak itu dan anak itu pun langsung memasukkannya dalam saku celananya.

"Permisi" anak itu membungkuk dan meninggalkan Krist dan kepala pelayan Off.

Krist menatap kepergian anak itu, "apa anak itu bekerja disini?"

"Saya pikir begitu"

"Mereka mempekerjakan anak-anak?"

"Mereka yang minta pekerjaan disini" suara dari arah belakang membuat Krist dan Off menoleh.

"Maaf mengagetkan, saya Mond, pemilik penginapan ini" pria tambun itu menangkupkan kedua tangannya memberi salam. "Dan anak tadi hanya anak dari panti asuhan yang meminta bekerja disini"

"Ini tuan muda Krist dan saya pelayannya, nama saya Off"

"Tuan muda? Apakah anda seorang bangsawan? Atau orang terpandang?"

"Keluarga Sangpotirat adalah keluarga terhormat di Bangkok" jawab Off

"Oh ternyata dari Bangkok, saya ucapkan selamat datang di penginapan sederhana kami, silahkan panggil saya jika butuh sesuatu"

"Terima kasih"

"Selamat beristirahat, saya permisi dulu" Mond pun pergi dari hadapan Krist dan Off.

Off membukakan pintu kamar milik Krist, "silahkan tuan muda"

Saat masuk ke kamar, Krist hanya melihat satu single bed, satu lemari kayu ukuran sedang, satu meja nakas dan satu kamar mandi. Off membuka jendela sehingga cahaya matahari dan udara dapat masuk.

"Disini pengap" Krist menggosok hidungnya.

Off merapikan barang di dalam tas jinjing milik Krist ke lemari. "Tuan muda mandilah, saya akan siapkan baju" Off memberikan handuk yang ada di lemari pada Krist.

"Baiklah"

Krist membawa handuk itu dan masuk ke kamar mandi. Di dalamnya sudah tersedia sabun dan alat mandi lainnya, namun suasananya sedikit menyeramkan karena lampu kamar mandi itu berwarna kuning dan hanya ada ember hitam untuk menampung air.

"Penginapan macam apa ini?" Krist menatap sekeliling kamar mandi.

Walaupun sedikit ragu, Krist tetap melepas bajunya dan mulai membersihkan diri.

"Tuan muda, saya letakkan bajunya di depan pintu, saya akan ke kamar saya" Off berbicara dari luar kamar mandi.

"Iya!"

Setelah mendengar jawaban tuan mudanya, Off pun keluar dari kamar Krist menuju kamarnya sendiri.

Setelah mandi dan berganti baju, Krist memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar tempat penginapan, Krist duduk di sebuah kursi di pinggir kolam ikan. Namun tiba-tiba seorang anak datang dengan membawa jaring panjang, anak itu pun mulai membersihkan dedaunan yang mengapung di kolam.

Krist terus memperhatikan anak itu, walaupun agak kesulitan saat memegang jaring, tapi dia terus berusaha membersihkan sebaik mungkin.

"Apa pegawai kami menganggu pemandangan anda?" Mond, pemilik penginapan, muncul dari belakang Krist.

"Oh, tidak apa-apa"

Mond berdiri di samping Krist, di ikut memperhatikan anak itu.

"Namanya Tee, dia anak yatim piatu, dia datang kesini sebulan yang lalu setelah kedua orang tuanya meninggal karena dibunuh perampok saat pulang dari menjual hasil kebun, dan dia sekarang tinggal di panti asuhan"

"Dia tidak punya orang tua?" Krist bisa merasakan kesepian yang Tee rasakan, karena nasib mereka sama. "Tapi dia terlihat tegar"

"Dia bilang kalau dia harus tetap melanjutkan hidup meski sendirian"

Krist tersenyum tipis sambil memandang kagum pada Tee.

"Um... tuan Krist, saya jarang mendapat tamu dari ibukota, dan kalau saya boleh bertanya, anda ada tujuan apa kesini?"

"Oh, almarhum Papaku memberiku sebuah alamat dan beliau ingin aku pergi ke tempat itu"

"Apa tempat itu ada di desa ini?"

"Pelayanku bilang tempat itu ada di desa ini"

"Tempat apa itu?"

"Oh sebentar" Krist pergi ke kamarnya untuk mengambil kertas berisi alamat dan kembali ke tempat Mond. "Ini alamatnya" Krist memberikan kertas itu pada Mond.

Alis Mond mengerut, "oh! Ini nama panti asuhan Tee, panti asuhan 'Sweet Home'"

Di kertas yang di terima Krist tidak tertera tulisan 'panti asuhan', hanya tertera 'Sweet Home' di kertas itu.

"Panti asuhan?"

"Iya, apa anda akan mengadopsi anak?"

"Ha? Oh tidak, Papaku hanya ingin aku menyampaikan sesuatu pada pemilik tempat itu"

"Yang saya dengar panti asuhan itu akan digusur"

"Digusur? Kenapa?"

"Yang saya dengar dari penduduk desa, panti asuhan itu terlilit hutang dengan seorang tuan tanah di desa itu"

"Aku akan kesana untuk memastikan"

"Kalau begitu, Tee bisa mengantar anda"

"Mungkin besok kami akan kesana"

"Oh baiklah, Tee!"

Tee menaruh jaring panjangnya dan menghampiri Krist dan Mond.

"Besok antarkan Tuan Krist dan pelayannya ke panti asuhan"

"Baik, Pak"

"Sekarang bantulah Mia di dapur"

"Baik" Tee mengambil jaringnya dan pergi.

"Berapa banyak pelayan disini?" Tanya Krist.

"Hanya 2, Tee dan Mia, perempuan yang anda temui di meja resepsionis tadi adalah Mia, dia juga seorang koki disini"

"Ohh...."

"Ini hanya penginapan kecil, jadi tidak banyak tamu yang datang kesini"

"Tapi suasana disini cukup tenang" Krist mendongak menatap langit dan menikmati angin yang berhembus pelan.

"Saya senang jika anda menikmatinya" Mond ikut menatap ke langit.

Hari itu Krist putuskan ia akan sedikit menikmati ketenangan di penginapan.

.
.
.

Tbc

Spoiler : pertemuan pertama, berkesankah? Atau tidak?

Maaf kalau masih banyak typo 🙏🏻

Thank you for reading 😊

See you next chapter

[Hiatus] Young Master's Knight - [SK]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora