01

617 73 4
                                    

Satu jam dua puluh menit tiga puluh empat detik. Gadis itu mendengus setelah melihat waktu dari jam tangan mewah yang melingkari tangan indahnya. Matanya kembali mengedar ke arah pintu cafe saat terdengar sebuah denting bel yang menandakan kedatangan seseorang. And finally, who's  she wait is coming.

Dengan setelan ala CEO muda, seorang lelaki tampan dengan santai berjalan menghampiri gadis yang tengah menatapnya tajam. Bahkan dengan tanpa permisi lelaki itu meminum jus apel - yang tinggal setengah-milik gadis tersebut. Merasa ditatap intens, lelaki itu mengarahkan pandangannya pada sepasang mata rusa yang kini menatapnya datar.

"Mian".

Singkat, padat dan jelas.

Jika membunuh tidak akan membuat mu masuk jeruji, mungkin sudah gadis itu lakukan sejak kedatangan lelaki itu tepat di depan pintu cafe. Setelah mendengus untuk kesekian kalinya, akhirnya gadis itu membuat sebuah gerakan. Dengan berani dia menarik kerah baju lelaki di depannya. Ia menariknya dan mendekatkan bibirnya tepat di samping kepala lelaki tersebut dan membisikan sebuah kalimat yang membuat lelaki itu terkekeh.

"Apa kau sudah bosan hidup? Jika iya maka dengan senang hati aku akan menghabisimu saat ini juga".

Kalimat dan nada yang digunakan tidak sesuai. Bagaimana bisa kalimat ancaman diucapkan dengan nada menggoda. Jadi siapa yang salah? Sang gadis atau sang lelaki yang tengah tertawa ringan.

"Aku sangat menantikannya".

Kerlingan mata yang menggoda mengiringi kalimat yang di ucapkan sang lelaki.

Mereka tetap bertahan dengan posisi seperti tadi tanpa menyadari sekitar. Banyak tatapan mata mengarah kepada mereka karena posisi yang dianggap aneh, romantis, vulgar dan anggapan lainnya. But, they're don't care.

"Kau membuatku membuang waktu berhargaku, tuan Kim".

Akhirnya, Yoona sang gadis melepaskan cekalannya pada baju lelaki yang dipanggil tuan Kim tadi. Ia kemudian kembali melihat jam tangannya dan berkata, "Kau hanya punya waktu tujuh menit lima belas detik untuk mengatakan tujuanmu tuan Kim", merebut kembali minumannya, yoona kemudian berujar, "Dan ku harap bukan omong kosong yang akan kau katakan seperti pada pertemuan terakhir kita 2 hari yang lalu".

Yoona kembali mengingat pertemuan mereka dua hari yang di tempat yang sama namun di waktu berbeda. Yoona dibuat kesal Saat itu - sama seperti saat ini sebenarnya- karena tiba-tiba lelaki yang ia panggil tuan Kim tadi menerornya dengan terus menelpon setiap menit, hingga ia kesal sendiri dan dengan terpaksa menerima permintaan - lebih tepatnya pemaksaan- dari lelaki tersebut.

Dan saat mereka bertemu, dengan wajah tanpa dosanya tuan Kim tersebut hanya mengatakan bahwa ia merindukan Yoona dan ingin agar Yoona ikut dengannya ke miami untuk menemaninya dalam perjalanan bisnisnya. What the hell. Saat itu rasanya yoona ingin sekali menenggelamkan lelaki bermarga kim tersebut ke laut mati di belahan dunia lain. Tak habis pikir dengan kelakuan lelaki Kim tersebut, tentu saja yoona menolak mentah-mentah keinginannya itu

Back to the day.

Yoona memutar bola mata jengah melihat sikap lelaki Kim yang ada di depannya yang malah menampakkan wajah seolah tengah berpikir keras. Lalu tiba-tiba ia memajukan wajahnya mendekat ke wajah yoona. Refleks yoona memundurkan kepalanya dan menautkan alisnya heran.

That GirlWhere stories live. Discover now