11 Dikejar Pocong

1.2K 28 19
                                    

Mei 2011

Nama gue Taufan, gue bekerja di salah satu mall di Kota Bandung, di bagian pengelolaan parkir. Resiko pekerjaan gue hampir sama dengan security, yaitu shifting hampir 24 jam. Mengingat di mall ada fasilitas karaoke & bioskop yang buka hingga dini hari.

Suatu hari, temen gue si Ardi izin gabisa masuk, karena saudaranya berhalangan. Jadilah gue yang gantiin dia malem itu.

"Thankyou yaa bro, gue gggatau harus minta tolong siapa lagi." Ucap si Ardi saat menemui gue1 hari sebelumnya.

"Yoi, santai bro."

Selama kerja di sini, gue gapernah digangguin sih. Ya kalo liat sekelebat emang beberapa kali, cuman gaernah ganggu sampe bikin kapok.

Yang sering kali gue takutkan ketika dapet shift malam adalah jalan pulang.

Oiya, rumah gue terletak di kampung Cijengkol. Posisinya berada di antara Lembang – Setiabudhi (tapi lebih ke dalem lagi). Ada dua jalan yang bisa gue tempuh. Yang pertama via Cipaku, yang mana gue harus muter dulu, tapi jalan ini aman, terang, dan banyak perumahan, dan sering dilewati orang. Opsi kedua, jalan Ciumbuleuit. Ini salah satu jalan pintas sih, jalannya berupa tanjakannya curam, di tambah jalananya gelap, gaada lampu penerangan sama sekali. Sisi kanannya tebing, sementara sisi kirinya jurang lengkap dengan pohon rindang dan pohon bambu. Bisa bayangin kalo malem kan ??? L

Singkat cerita gue ngantuk banget malem itu. Pengen cepet pulang dan tidur, karena besok masuk shift pagi. Tanpa fikir panjang, gue ambil lah rute Ciumbuleuit. Baru aja lewatin RS AUR,I ban motor gue bocor. Dua-duanya ! Gila gak tuh.

Gue balik lagi ke bawah dorong motor. Alhamdulillah banget nemu bengkel yang masih buka. Gue gangerti kenapa apes banget malem itu, karena pas di cek ban motor gue gabisa ditambal, lubangnya gede banget, dan mereka baru bisa kerjain besok, karena kehabisan stock ban dalem.

Dengan berat hati gue iyain aja. Daripada dorong motor sampe rumah kan. Akhirnya gue jalan dikit ke arah pangkalan ojek. Malem itu sepiii banget. Gaada satupun ojek yang mangkal. Motor juga cuman sesekali yang lewat.

'udah jam setengah 2. Dan besok jam 6 harus udah bangun kerja lagi.' Gaada pilihan lain, gue pun memberanikan untuk jalan kaki menuju rumah. Iya, lewat tanjankan Ciumbuluit yang fenomenal itu.

Malam itu semilir angin menerpa wajah, semakin lama semakin dingin. Iya lah, dini hari. Rumah-rumah di samping kiri sebelum tanjakan tampak sepi. Gue lihat tanjakan itu gelap tak berujung. Cuman suara derap langkah dan hewan-hewan malam yang gue denger saat itu.

Kriiik...kriiik...kriiiik

Sepanjang jalan tak henti-hentinya gue berdo'a. berkali-kali menepis gosip2 tentang angkernya tempat ini, yang entah kenapa satu persatu mulai bermunculan di kepala.

Gue berjalan dengan langkah cepat, berharap segera melewati tempat ini.

Tiba-tiba gue mendengar derap langkah, tentunya selain derap kedua kaki ini. Anehnya, kalau suara derap kaki kan ada 2, kiri-kanan-kiri-kanan gitu. Nah ini cuman satu. Kurang lebih bunyinya begini "tak...tok..." "tak...".

Gue berusaha meyakinkan diri kalau itu cuman perasaan gue aja. Tapi lagi-lagi ada yang janggal, saat bau amis darah tiba-tiba menyeruak, belum lagi bulu kuduk gue meremang.

'jangan nengok belakang...jangan negok belakang.' Bathin gue

Langkah ini mulai gak karuan. Nyli gue ciuuut.

10 menit berlalu rasanya seperti berjam-jam. Gue gak peduli dengan tubuh ini yang udah kelelahan. Nafas yang udah ngos-ngosan gak mematahkan tekad gue untuk

Berjalan agar cepet sampe rumah.

Sampai akhirnya gue merasa ada deru nafas tepat dibelakang kuping. Literally belakang kuping !

Setelah ngumpulin nyali, perlahan gue nengok ke belakang. Tiba-tiba ...

Ada sesosok makhluk dibalut kain putih lusuh, wajahnya hitam terbakar, lengkap dengan belatung yang bergerak-gerak disekitar wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sesosok makhluk dibalut kain putih lusuh, wajahnya hitam terbakar, lengkap dengan belatung yang bergerak-gerak disekitar wajahnya.

"Pp...ppppo...pocong !" gue lari tunggang langgang.

Tanjakan ini seperti gak ada ujungnya.

Saat lari gue tetap berdoa dalam hati agar gak diikutin makhluk gaib itu. Bahkan jangan sampe ketemu makhluk lainnya.

Cukup lama berlari, gue memastikan bahwa pocong itu udah gak ada.

Nyatanya salah ! makhluk itu terus ngikutin gue, tepat sejengkal dibelakang gue.

Gue lari, dia ikut lari. Gue berenti, diapun berenti.

Gue udah bener-bener putus asa, sampe ngompol dicelana dan berharap pingsan, tapi takut juga saat nanti tiba-tiba terbangun di tempat ghaib atau di kuburan.

Jadi, dengan sisa tenaga ini, gue lanjutkan berjalan, walau takut setengah mati.

Singkat cerita gue sampe rumah. Gue nerobos pagar rumah, yang emang gapernah dikunci kalo gue masuk shift malem.

Duk...duk...duk...

"maaaah! Buka mah huhuhu! Maaah !!!! buruan buka !"

Berkali-kali gue mengegedor pintu rumah.

"Kenapa sih fan, ribut amat." Protes mama saat membukakan pintu.

Gue langsung nerobos masuk, dan narik mama.

Beliau keheranan ngeliat gue yang udah begitu kacau.

Mata merah, ingus kemana-mana, belum lagi celana kotor, karena tadi sempat beberapa kali jatuh, pas lagi lari.

"Po...po....pocong maaah." Jawab gue terbata.

"di... dikejar...popoooocong."

Mama hanya mengernyitkan alisnya. Gak ngerti dengan ucapan gue. Ia berusaha membuka puntu, namun gue cegah.

Akhirnya mengintip di balik tirai jendela...

Akhirnya mengintip di balik tirai jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan... pocong itu masih berdiri tepat di pintu masuk pagar rumah kami.

**********************************************

Sekian

Anyway, semua kisah yang gue ceritakan di sini true story semua yaa

Based on pengalaman teman, keluarga dan kerabat gue

Kalian pernah ketemu/dijahilin makhluk ghaib ga ??

Cerita di kolom komentar dong...

HORROR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang