BAB 26 - Dua Belas Kunci

Start from the beginning
                                    

"Enak saja! Aku yang indah seperti ini kau bilang jelek. Kau pasti tak punya kaca ya! Dasar singa buruk rupa!" balas Shiro tak mau kalah.

Deg!

Carina terpaku untuk sesaat ketika meliat sosok itu. "Shiro?" gumam Carina pelan menatap sesosok roh laki-laki berkulit putih pucat yang sangat tampan, dengan telinga dan ekor rubahnya yang juga senada dengan kulitnya.Wajah Carina langsung berbinar-binar ketika menatap sosok terindah yang pernah ia lihat selama hidupnya selain Nirmala. Bahkan menurutnya, Shiro lebih mengagumkan dibandingkan Nirmala.

"Ya? Ada apa?" Shiro yang merasa terpanggil langsung melayang tepat ke hadapan Carina dengan senyum mempesonanya.

"Cantik sekali." Gumam Carina tanpa sadar dengan wajah memerah.

"Terima kasih, tapi aku ini laki-laki Carina. Kau harusnya memujiku dengan sebutan tampan." Ralat Shiro lembut. "Kaulah yang cantik."

Semua orang terperangah dengan sikap Shiro yang biasanya kasar dan angkuh kiniberubah menjadi sosok hangat dan ramah di hadapan Carina. Bahkan Milo, Nirmala, Leeva dan Hugo yang mengenal Shiro sejak ribuan tahun yang lalu saja dibuat terkejut olehnya.

"Aku tak menyangka kau bisa bicara begitu lembut pada seseorang." Komentar Leeva takjub.

"Ini pertama kalinya ia berbicara dan tersenyum tulus seperti itu." Nirmala menambahi.

"Hey! Shiro! Jangan mengganggu Carina!" Alvis membentak Shiro agar ia tak bertingkah aneh lebih jauh di hadapan Carina.

"Dia tak menggangguku." Balas Carina cepat pada Alvis. "A-apa aku boleh menyentuhmu?" tanya Carina dengan ragu-ragu pada sosok di hadapannya.

"Tentu." Jawab Shiro lalu menapakkan kakinya di atas tanah, berdiri tepat di hadapan Carina. Jaraknya yang terlalu dekat dengan Carina membuat Alvis dan Arvis yang melihatnya jadi jengkel dan menahan emosi. Bagaimana pun juga Shiro tetaplah laki-laki, walau ia hanya roh.

Perlahan Carina mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Shiro yang sangat putih. Ia sangat penasaran dengan sosok itu. Apalagi rambut dan ekornya yang berbulu putih itu, ia ingin sekali memegangnya apa pun yang terjadi.

Carina tersenyum ketika merasakan lembutnya pipi Shiro, lalu ia beralih menyentuh telinga rubah Shiro dengan lembut. "Kau, seperti boneka. Aku sangat senang bisa mengenalmu." Gumam Carina senang.

"Kalau kau senang, lantas kenapa kau malah menangis?" tanya Shiro lembut seraya menghapus air mata Carina yang terjatuh di pipinya.

"Eh? Aku tidak..." ia berusaha menyangkalnya tapi kemudian ia menyentuh pipinya yang basah dan termenung menatap Shiro selama beberapa saat.

Shiro kembali tersenyum lalu mengusap lembut kepala Carina, "Apa wajahku mengingatkanmu dengan seseorang?" tanyanya setelah membaca isi pikiran gadis itu.

Carina ragu untuk membalas karena semua mata memandang ke arahnya saat ini, "Kau membaca pikiranku." Akhirnya ia membalas. "Kau memang mirip dengannya."

"Mirip siapa?" tanya Alvis pada Shiro dan Carina.

Carina melirik kecil ke arahnya, tapi kemudian kembali mengabaikannya yang langsung membuat tawa Jiho pecah seketika."Hahahaha! Dia mengabaikanmu Alvis! Hahahah... astaga menyedihkan sekali."

Sementara itu Shiro malah tersenyum miring sambil menatap ke arah tuannya, "Rahasia."

"Hey! Aku ini tuanmu!" protes Alvis saat Shiro menolak untuk menjawab.

Shiro hanya menatapnya malas dan sesaat kemudian malah menghilang dari hadapannya.

Alvis menghela napas kasar seraya bergumam, "Menyebalkan sekali."

"Jadi bagaimana? Kita akan ke Canada besok?" tanya Jiho kembali menatap peta yang ada di tangan Alvis.

"Tidak." Balas Alvis cepat lalu duduk bersila di tanah. "Kurasa kita harus mencari lokasi terdekat. Mungkin saja ada juga di pulau ini, karena ada ribuan Holder di pulau ini."

"Ah benar juga. Hanya orang-orang yang memiliki sihir yang akan dipilih oleh batu-batu itu. Dengan kata lain adalah Holder, keturunan penyihir langsung." Arvis ikut menunduk melihat peta ketika saudara kembarnya mengucapkan satu persatu nama batu lalu meniupnya pada permukaan peta.

Alvis terus memeriksa satu persatu keberadaan para Holder yang telah dipiih oleh kedua belas batu tersebut."Ah! Mexico!" Seru Arvis tiba-tiba saat melihat peta di hadapannya berubah. "Siapa itu?"

"Taurus, pemegang batu Emerald." Jawab Alvis cepat. "Tapi sebelum itu, kita harus mencari dulu, siapa Libra ini. Kita akan menemuinya besok. Barulah setelah itu kita akan mencari Taurus ke Mexico."

"Baiklah, semuanya sudah selesai kan? Kita pulang sekarang." Arvis langsung membuka portal menuju asrama Gemini tanpa menunggu persetujuan dari seorang pun.

"Milo, kau ikut kami kan saat mencari para kunci ini?" tanya Carina khawatir sebelum ia ikut masuk ke portal.

"Tenang saja, aku dan Hugo akan ikut dengan kalian. Leeva akan tinggal bersama Nirmala untuk menjaga pulau ini." Jawab Milo menenangkan Carina.

"Aku duluan." Ucap Carina pada Milo sesaat sebelum dirinya masuk ke dalam portal yang buat Arvis. Carina yakin Milo masih ingin berbicara lebih banyak lagi dengan para rekannya, karena itu ia membiarkannya tetap di sana.

***
1 sept 2019

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now