Part 1

47 2 0
                                    

Harusnya tak kau biarkan peristiwa itu terjadi, jika kamu bisa melerai Anommu dan bajingan itu ketika mereka bercekcok. Kamu tahu bahwa Anommu dalam keadaan buta, mana mungkin dia bisa menang melawan bajingan kaparat itu, harusnya kamu membawa Anommu lari dan mencari bantuan, malah kau hanya sembunyi di balik pohon jambu milik nom Sahrah, kau biarkan Anommu dihajar, dipukuli hingga babak belur tanpa ada perlawanan dari Anommu sedikitpun.

Apa karena kamu membenci Anommu cong? Sampai kamu tega membiarkan Anommu dipukuli sampai darah mengucur dari telinga dan hidungnya, sampai ajal akhirnya memanggil Anommu untuk menemui rabnya.

Harus kamu tau cong, kebencianmu kepada Anommu adalah kesalahan besar, kau sudah kemakan omongan orang-orang yang tidak suka terhadap Anommu, ia tidak seperti yang dikatakan oleh orang-orang itu, Anommu adalah sosok malaikat yang dunianya sudah menjadi gelap gulita saat ia mencoba melawan kezaliman.

Anommu itu bukan penjahat, seperti yang orang-orang katakan termasuk kamu cong, bapak ingat betul kejadian yang menimpa Anommu hingga ia harus mengalami nasib sial seperti sekarang ini. Anommu dulu orang yang masyhur di kampung ini, dan ia termasuk saudagar kaya dikampung ini, setiap tahun Anommu selalu membagikan hartanya kepada orang yang membutuhkan, bahkan kampung sebelah juga ikut merasakan atas kebaikan Anommu itu.

Seperti biasa Anommu selalu membagikan hartanya pada malam takbiran, Anommu ingin semua orang ikut merasakan kebahagiaan hari raya tidak terkecuali meskipun orang miskin, biasanya satu kresek merah itu penuh dengan sembako, mulai dari beras, minyak goreng, telor, gula, garam, dan tidak lupa Anommu akan menyisipkan uang pada amplop di dalam kresesk itu.

Perayaan hari raya idul fitrih waktu itu berjalan sebagaimana mestinya, semua orang bersuka cita menyambut hari yang dinanti-nanti, kecuali kakek tua yang begitu malang nasibnya. pada hari itu kakek itu ditangkap oleh polisi atas tuduhan telah mencuri ayam.

Anommu yang mengetahui hal itu merasa iba terhadap kakek malang itu, iapun mendatangi kantor polisi bersama dengan bapak. Anom lalu meminta kepada bapak polisi untuk dipertemukan dengan kakek tua itu. Anommu ingin mengetahui cerita sebenarnya dari kakek itu.

"kakek sebenarnya terpaksa ngelakuin itu cong, kakek tidak ada pilihan lain, cucu kakek menangis dan meronta-ronta ingin makan opor ayam, tapi kebetulan waktu itu kakek nggak ada uang sepeserpun. Malam itu kakek ikut takbiran bersama dengan yang lainnya, ketika kakek pulang dari masjid, di pertengahan jalan ada ayam jago yang sedang berkeliaran. Waktu itu kakek merasa aneh dengan ayam itu, biasanya setelah magrib semua ayam akan kembali ke kandangnya, tapi ayam itu malah berkeliaran jam sembilan malam. Kakek merasa bahwa ayam itu dikirim tuhan kepada kakek, karena tuhan tau cucu kakek sedang menginginkan opor ayam. Tanpa berpikir panjang lagi kakekpun menangkap ayam itu dan membawa pulang, tapi sialnya mungkin ada orang yang melihat kakek pada malam itu, dan melaporkan kakek ke polisi. akhirnya kakek dijatuhi hukuman 5 tahun penjara. "

Mendengar cerita kakek itu, wajah Anommu menjadi merah, bapak tau apa yang ada dalam pikirnya, ia pasti marah kepada penegak hukum yang semena-mena, bagaimana mungkin seorang kakek yang hanya mencuri ayam di jatuhi hukuman 5 tahun penjara, sedangkan dewan pemerintahan yang terbukti korupsi malah bebas berkeliaran. Memang hukum di negeri ini masih terlalu lemah, sehingga ketika orang-orang kecil melakukan kesalahan hukumannya menjadi begitu berat, tidak sebanding dengan kesalahannya, berbeda halnya dengan orang kaya raya ketika melakukan kesalahan, mereka dapat menawar hukuman apa yang pantas untuk dirinya. Begitulah kalau uang sudah berbicara.

Disisi lain Anommu juga menyesali peristiwa ini bisa terjadi, Anommu merasa ini kelalaianya saat membagikan sembako, ternyata Anommu secara tidak sengaja telah melewati rumah kakek tua yang miskin itu. Setelah merenungkan segalanya Anommu langsung menemui polisi, Anommu meminta hukuman kakek agar bisa dikurangi, tapi polisi dengan wajah sangarnya menolak dengan tegas permohonan itu. Tapi kemudian pimpinan polisi dari ruangannya menemui Anommu dan bapak, kami diajak keruangannya secara khusus.

Setelah berbincang-bincang lama dengan pimpinan polisi itu, akhirnya bapak dan Anommu tau maksud dan tujuan polisi itu, pimpinan polisi itu bisa mengurangi hukuman bahkan mau membebaskan kakek itu asalkan Anommu mau menebus dengan uang sebesar seratus juta. Mendengar pernyataan itu Anommu mengernyitkan dahinya dan seakan tidak habis pikir dengan niat busuk pimpinan polisi itu, bagaimana mungkin seorang aparat pemerintahan yang seharusnya melindungi dan memberikan keamaan untuk negerinya malah berbuat yang demikian.

Anommu menolak pilihan yang diberikan oleh pimpinan polisi itu. Seratus juta bukan jumlah yang sedikit butuh waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan uang sejumlah itu, tapi bagi Anommu bukan banyaknya jumlah uang yang menjadi permasalahan, Anommu hanya memiliki pertimbangan jika sogok-menyogok tetap dibiarkan membudaya, maka lambat laun moralitas bangsa ini akan terkikis dan hilang.

Anommukemudian mengancam pimpinan polisi untuk membawa perkara ini sampai ke pengadilan,bahkan nanti saat di pengadilan Anommu akan mengadukan perihal perilaku pimpinanpolisi itu. Mendengar hal itu, pimpinan polisi itu seperti kebakaran jenggot,matanya memerah, dan emosinya memuncak hingga ke ubun-ubun, kemudian iamengusir bapak dan Anommu untuk segara meninggalkan ruangannya.


Penasaran kisahnya, tungguin part selanjutnya ya........................... 

Catatan:

Anom merupakan kata lain dari paman bagi orang madura

Cong merupakan panggilan orang yang lebih tua kepada anak laki-laki, atau kepada anak kandungnya.



BATAS SENJAWhere stories live. Discover now