Bab 1 Awalan

20.9K 536 3
                                    

Masa kecil yang kelam ku kira akan membuatnya tidak akan pernah lupa terhadapku. Ternyata setelah melihat dunia luar, dia melupakan atau bahkan tidak pernah mau mengingat kenangan pahit dan manis kami berdua.

Sejak lahir Ted dan aku sudah bertetangga. Aku lahir tiga tahun setelah Ted. Dia seperti kakak laki-laki bagiku, melindungi ku dari kejahilan teman laki-laki sekelas ku, menemaniku belajar, bermain, sampai mandi bersama. Ted tidak punya saudara, makanya dia begitu menyayangi ku menganggap aku adalah adik perempuannya sendiri. Orang tua Ted tidak pernah rukun, selalu bertengkar karena masalah yang tidak pernah aku tahu. Mama ku bilang sih sejak Ted lahir, mereka selalu bertengkar. Entah karena uang atau pekerjaan. Terkadang Ted menjadi sasaran dari amukan mamanya. Tamparan dan pukulan sudah menjadi santapan sehari-hari Ted. Tetapi Ted tidak pernah menangis di hadapan mama dan papanya. Dia menangis ketika bersama ku. Sambil memeluk diriku yang mungil dengan tangan lebam, dia menangis sejadi-jadinya. Setiap malam Ted memanjati beranda di kamarnya dan loncat ke beranda ruang tamu di rumahku dan menyelinap ke kamarku. Kami tidur bersama setiap malam tanpa sepengetahuan orang tua ku. Kami bercerita dari balik selimut hangat sampai tertidur. Hal ini berlangsung dari aku berusia lima tahun sampai sepuluh tahun dan Ted berusia tiga belas tahun pada saat itu.

Hari naas datang, sepuluh hari setelah kami merayakan ulang tahun Ted yang ke tiga belas, mobil orang tua Ted mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Ted yang sudah remaja puber mengalami shock berat. Walaupun dia menjadi pelampiasan kemarahan orang tuanya, tapi Ted tidak pernah menginginkan kematian mereka.

Malam setelah pemakaman, dari balik selimut hangat kami, hanya ada tangisan dan air mata.

"Kini aku sudah sendiri, aku lebih suka dipukul dari pada menjadi yatim piatu." Tangis Ted sambil memelukku

"Kamu tidak sendiri, masi ada aku. Kamu masih bisa memelukku dan bercerita denganku. Kamu tidak kesepian." Hiburku sambil menepuk punggungnya pelan.

"Tetapi kamu bukan keluargaku. Suatu hari kamu akan menikah dan meninggalkan ku juga." Katanya pesimis.

"Kalau begitu, jadikan aku istrimu dan aku akan melahirkan banyak anak untuk mu. Dengan begitu Kamu tidak akan kesepian lagi." Jawab ku polos

"Baiklah. Aku berjanji akan menikahi mu. Kamu yang berpakaian pengantin pasti akan cantik sekali." Hatinya terhibur dan tersenyum untuk pertama kalinya sejak kecelakaan itu.

Malam itu, untuk pertama kalinya Ted mengecup keningku.

Akhirnya Ted diasuh oleh pamannya, kakak laki-laki dari papanya. Paman Ted tidak punya anak walaupun sudah lama menikah, mereka sangat menyayangi Ted seperti anak kandung sendiri. Akhirnya Ted merasakan bagaimana kasih sayang dari orang tua. Tetapi, Ted di bawa pergi ke Ibu Kota tempat tinggal Pamannya. Aku nangis berminggu-Minggu sejak kepergiannya. Dan terus menunggu kepulangannya.

Pilihan kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang